Difahami bahwa pikiran menjadi pemandu keseluruhan aktifitas keseharian setiap orang. Bahkan seorang tokoh spiritual, Joyce Meyers mengatakan bahwa tubuh Anda akan pergi dibawa oleh pikiran Anda, bukan tubuh yang membawa pikiran. Jadi, apabila pikiran itu keliru maka kacaulaulah tubuh itu, dengan melakukan hal yang salah.
Oleh karenanya, pikiran itu membutuhkan keterampilan mengelolanya agar tubuh dan fisik, bahkan diri seseorang tdiak salah dalam bertindak. Sebab, dalam kenyataannya pemikiran Anda seringkali salah, dan bisa jadi tersesat dan jatuh berkeping-keping kehidupan Anda.
Bagaimana dengan aspek intuisi yang dimiliki? Sesungguhnya sama saja dengan pikiran yang dimiliki, artinya intuisi Anda seringkali bercacat cela, dan sangat mungkin dia akan memberikan arah yang keliru dalam bertindak, berpikir, berbicara dan bertindak. Â Oleh karenanya, intuisipun harus dilatih dan diolah dari hari ke hari agar tidak menyesatkan Anda.
Dan ketika seseorang tidak melatih dan berlajar mengelola emosi yang dimiliki, maka emosi Anda seringkali menuntun Anda kepada jalan buntu. Pesannya, jangan selalu mengandalkan emosi dalam mengambil keputusan dan dalam menyelesaikan masalah. Karena hanya dengan emosi bisa saja ujungnya "buntu".
Jadi, pesan kuncinya adalah seseorang disarankan untuk tidak bisa bergantung pada semua yang di rasakan saja, tetapi harus dikombinasikan dengan pikiran yang rasional yang mampu menganlisis logic tidaknya sebuah situasi, dan kembangkan emosi untuk merasakan secara real lingkungan yang dihadapi. Ini semua butuh latihan yang terus menerus !
"Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut" -- Amsal
Anda tidak harus sepakat dengan semua yang Anda rasakan, karena tidak semua yang Anda rasakan itu benar. Yang dirasakan diperlakukan sebagai masukan untuk diolah secara empiric sebelum mengambil keputusan akhir
2. Perlu belajar mengelola emosi sendiri agar Anda tidak dimanipulasi.
Sangat tidak menyenangkan ketika seseorang dimanipulasi atau termanipulasi oleh emosinya sendiri. Diperdayakan oleh perasaannya sendiri artinya, apa yang dirasakan sesungguhnya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, dan sesuatu yang semu itu akan terus menghantui dan mengendalikan seluruh perilakunya.
Tidak ada jalan lain, seseorang harus belajar mengelola emosinya sendiri agar tidak dipedaya oleh emosinya sendiri. Jika Anda tidak mengendalikan emosi Anda, maka itu akan mengendalikan Anda, dan Anda akan dimanipulasi oleh suasana hati Anda.
Dampak emosi bisa membutuhkan waktu yang lama sampai hilang dan pulih. Oleh kerannya, latihan yang dikerjakan harus mendorong seseorang cepat mengenali akan kebenaran dari perasaan yang muncul dengan melakukan konfirmasi tentang kebenaran yang dirasakan.