Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rahasia 17 Pelajaran Menjadi Pribadi Berprestasi dari Napoleon Hill

21 Januari 2019   17:55 Diperbarui: 23 Januari 2019   03:55 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Achivement atau prestasi merupakan kata yang memiliki nilai magis dalam pengelolaan sumberdaya manusia, yang terus menerus berkembang dan memiliki berbagai dimensi kunci. Dikatakan magis karena semua perusahaan selalu mengharapkan dan menuntut setiap karyawan untuk berperestasi secara terus menerus.

Tak hanya itu saja, kata achievement juga menjelaskan bagaimana seorang karyawan harus bekerja, kemana arah karirnya, bagaimana promosi yang akan dilewati, bahkan rewards dan bermacam fasilitas seperti apa yang akan diperoleh oleh seorang karyawan dengan prestasi, kinerja dan capaian yang direalisasikannya melalui tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.

Memang achievement sering juga dilihat sebagai sebuah misteri tersendiri, karena formulasi untuk mencapai prestasi gemilang masih belum ada. Yang ada adalah rangkaian pengalaman-pengalaman prestasi yang dicapai oleh orang-orang terdahulu. Dan karenanya, formulasi tentang bagaimana mencapai achievement yang tinggi, terus menerus digali, didalami dan ditelaah dan diteliti oleh banyak ahli.

Lihat misalnya perkembangan Teori Motivasi yang terus berkembang dari waktu kewaktu, yang didalamnya membahas bagaimana seseorang bisa termotivasi untuk mencapai prestasi terbaiknya secara terus menerus.

Teori Motovasi, tidak lagi hanya dikenal dari Abraham Maslow tentang Hierarchies of Needs-nya. Tetapi ada teori-teori seperti Dua Faktor, Teori X-Y, Teoeri Keadilan, dan teori motivasi lainnya.

Adalah David McCleland yang secara khusus memberi perhatian pada achievement ini. Dia merumuskan bahwa setiap manusia memiliki tidak kebutuhan, yang dikenal dengan n-Ach untuk need for achievement adalah kebutuhan untuk berprestasi, n-Pow untuk need for Power yaitu kebutuhan untuk berkuasa, dan n-Aff untuk need for Affiliation adalah kebutuhan untuk berafiliasi dengan sesamanya.

Teori Motivasi dari MacCleland ini telah menjadi rujukan terpopuler ketika membahas tentang bagaimana agar karyawan bisa memiliki kebutuhan bahkan kehausan untuk berprestasi. Dan dengan demikian sudah begitu banyak teori dan kajian yang dilakukan untuk mencari berbagai caraa, metode, teknik dan strategi untuk berprestasi secara pribadi maupuns secata teamwork.

Salah satu tips yang sangat praktis dikemukan oleh tokoh motivator terkenal, Napoleon Hill melalui 17 prinsip yang menjadi pelajaran penting bagi setiap orang untuk bisa berprestasi dengan gemilang.

Ke-17 prinsip ini, bukan saja hanya sekedar pelajaran, tetapi juga sesungguhnya menjadi rahasia untuk berprestasi. Memepelajari dan mencobanya, tidaklah sulit, bahkan begitu sederhananya. Namun, hanya mereka yang terus menerus mencoba melakukannya setiap saat mampu membuktikan Rahasi 17 Pelajaran dari Napoleon Hill ini.

Inilah dia 17 rahasia berprestasi ala Napolen Hill:

  • Lesson 1: Definiteness of Purpose
  • Lesson 2: Mastermind Alliance
  • Lesson 3: Applied Faith
  • Lesson 4: Going the Extra Mile
  • Lesson 5: Pleasing Personality
  • Lesson 6: Personal Initiative
  • Lesson 7: Positive Mental Attitude
  • Lesson 8: Enthusiasm
  • Lesson 9: Self-Discipline
  • Lesson 10: Accurate Thinking
  • Lesson 11: Controlled Attention
  • Lesson 12: Teamwork
  • Lesson 13: Adversity & Defeat
  • Lesson 14: Creative Vision
  • Lesson 15: Health
  • Lesson 16: Budgeting Time & Money
  • Lesson 17: Habits

http://attitudes4innovation.com/10-powerful-prosperity-lessons-from-napoleon-hill/
http://attitudes4innovation.com/10-powerful-prosperity-lessons-from-napoleon-hill/
Pelajaran 1: Definiteness of Purpose 

Pada umumnya orang memahami dan menyadari hal ini tetapi sesungguhnya hanya sedikit sekali orang yang melakukannya dalam pekerjaan bahkan dalam hidupnya sekaligus. Ini menjadi sebuah misteri, kecenderungan orang untuk selalu mengabaikan hal-hal yang nampaknya sederhana, tetapi dampaknya tidaklah sesederhana rumusannya, bahkan bisa fatal yaitu hidup yang gagal dan tidak berarti.

Apapun yang dilakukan dalam hidup ini, tidak saja hanya pada pekerjaan sebagai manajer, direktur atau karyawan biasa, harus dimulai dari dari kejelasan tujuan yang hendak dicapai dan diwujudkan. Ini tidak boleh dianggap remeh apalagi tidak boleh tidak harus dibuat. Kalau perlu, biasakanlah, bahwa sebelum seegala sesuatu jelas tujuannya, lebih baik jangan lakukan, walaupun dalam hal yang sangat sederhana sekalipun.

Fahami dengan benar dan sungguh-sungguh bahwa, kepastian tujuan itu merupakan titik awal dari semua pencapaian yang diinginkan. Tanpa tujuan dan rencana, orang hanya akan menjadi laying-layang yang melayang tanpa tujuan melalui hidup yang dituju.

Hentikanlah kebiasaan hidup yang tidak jelas tujuannya, dan mulailah kebiasaan untuk merumuskan tujuan dengan jelas, tegas, terang benderang dan pikirkan langkah-langkah serta sumberdaya yang harus dibutuhkan untuk mewujdukan tujuan itu.

Fahamailah bahwa hanya orang-orang yang memiliki tujuan yang jelas dan pastilah yang memiliki kemungkinan besar berhasil berprestasi dengan gemilang ketimbang orang-orang yang memulai pekerjaannya tanpa tujuan yang jelas.

Pelajaran 2: Mastermind Alliance

Banyak orang tidak menyadari bahwa dia itu makhluk sosial, yang berarti dia ada karena hubungan dengan orang lain, dan tidak mungkin dia akan melanjutkan hidupnya dengan sendirian saja. Akibat dari ketidsaksadaran ini, maka banyak orang tidak mengelola hubungan dengan orang lain dengan baik, optimal bahkan maksimal.

Akibat fatalnya adalah prestasi yang dicapai menjadi biasa-biasa saja, dan tidak gemilang. Padahal, bekerja bersama dengan orang lain, akan memberikan sinergi yang luar biasa, sehingga prinsip 1+1 > 2 menjadi kenyataan dalam berprestasi.

Prinsip mastermind menegasikan bahwa berpikir itu terdiri dari aliansi dua atau lebih pikiran yang bekerja bersama-sama dalam sebuah harmoni yang sempurna untuk mencapai tujuan yang sama. Setiap orang harus memanfaatkan semua pikiran-pikiran yang dimiliki dan ada untuk menghasilkan sinergi yang besar dan luar biasa.

Pesan rahasianya adalah bahwa kesadaran seseorang bahwa kesuksesan tidak datang tanpa kerja sama orang lain, tetapi dibangun dalam sebuah relasi yang harmonis dengan semua orang lain yang dibutuhkan.

Pelajaran ini menegaskan bahwa setiap orang harus mengembangakn keterampilan sosial dalam mengelola hubungan dengan orang-orang lain yan dibutuhkan. Tidak selalu orang yang jauh, tetapi orangtua, saudara, anak atau pasangan juga merupakan aliansi yang harus dikelola dengan optimal.

Pelajaran 3: Applied Faith 

Manusia pada dasarnya adalah mahkluk yang memiliki dimensi spiritual, dan karenanya dipastikan hanya manusia spirituallah yang memiliki dimensi iman, kepercayaan kepada Sang Tuhan pencipta langit dan bumi serta segala isinya dan yang juga menciptakan manusia.

Ini menegaskan pengakuan orang beriman, yang mengakui otoritas Tuhan dalam hidupnya, dan karenanya meyakini dan mengimani bahwa Tuhan akan memberikan anugerhaNya dan berkatnya kepada Sang Manusia. Juga meyakini support dari Sang Tuhan dalam menjalani hidup dan kehidupannya.

Saya piker, disinilah letak kehabatan manusia sebagai ciptaan Tuhan dibandingkan dengan makhluk lainnya, seperti binatang.

Iman adalah kondisi pikiran yang melaluinya tujuan, keinginan, rencana, dan tujuan Anda dapat diterjemahkan ke dalam padanan fisik atau bahkan dalam aspek finansial dan aspek lainnya.

Pesannya rahasia sesungguhnya bahwa dengan melaksanakan imannya, maka seseorang tidak pernah akan putus asa dan pengharapan tentang apapun juga dalam hidupnya. Terlebh lagi ketika dia mengimani bahwa hidup ini akan terus berlanjut, tidak saja didalam dunia yang fana ini tetapi juga dialam yang lebih indah, yaitu surgawi.

Pelajaran 4: Going the Extra Mile

Pelajaran keempat ini sangat mendasar untuk membangun karakter menjadi pribadi yang berorientasi prestsi. Hidup atau bekerja tidak sekedar keterpaksanaan tetapi hidup itu harus direalisisakan dengan utuh dan maksmal, karena diyakininya bekerjaa secara totalitas merupakan cara untuk bertumbuh secara maksimal.

Pesan rasahasianya mengatakan bahwa ketika Anda berusaha lebih keras maka hukum kompensasi mulai berlaku. Anda akan diikuti dengan ketat semua yang menjadi hak Anda ketika sudah melakukan yang terbaik melalui pekerjaan, aktifitas yang dicurahkan.

Melangkah lebih jauh adalah tindakan memberikan layanan yang lebih banyak dan lebih baik daripada yang Anda bayar saat ini. Ketika Anda berusaha lebih keras, hukum kompensasi mulai berlaku.

Nasehat rahasianya mengatakan bahwa apabila Anda diminta berjalan 1 mil, maka berjalanlah 2 mil, kalau disuruh bekerja 5 jam, kerjakanlah 6 jam, kalau Anda minta menghasilkan 10 unit produk, maka hasilkanlah 15 unit produk.

Pelajaran 5: Pleasing Personality 

Kepribadian yang menyenangkan merupakan tuntutan dalam mengembangkan dan mengelola relasi sosial yang dibutuhkan untuk mencapai prestasi terbaik Anda.

Dalam praktek banyak orang yang mengabaikan kepribadian yang menyenangkan itu, akibatnya banyak kesempatan berhasil yang lewat atau hilang begitu saja. Orang pasti akan tidak doyan berhubungan atau berelasi dengan orang yang memiliki kepribadian yang buruk.

Fahamilah bahwa sebetulnya kepribadian adalah keseluruhan dari sifat dan kebiasaan mental, spiritual, dan fisik yang membedakan seseorang dari yang lain. Itu adalah faktor yang menentukan apakah seseorang disukai atau tidak disukai oleh orang lain.

Kalau mau menjadi pribadi yang selalu berorientasi prestasi terbaik, kenali dengan betul sifat-sifat dan karakteristik yang dimiliki, dan dikembangkan terus menerius agar menjadi meningkat, dan dengan demikian maka Anda akan membawa diri sebagai orang menyenangkan dan disenangi dan dibutuhkan oleh orang lain. Bukan saja karena kemampuan dan kompetensi yang dimiliki tetapi karena memiliki pribadi yang menyenangkan.

Pelajaran 6: Personal Initiative 

Pribadi-pribadi yang mencirikan keberhasilan dan berorientasi pada capaian adalah yang tidak selalu menunggu untuk disuruh, diperintah atau dipaksakan, tetapi selalu memiliki inisiatif, memulai lebih dahulu, proaktif dalam segala hal, menjadi pembawa keceriaan dan semangat dalam lingkungan dan kelompoknya.

Ini sangat dibutuhkan agar selalu bisa mencapai prestasi terbaik setiap saat. Dengan cara mengembangkan dan melatih sensitifitas atau kepekaan terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan kerja dan mampu bertindak dengan segera sebelum sebuah situasi menjadi kritis atau kritis dan menjadi rumit.

Inisiatif pribadi adalah kekuatan yang mengilhami penyelesaian apa yang sudah dimulai. Ini adalah kekuatan yang memulai semua tindakan. Tidak ada orang yang bebas sampai dia belajar untuk melakukan pemikirannya sendiri dan mendapatkan keberanian untuk bertindak sendiri.

Pelajaran 7: Positve Mental Attitude 

Jangan bermain-main, apalagi menganggap remeh sikap Anda dalam menghadapi apapun. Sebab, banyak sumber pesoalan bahkan malapetaka hidup terjadi karena seseorang tidak mampu mengendalikan sikap yang benar dalam hidupnya.

Pada umumnya orang meyakini bahwa sikap itu bisa segala-galanya. Artinya, sikap atau attitude dapat memberikan perbedaan yang sangat besar terhad prestasi atau capaian yang diinginkan.

Artinya bila sikapnya tidak benar, sangat mungkin hasil yang dicapai juga tidak benar alias jelek. Sebaliknya bila sikap diambil dan dikembangkan benar dan baik maka hasilnya kemungkinan baik sangat tinggi.

Sikap mental positif adalah sikap mental yang benar dalam segala keadaan. Keberhasilan lebih banyak menarik dan mendorong kesuksesan dan prestasi yang gemilang,  sementara  sikapa mental negative dipastikan akan lebih banyak mendorong  demi kegagalan yang bisa sangat menyakitkan.

Pelajaran 8: Enthusiasm 

Bicara antusiasme berarti bicara aktualisasi segala sesuatu yang positif, optimis dan semangat yang memnggebu-gebu untuk melakukan dan memberikan yang terbaik didalam kehidupan ini, seakan-akan hidup ini hanya sekali saja, bahkan hanya untuk hari ini dan saat ini, sehingga semua yang terbaik yang ada didalam hati, pikiran, jiwa dan seluruh totalitas hidup harus diekspresikan.

Bila Anda memiliki antusiasme yang terjaga dengan ketat maka percayalah prestasi terbaik Anda akan terus muncul dan mencapai klimaksnya setiap saat dalam aktifitas yang dilakukan. Sebab, sesungguhnya antusiasme itu merupakan bentuk iman yang dimiliki dalam tindakan. Ini adalah emosi yang kuat yang dikenal sebagai hasrat yang membara nan menggebu-gebu bak gunung api meletus. Dia akan menembus apa saja yang menghadang dan mengahalangi jalan keluarnya.

Itulah yang disebut antusiasme, menjadi jaminan bagi siapa saja untuk mampu mewujudkan secara konkrit apa yang menjadi targetnya, tujuannya. Antusiasme datangnya dari dalam diri seseorang yang merupakan energy murni yang dihasilkan dari berbagai kombinasi semua hal yang baik, positif dan menjelma menjadi sebuah peluru yang mendorong sangat ekstrim melakukan yang terbaik.

Antusiasme yang datang dari dalam jati diri seseorang dan akan memancar keluar dari dalam diri seseorang dalam bentuk ekspresi wajah, suara yang keluar dan aura seluruh tubuhnya.

Mereka yang memiliki antusiasme yang kuat memiliki persediaan energi tiada batas, dan tidak pernah mengenal lelah hingga sampai pada tujuan yang diimpikannya.

Milikilah antusiasme yang kuat dan terjaga serta terawatt dengan baik dari waktu ke waktu.

Pelajaran 9: Self-Dicipline 

Pelajaran kesembilan ini membahas rentang disipilin diri sendiri. Sering difahami sebagai kemampuan mengontrol dan mengandalikan diri sendiri setiap saat.

Ini pelajaran yang sederhana tetapi sulitnya setengah mati. Tidak banyak orang yang mampu melakukannya, tetapi yang mampu menerapkannya dipastikan akan menjadi pribadi yang kuat mencapai prestasi terbaik setiap saat. Mengapa sulit, karena disiplin diri pada dasarnya melawan dan berperang dengan dirinya sendiri. Semuanya medan peperangan itu ada dalam pikiran sendiri.

Pesan rahasianya adalah apabila Anda tidak mampu mengendalikan pikiran Anda, maka sesungguhnya Anda tidak dapat mengendalikan kebutuhan Anda. Dimulai dari pikiran itu sendiri, dan dieksekusi oleh tubuh, perilaku dan akfititas sehari-hari.

Oleh karena itu, harus berlatih untuk bisa mengendalikan pemikiran sendiri, mulai dari hal-hal yang terkecil sekalipun. Disiplin diri dimulai dengan penguasaan pemikiran sendiri. Jika Anda tidak mengendalikan pikiran Anda, Anda tidak dapat mengendalikan kebutuhan Anda. Disiplin diri membutuhkan keseimbangan emosi hati Anda dengan kemampuan berpikir Anda.

Pelajaran 10: Accurate Thinking 

Banyak orang mengabaikan ketepatan atau keakuratan dalam berpikir. Khususnya mereka yang tidak terbiasa dengan kalkulasi matamatis tentang apa saja dalam hidup ini.

Yang hendak ditegaskan adalah bahwa hanya mungkin Anda akan bertumbuh dan berkembang secara signifikan apabila mampi menenunukkan perubahan yang dibuat, yang menjadi dampak dari akfitas utamanya. Keakuratan berpikir menjadi pemandu yang sangat baik, untuk melihat perkembangan dan perubahan yang dicapai.

Pada satu sisi kekuatan pikiran itu merupakan kekuatan yang paling berbahaya apabila salahdalam mengendalikannya. Tetapi disisi lainnya, kekuatan pikiran juga hal yang paling menguntungkan yang tersedia bagi manusia, tergantung pada bagaimana ia digunakan.

Pelajaran 11: Controlled Attantion 

Apabila seseorang mampu memfokuskan perhatian yang dimiliki untuk sebuah tugas dan tanggungjawab, maka hasilnya akan jauh lebih besar dari yang diduganya sendiri. Oleh karena itu perlu latihan serius dan terus menerus untuk bisa mengontrol perhatiannya sendiri, paling tidak, tidak menjadi menyebar dan sporadis kemana-mana.

Perhatian yang terkendali mengarah pada penguasaan dalam segala jenis usaha manusia, karena hal itu memungkinkan seseorang untuk memusatkan kekuatan pikirannya pada pencapaian tujuan yang pasti dan menjaganya agar tetap diarahkan pada tujuan yang tegas.

Apabila perhatian tidak dapat dikontrol, maka yang terjadi adalah pemborosan energy, sumberdaya pribadi sehingga tujuan akhir tidak akan dapat diraih dengan maksimal, bahkan malah bisa kegagalan yang dijumpai. Ini menjadi alat yang sangat bagus untuk tepat fokus pada hasil akhir yang terukur, dan dapat dicapai bila perhatiannya sendiri dapat dikendalikan

Pelajaran 12: Teamwork 

Ada pameo yang sangat terkenal mengatakan "apabila Anda mau cepat sampai ke tujuan berjalanlah sendirian saja, tetapi apabila Anda mau perjalanan Anda lebih jauh maka pergilah bersama-sma dengan orang lain".

Pameo ini memperlihatkan kekuatan sebuah teamwork sebagai sarana yang mampu memompa sumberdaya energy tambahan bagi setiap anggota kelompok, agar mampu menyelesaikan pekerjaan yang lebih besar dan luas.

Perhatikan gerombolan angsa yang terbang secara bersama-sama, walaupun ribut karena mengeluarkan suara yang keras, itu menjadi cara mereka untuk berada dalam sebuah barisan yang saling menopang, menguatkan dan menyemangati untuk bisa terus terbang jauh dan jauh.

Mencapai prestasi terbaik tidak mungkin tanpa kerja tim yang solid dan kuat. Kerja tim itu merupakan kerja sama yang harmonis yang bersedia, sukarela dan gratis diantara semua anggota tim yang terbentuk.

Hasil-hasil survei memperlihatkan bahwa kapanpun semangat kerja tim akan ikut mempengaruhi yang mendominasi dalam bisnis atau industri, kesuksesan tidak dapat dihindari. Kerja sama yang harmonis adalah aset berharga yang dapat Anda peroleh secara proporsional dengan pemberian Anda.

Pelajaran 13:  Adversity & Defeat 

Tiada yang selulu mulus dan lancar jaya sampai ketujuan akhir yang menggembirakan. Yang terjadi adalah selalu ada kegagalan dan kesalahan yang terjadi, baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Akan selalu mengikuti setiap pergerakan dan perjuangan orang dimana saja dan dengan stsatus apapun juha.

Kegagalan dan kesalahan merupakan proses penting untuk mencetak prestasi gemilang dalam hidup. Artinya, ketika gagal dan salah, maka itu pelajaran empirik yang mahal, karena nyata-nyata terjadi dalam hidup seseorang. Sebuah fakta dan bukan opini.

Banyak orang gagal dan terus gagal, bahkan lebih parah dari itu, hanya karena ketkdamampuannya mengelola dan mensikapi kegagalan dan kesalahan yang terjadi. Orang berhasil melihat kegagalan dan kesalahan sebagai sumber energi baru yang harus terus diremajakan.

Banyak yang disebut kegagalan hanya mewakili kekalahan sementara yang mungkin terbukti menjadi berkah tersembunyi dalam sebuah perjuangan yang dilakukan dengan setia oleh seseorang. Keberhasilan individu biasanya dalam proporsi yang tepat dari ruang lingkup kekalahan yang dialami dan dikuasai individu.

Pelajaran 14: Creative Vision 

Merumuskan visi dan misi tidak boleh dianggap sebagai sesuatu formalitas atau pro forma saja. Tidak sama sekali. Bahkan malah yang dituntut adalah perumusan visi yang kreatif, dalam pengertiannya lebih now, lebih molenial.

Visi kreatif dikembangkan oleh penggunaan imajinasi seseorang yang bebas dan tak kenal takut. Itu bukan kualitas ajaib yang dengannya seseorang berbakat atau tidak berbakat saat lahir.

Seseorang yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola visinya, maka visi mampu dikreasi dengan baik, mudah dimengerti, aplikatif dan selalu meremajakan dorongan baru dalam diri seseorang untuk terus mentransforsikan dirinya.

Pelajaran 15: Health 

Banyak orang hebat didunia ini, tetapi banyak yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang prima, bahkan banyak yang mengalami gangguan kesehatan serius yang sering menjadi ujung hidup melalui kematian yang dihadapi.

Tanpa kesehatan yang prima jangan bicarakan tentang prestasi terbaik. Dalam dunia olah raga  ada ungkapan serius yang berbunyi dimana ada tubuh yang sehat disitu ada pikiran yang cemerlang.

Jadi, kesehatan merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab ketika tubuh fisik tidak ada dalam pengendalian yang benar maka segala macam penyakit akan bermunculan dan bisa saja akan membawa ajal hidup.

Tetapi dengan kehetan tubuh dan pikiran yang sehat dan prima maka itu menjadi syarat agar anda bisa mencetak prestasi gemilang.

Kesehatan yang sehat dimulai dengan kesadaran kesehatan yang sehat, seperti halnya kesuksesan finansial yang dimulai dengan kesadaran kemakmuran. Dan sesungguhnya mencapainya tidaklah sesulit dibayangkan, apabila diikuti oleh tekad dan kemauan berkarakter baja keras.

Pelajaran 16: Budgeting Time and Money 

Waktu dan uang semua orang memilikinya dan sebagai sumber daya yang sangat berharga dalam menjalani hidup, dalam bekerja dalam semua akftifitas yang dilakukan dari hari ke sehari.

Namun demikian, tidak selalu sama sikap orang ketika mengelola waktu dan uang dimiliki. Orang yang smart, akan mampu mengendalikan waktu dan uang yang dimiliki untuk menopang pecapaian dan realisasi mimpi-mimpi nya.

Waktu dan uang adalah sumber daya yang berharga, dan hanya sedikit orang yang berjuang untuk sukses yang percaya bahwa mereka memiliki salah satu kelebihan.

Pelajaran 17: Habits 

Pelajaran terakhir yaitu pelajaran ke 17, bentuknya adalah habits atau kebiasaan. Menjadi pelajaran terakhir karena merangkum semua pelajaran sebelumnya. Artinya, apabila 16 pelajaran sebelumnya diterapkan secara konsisten dan penuh semangat dengan topangan disiplin yang kuat, maka yang muncul adalah sebuah habits, sebuah kebiasaan seseorang yang bermental prestasi gemilang dari waktu ke waktu.

Mengembangkan dan membangun kebiasaan positif mengarah pada ketenangan pikiran, kesehatan, dan keamanan finansial. Anda berada di tempat Anda sekarang karena kebiasaan dan pikiran serta perbuatan Anda yang sudah mapan yang dimiliki dan yang dibangun dibentuk dari tahun ke tahun, dari hari ke hari.

Yupiter Gulo, 21 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun