Tidak bisa dibayangkan, apabila ada seseorang yang tidak memiliki kesetiaan dalam menjalani hidupnya setiap hari, maka tidak pernah akan sampai pada tujuan akhir yang diinginkan.
Hidup yang benar harus dijalani dengan kesetiaan yang sungguh-sungguh hingga sampai pada akhir yang dituju. Kesetiaan membutuhkan pengorbanan, sebab pengorbanan menjadi bagian dasar dalam mencapai tujuan akhir.
Di dalam praktek, bisa disaksikan, begitu banyak orang yang tidak lagi memiliki kesetiaan dalam menjalani hidup. Bahkan apa yang menjadi panggilan kunci dan utama dalam hidupnya, sangat mungkin sudah dilupakan. Hidup seperti ini, hanya akan semakin mengantar perjalanan di luar jalur yang sebenarnya, dan itu pasti hasilnya kesia-siaan belaka.
Apapun yang menjadi panggilan hidupmu, pastikan dirimu, dan yakinkan pikiran dan hatimu, bahwa Anda sedang dalam jalur yang benar dengan kesetiaan 100%.
IV.
Di dalam buku perjanjian baru, Rasul Paulus sangat mengapresiasi dan memuji kesetiaan yang dipertontonkan oleh warga jemaat yang ada di kota Tesalonika atas perjuangan mereka, terkait dengan (i) pekerjaan iman, (ii) usaha dan perjuangan kasih mereka, dan (iii) ketekunan akan pengharapan mereka kepada Tuhan.Â
Keadaan yang dihadapi oleh warga jemaat di kota Tesalonika ini tidak mudah, banyak tantangan berat yang menghadang, terutama mereka harus meninggalkan hidup lama mereka untuk melayani Allah yang hidup dan benar, terutama untuk menantikan kedatangan Sang Juru Selamat kehiduapan mereka.
Kesetiaan mereka diuji akan pengharapan yang sangat besar akan kasih Sang Juru Selamat kehidupan sebagai sumber inspirasi yang memberikan fokus hidup hanya kepada sang juru selamat.
Fokus kepada pengharapan kedatangan Juru Selamat, memberikan kekuatan yang luar biasa buat mereka untuk melupakan semua masalah dan kesulitan hidup yang mendera mereka hari demi hari. Termasuk kesanggupan dan kemauan serta kemampuan mereka untuk bersaksi dan memberitakan kabar baik bagi keselamatan semua orang.
Warga jemaat di Tesalonika seakan mendapatkan sebuah kekuatan, kemampuan bahkan pengetahuan untuk terus bersaksi akan kedatangan Sang Penyelamat, karena mereka sangat setia pada pengharapan dan kasih yang menjadi panggilan hidup percaya dan iman dalam diri mereka.
Darimana sumber kekuatan yang dimiliki itu? Tentu saja dari Tuhan sendiri melalui Roh Kudus yang menemani dan menuntun warga jemaat melakukan perkara-perkara imaniah itu.