Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Di Balik Perkasanya IHSG, Pertanda Prospek Ekonomi Positif

3 April 2020   15:35 Diperbarui: 4 April 2020   12:48 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi p-19 seakan membuat dunia menjadi stagnan, karena menyentuh langsung interaksi manusia dalam dunia sosial, ekonomi, politik dan sebagainya, sedemikian rupa sehingga setiap orang lebih berada di rumah saja untuk melakukan kegiatannya agar terhindar dari terinfeksi virus misterius ini. 

Masyarakat menjadi panik, kuatir, bahkan menjadi paranoid sehingga mendorong mereka untuk bertindak berlebihan dalam banyak hal. Termasuk menarik dana-dana mereka dari bursa efek sehingga harga saham terdorong menurun dengan drastis. 

Akan tetapi, kepanikan, ketakutan dan paranoid lainnya semakin menurun dan publik mulai menjadi rasional, mampu mengelola diri sendiri. 

Selain efek Covid-19 dan mempengaruhi faktor lainnya, sesungguhnya salah satu faktor kunci yang menjadi penentu adalah pergerakan harga minyak mentah dunia yang selama satu bulan terakhir sempat berada pada titik nadir terdalam. 

Sedemikian rupa sehingga mendorong sikap investor untuk melepas saham-saham mereka. Alasannya wajar saja, kalau terus harga minyak mentah dunia melorot, maka akan mempengaruhi langsung dinamika dunia industri energi. Dan dari industri energi dunia akan berdampak luar biasa kepada sektor lain.

Bagaimana memahami efek domino dari harga minyak mentah dunia ini kepada harga saham? Lagi-lagi sangatlah sederhana, yaitu ketika pandemi covid-19 diberlakukan oleh WHO, maka permintaan akan minyak dunia semakin menurun dan menurun. Tercatat pada awal bulan Maret 2020, penurunan permintaan akan minyak dunia itu sekitar 20 sampai dengan 30%. 

Akibatnya adalah pasukan atau suplai lebih besar dari permintaan. Akhirnya harga minyak mentah dunia menurun drastis juga.  Di pasar AS sendiri, harga minyak mentah AS turun dibawah 20$ As perbarel, dan tentu saja ini membawa implikasi berat bagi dunia perekonomian AS, dan juga ekonomi seluruh jagad raya ini.

Kunci penyelesaian harga minyak mentah dunia adalah bagaimana agar harganya menaik dan tidak semakin menurun, adalah pasukon minyak dipasar harus diturunkan jumlahnya. Ini artinya, produksi minyak dunia harus dikurangi agar sesuai dengan permintaan saja dan dengan demikian harga akan stabil. 

Siapa yang akan menurunkan jumlah produksi minyak? Tentu saja para produsen minyak itu sendiri. Disana ada anggota OPEC dan ada anggota non opec akan memberikan kontribusi penting bagi penurunan produksi ini. 

Kesepakatan dicapai setelah orang nomor satu AS, Presiden Donald Trump, berjumpa dengan Putra Mahkota Raja Arab Saudi, Muhammed Bin Salman, dan Presiden Rusi, Vladimir Putin maka penurun produksi setiap negara besar penghasil minyak mentah disepakati pada hari Senin 30 Maret 2020 yang lalu. 

Dan hasilnya luar biasa, karena langsung di respon oleh pasar modal dengan melakukan investasi di sejumlah saham. Tidak saja di AS, Eropa tetapi juga di Asia dan Indonesia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun