Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rabu Abu, Memaknai Hidup yang Rapuh

7 Maret 2019   07:09 Diperbarui: 7 Maret 2019   18:50 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerapuhan Hidup Manusia

Sesungguhnya hidup manusia itu rapuh adanya yang ditunjukkan oleh berbagai kecenderungan, seperti gampang bahkan sudah rusak, patah, pecah, lemah dan  sakit-sakitan, atau perhatikan pendiriannya yang tidak teguh, mudah berputus asa, gampang tersinggung, iman yang tidak teguh, mudah sekali tergoda serta terombang-ambing oleh tekanan, bahkan mulutnya pun tak bisa menjaga dan memelihara kata-kata yang menghidupkan, sehingga tidak dapat menyimpan rahasia.

Hidup manusia itu rapuh adanya sehingga ketika pengaruh dari lingkungan sekitarnya semakin kencang maka hidup itu bisa saja hancur berkeping-keping ketika tidak memiliki daya tahan yang kuat melawan perubahan dan tekanan yang datang, baik diminta atau tidak diharapkan. 

Banyak otang yang mampu bertahan, tetapi jauh lebih banyak lagi yang tidak mampu bertahan. Kalaupun mampu bertahan, hidupnya terseok-seok melangkah.

Setiap maanusia memiliki daya tahan dan kemampuan melawan kerapuhan hidup. Sangat ditentukan oleh banyak faktor. Antara lain, tingkat pemahaman dan sikap seseorang terhadap makna hidup yang dimiliki yang dijalankan. 

Pengetahuannya sekitar bagaimana menjalani hidup yang benar dan baik ditengah hidup yang bergejolak. Konsistensi untuk berlatih dan terus melatih diri untuk menghadapi segala situasi yang ada dalam perjalanan hidupnya.

Tidak ada orang yang bebas dari hidup yang rapuh, tetapi kualitas hidup orang tergantung dari bagaimana mengelola kerapuhan hidupnya. Ibarat kehidupan satwa di hutan liar belantara, yang didalamnya hidup berbagai jenis binatang. Maka dipastikan, hanya yang kuatlah yang akan bertahan hidup. Karena disana ada banyak peristiwa saling memangsa antara satu denga yang lain, hanya agar bisa bertahan hidup.

Rabu Abu

Hari Rabu, 6 Maret 2019, merupakan peristiwa yang sangat penting dan mendasar bagi kehidupan orang Kristen diseluruh dunia. Karena hari ini merupakan dimulainya peringatan tentang bagaimana hidup manusia yang fana dan rapuh adanya yang dikenal sebagai Rabu Abu atau Ash Wednesday dan diperingatin dalam ibadah khusus, Ibadah Rabu Abu, untuk mengingatulangkan bahwa hidup ini seperti abu dan debu saja.

Rabu Abu menjadi penanda dimulainya peringatan hari-hari raya gerejawi yang periodenya sangat panjang, yaitu sekitar 3 bulan lamanya, dan disebut sebagai Masa Raya Paskah/Paska. Akan diperingati selama 40 hari lamanya sebelum tiba masa Paskah, yaitu pusat Perayaan Paskah, dan 50 hari sesudah itu hingga peringatan Minggu Pentakosta.

Mengapa ibadah Rabu Abu sangat strategis, karena  umat akan menjalani 40 hari lamanya untuk merenungkan dan mengingat ulang bagaimana proses penderitaan yang dilalui dan dialami oleh Yesus hingga disalibkan di Golgota, bahkan mati dan dikuburkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun