Pengaruh pornografi melalui VCD/DVD ataupun internet semakin memudahkan orang jatuh dalam dosa jenis ini, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa sampai yang usianya sudah lanjut.Â
Media sosial telah menjadi sarana pintu masuknya informasi yang sangat dahsyat terjadinya dosa seksual. Perhatikan saja, media sosial yang menawarkan tontonan seksual yang sangat singkat hingga yang durasi panjang.
 Semua bisa diakses dengan mudah, murah, cepat namun di ujung sudah menanti "maut" dosa tiada ampun.
Informasi dalam bentuk movie, video yang berkualitas tinggi dengan akses internet yang gampang, memaksa, menguasai dan mengendalikan setiap penontonnya.Â
Karena ruang yang sangat pribadipun ditembus tanpa sekat sama sekali. Karena semua video itu dapat ditonton kapan saja, dimana saja, dengan situasi apa saja.Â
Akibat fatalnya adalah setiap orang seperti memakan makanan kesukaan yang tidak bisa dilepaskan setiap saat.
Betul sekali, banyak orang menjadi kecanduan seks! Menjadi penikmat dosa seksual. Tidak sendirian, kalau perlu dilakukan dengan beramai-ramai, sehingga dianggap menjadi budaya yang mengikat semua pemeluknya.
Secara kasak mata, komunitas dunia selebriti sebagai contoh nyata yang sangat baik terjadinya dosa seksual ini. Disana terjadi berbagai penyimpangan seksual, perselingkuhan dan perceraian kian marak dan tidak tabu lagi.Â
Mereka yang melakukannyapun seakan tidak ada masalah, dan merasa bahagia saja adanya. Sungguh, perilaku menyimpang yang aneh bin ajaib.
Masyarakat seakan-akan tidak berdaya melawan perilaku menyimpang itu, dan hanya pasrah saja menyaksikan dan menonton pelaku-pelaku ini di berbagai layar media yang tersaji hampir setiap hari tanpa henti. Sungguh tanda-tanda kehidupan yang menuju pada "kehancuran".
Bermain-main dengan dosa seksual menjadi musuh utama sebuah pernikahan dan keluarga. Karena menikah dan berkeluarga merupakan perintah dari Sang Pemberi Hidup untuk melanjutkan kehidupan yang benar dan baik demi masa depan umat manusia di dunia ini.Â