Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dilema Sandiaga Uno dan Pariwisata yang Babak Belur

26 Desember 2020   14:59 Diperbarui: 26 Desember 2020   16:40 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PHRI menyebutkan ada PHK besar yang dialami oleh sekitar 550.000 pekerja hotel, atau 78,5% di industri pariwisata. Menginagt, berdasarkan data Badan Pusat Statistisk (BPS), jumlah turis asing yang masuk Indonesia hanya 3,56 juta hingga akhir September 2020. Jumlah itu, anjlok 70,57% secara tahunan (yoy).  Maulana menjelaskan, saat ini walau okupansi hotel mulai merangkak naik menduduki 30%, hal itu tidak bisa dinilai bisa menambal kerugian. Sebab, saat ini kuota yang boleh dioperasikan hanya 50% atau kurang dari itu.

https://industri.kontan.co.id/news/phri-kerugian-industri-pariwisata-karena-pandemi-sudah-lebih-dari-rp-100-triliun
https://industri.kontan.co.id/news/phri-kerugian-industri-pariwisata-karena-pandemi-sudah-lebih-dari-rp-100-triliun
Mencermati data-data di atas, tidak keliru ketika disimpulkan bahwa industri pariwisata negeri ini sedang babak belur. Sangat mungkin banyak yang sudah gulung tikar karena tidak kuat lagi dengan biaya operasional yang terus menerus mengalir keluar sementara wisatawan semakin menurun dan malahan tidak ada. 

Bisa dimengerti kalau Menparekraf Sandi Uno menlihat beratnya tugas untuk memulihkan sektor pariwisata ini pada kondisi normal. Target angka wisatawan sebanyak 18 juta tahun 2020 akan semakin jauh panggang dari api hingga tutup buku 2020. Dan tentu saja ini tantangan yang tidak mudah bagi seorang Sandi mambalikan keadaan dalam waktu singkat.

Strategi Inovasi Berbasis Big Data

Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Sandiaga Uno setelah acara perkenalan di istana negara untuk mengelola Kemenparekraf ini dengan stategi inovasi yang berbasis pada penggunaan big data. Dia menegaskan bahwa inovasi, adaptatif dan kolaborasi akan menjadi tahapan yang akan dikerjakan membangun kembali sektor pariwisata ini.

"Strategi inovasi dengan menggunakan teknologi, menggunakan pendekatan big data, pendekatan kekinian untuk memetakan baik dari segi potensi maupun penguatan, dan memastikan para pelaku sektor pariwisata dan ekraf bisa bertahan," terang Sandiaga Uno. "Tapi bukan hanya survive, tapi juga thrive (tumbuh). Kedua adalah adaptasi, karena kita sekarang menghadapi pandemi, mendahulukan kesehatan dan keselamatan di setiap destinasi pariwisata dan di setiap lini ekraf," imbuh dia. 

Kata inovasi menjadi kunci agar bisa keluar dari situasi yang sangat kompleks dan arah pemulihan ekonomi menjadi positif. Namun, harus diakui tidak mudah, tetapi bukan tidak bisa dikerjakan. Karena dengan penggunaan big data, harusnya peta permasalahan bisa di capture dengan persisi, dan solusipun bisa direkayasa dengan jitu.

Sebab sudah banyak perusahaan yang mampu bertahan dan bahkan eksis serta bertumbuh secara signifikan di tengah pandemi covid-19. Dan kata kunci nya adalah inovasi. Dengan sumber daya yang dimiliki oleh setiap perusahaan, mereka bisa diperdayakan untuk menemukan hal baru di tengah kesulitan karena wabah yang terus menyebar.

Sebagai contoh, dalam sebuah diskusi akhir tahun 19 Desember 2020 oleh DIPMI, Grab Indonesia memberikan sharing gagasan tentang inovasi yang dilakukan oleh Grab di tengah pandemi Covid-19 dengan payung protokol kesehatan yang ketat, mereka memiliki fitur produk atau jasa seperti Geo-tech, Grab_Protect, Grab_Wheels, bahkan juga ada #Covid_Tele_Medical. 

Inovasi seperti itu muncul dengan tetap dalam konteks menjadi visi Grab Indonesia yaitu "Kebahagiaan bagi Semua" dan menjabawakannya untuk menjawab "basic needs" dari setiap konsumen mereka. Model bisnis berbasis digital tidak berubah, tetapi implemenyasi penerapan modelnya yang harus disesuaikan dengan ptokes yang ada. Dan disitulah inovasi itu menjawab tantangan yang ada.

Inilah sesungguhnya, tantangan yang harus dikelola dan dikeembangkan oleh Sandi Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang baru dalam Kabinet Indonesia Maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun