"Anda bisa temukan orang-orang cerdas, bertalenta, serta sukses, yang hanya sedemikian prestasinya karena keterbatasan dalam kepemimpinannya" - John C. Maxwell
I.
Organisasi tanpa pemimpin maka organisasi tidak akan berjalan dengan benar, bahkan tidak pernah akan sampai pada tujuan yang hendak diwujudkannya. Kalau pun terus bergerak, tetapi hanya berjalan di tempat saja, atau malah akan menjadi mundur dan lama-lama akan "bubar".
Pemimpin sangat penting dan memiliki peran sangat sentral dalam kehidupan suatu organisasi. Sedemikian penting peran seorang pemimpin, sehingga kehadirannya akan mengikat siapapun yang berada di dalam organisasi itu. Pemimpin menjadi poros gerak gerik dan dinamika kehidupan organisasi.
Itu sebabnya bisa dimengerti mengapa mencari dan memilih seorang pemimpin yang benar, tepat dan baik itu sangat tidak mudah. Salah memilih dan menetapkan seorang pemimpin, akan menjadi malapetaka bagi organisasi, dan bagi semua orang yang ada di dalam organisasi itu. Dan ketika pemimpin yang dipilih adalah orang yang tepat dan benar serta baik, maka akan menjadi kunci keberhasilan, kesejahteraan organisasi dan semua orang di dalam nya.
II.
Ketika membahas tema Leadership di dalam kelas manajemen, seorang mahasiswa saya mengajukan pertanyaan yang menarik. Dia bertanya begini, "kapan seorang pemimpin dalam sebuah organisasi itu harus diganti?". Sebuah pertanyaan sederhana tetapi sungguh sangat menyentuh hal yang mendasar eksistensi kehidupan sebuah organisasi.
Seperti biasa, sebelum saya memberikan jawaban yang dibutuhkan si mahasiswa ini, saya tergoda mengetahui latar belakang dari pertanyaan si mahasiswa saya ini, sehingga dia mengajukan pertanyaan tersebut. Ketika saya meminta dia menjelaskan apa yang Anda pikirkan dengan pertanyaan itu, dia memberikan fakta-fakta yang menarik.
Mahasiswa yang rajin membaca dan mengikuti isu-isu yang berkembang di sekitarnya, dia mengamati perilaku sejumlah pimpinan di Indonesia, seperti beberapa Gubernur, Bupati, Walikota, bahkan sejumlah Menteri dalam Kabinet Pemerintahan dan sejumlah pejabat publik yang nampaknya tidak mampu mengerjakan tugas utama mereka. Dan lebih banyak berbicara dan berwacana di depan masyarakat, tetapi masalah yang dihadapi tidak juga kunjung tuntas. Lihat saja masalah banjir di sekitar Jabodetabek, dan juga di sejumlah daerah di Indonesia, sepertinya tidak ada solusi dari pemimpin daerah itu.
Kemudian, dia melanjutkan sejumlah fakta lain di sejumlah perusahaan yang pimpinannya, Direktur atau Manajernya tidak berhasil membangun masa depan perusahaan dan lebih banyak hanya mementingkan kepentingan diri sendiri maupun yang lain.
Alasan yang sangat masuk akal, dan pertanyaan apakah pemimpin itu harus diganti menjadi poin kunci menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat atau anggota dalam organisasi.
Ada begitu banyak pemimpin yang menjalankan fungsi, peran dan tugasnya secara benar. Dan karenanya menjadi kesia-siaan belaka. Tidak saja masa depan organisasi tidak pernah tercapai, tetapi juga kehidupan banyak orang yang dimpimpinnya menjadi mubazir belaka, terpuruk, dan menjadi menderita menjalani masa depan mereka.
III.
Tidak mudah menemukan pemimpin yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang cocok dengan sebuah organisasi. Dibutuhkan proses yang ketat dan terjaga dalam memilih seorang pemimpin. Dan ketika terpilih, seharusnya akan menjadi jaminan bahwa seluruh kriteria yang dibutuhkan untuk jabatan pemimpin dipenuhi oleh sang pemimpin.
Walaupun demikian, tetap saja bukan jaminan apakah si pemimpin ini berhasil atau tidak. Sebab, tentu saja setelah dia menjalankan kepemimpinan baru akan nampak kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya.
John C Maxwell dalam bukunya The 21 Irrefutable Lawf Of Leadership (2001) menegaskan bahwa "kemampuan memimpin selalu merupakan katup terhadap keefektifan pribadi seorang pemimpin maupun keefektifan organisasional yang dipimpin".
Artinya adalah apabila  daya kepemimpinan kuat, maka katup nya akan terbuka lebar dan itu menjadi pertanda jalan menuju keberhasilan organisasi. Tetapi sebalimya, apabila memiliki daya kepemimpinan yang lemah, maka dipastikan kesuksesan organisasi yang dipimpinnya menjadi terbatas.
Disinilah kunci sebenarnya apakah seorang pemimpin itu perlu diganti atau tidak. Yaitu ketika si pemimpin daya kepemimpinannya lemah maka katup nya menjadi terbuka sangat sempit dan ini menjadi alasan mengapa tujuannya tidak pernah mampu diwujudkan dengan maksimal.
Tentu saja yang dimaksudkan disini bukan berkenaan dengan kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi murni kepentingan organisasi itu sendiri secara utuh dan menyeluruh. Bahkan ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin, tentu saja tidak bisa dipungkiri. Namun, yang harus diingat adalah bahwa keberhasilan organisasi menjadi klimaks dalam sejumlah indikator kunci yang akan dilihat baik oleh anggota organisasi di dalam maupun orang diluar atau publik.
Bila dicermati dengan seksama, fakta nya adalah bahwa ketika masa sulit muncul dan dihadapi oleh organisasi, dengan sendirinya organisasi akan berusaha mencari calon pemimpin-pemimpin yang baru.
Artinya pula, apabila sebuah negara mengalami masa sulit maka akan dipilih presiden yang baru. Atau Presiden akan mengganti memilih para menteri-menteri baru yang akan membantunya membawa negara ke tujuan yang benar.
Jika sebuah perusahaan  mengalami kerugian terus menerus, maka akan dicari Direktur Utama atau CEO yang baru. Yang lama akan diberhentikan dan kalau perlu dipecat bila ada kesalahan fatal yang dilakukan secara manajerial dan melanggar hukum perusahaan.
IV.
Seorang pemimpin harus sungguh-sungguh menyadari bahwa dipilih sebagai pemimpin berarti kehadirannya harus mengubah organisasi menuju ke tujuan yang ditetapkan bagi organisasi itu sendiri. Kegiatan memimpin, atau sebutkan saja sebagai kempimpinan bisa saja berjalan tetapi hasilnya belum tentu mengarahkan pada tujuan keberhasilan organisasi.
Kata kunci memahami kepemimpinan seorang pemimpin adalah keefektifan. Memimpin dengan efektif berarti semua gerak dan dinamika organisasi berada dan menuju ke perwujudan tujuan organisasi. Â Artinya, kalau organisasi tidak pernah mampu mewujudkan tujuan akhirnya, itu artinya kepemimpinan sang pemimpin tidak efektif. Dan karenanya harusnya dia tidak boleh lagi berada di posisi memimpin, karena hanya akan membuat organisasi yang dipimpin semakin terpuruk.
Secara praktis, hubungan antara kepemimpinan dan keefektifan sangat mudah dalam bidang kegiatan olah raga atau organisasi olah raga. Yaitu, ketika seluruh anggota tim olah raga memenuhi syarat dan bahkan sangat baik, maka masalah biasanya ada di tangan pemimpin tim olah raga itu. Artinya, kepemimpinan sang pelatih lah  serta beberapa pemain kunci dalam tim, yang akan membuat tim itu berbeda dengan yang lain.
Maksudnya, kalau mau mengubah tim menjadi lebih efektif, maka kepemimpinan sang pelatih harus ditingkatkan lebih tinggi lagi. Sebab semakin kuat dan tinggi daya kepemimpinan sang pelatih tim, maka tim yang dipimpin akan semakin efektif menjadi pemenang di medanlaga.
Banyak bukti bisa disaksikan dalam dunia olah raga. Perhatikan tim olah raga mana yang terus menerus memenangkan kompetisi, dan cermati dengan baik itu karena kepemimpinan sang pelatih tim sangat kuat dan solid sehingga anggota tim menjadi sangat efektif.
Ditangan pelatih sebagai pemimpin akan terukur bagaimana dia menyusun rencana, strategi dan mendaratkan semua rencana dan strategi di tengah-tengah tim yang dipimpinnya.
Sebuah contoh yang bagus misalnya di perusahaan Apple. Ketika dimulai Appale diluncurkan  akhir tahun 1970-an, Steve Wozniak adalah otak di balik computer merk Apple. Kemampuan memimpinnya sangat rendah, namun tidak demikian halnya dengan mitra bisnisnya, yaitu Steve Jobs.
Harus diakui bahwa kemampuan memimpin dari Steve Jobs sangat tinggi dan kuat sehingga dia berhasil membangun organisasi bisnis Apple Inc dengan organisasi kelas dunia yang disegani hingga sekarang, walaupun Steve Jobs sudah meninggal., dengan nilai perusahaan Apple yang dicetak  memasuki 9 digit. Dan itulah sesungguhnya realitas dari penerapan Hukum Katup yang di introdusir oleh John C Maxwell.
Jadi, pertanyaan mahasiswa saya tentang kapan seorang pemimpin harus diganti, dapat dijawab yaitu ketika sang pemimpin memiliki daya kepemimpinan yang lemah dan rendah, dia harus diganti dan dicari pemimpin yang baru.
Membiarkan seorang pemimpin yang lemah kepemimpinannya hanya akan merusak organisasi, menyengsarakan orang-orang di dalam organisasi dan menjadi sumber masalah dengan lingkungan perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya. Organisasi akan sangat sibuk dengan semua masalah demi masalah yang diciptakan oleh sang pemimpin karena daya kepemimpinan yang sangat lemah !
Yupiter Gulo, 22 Fabruari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H