Pesan bijaksananya berkata bahwa setiap orang dianugerahkan oleh Tuhan dua buah telinga dan satu buah mulut. Makna dan pesannya adalah lebih banyak mendengar daripada banyak bicara. Cara ini sangatlah efektif untuk membangun empati dalam sebuah tim yang hebat.
4. Tunjukkan emosi Anda
Melatih emosi berarti melatih rasa empati Anda kepada orang lain sebagai petunjuk kekuatan hubungan yang ada dana terbangun di antara sesama, baik dalam sebuah komunitas, organisasi, maupun sebuah tim kerja.Â
Bila pernah dan bahkan sering menghadiri upacara duka pemakanan seseorang, maka kekuatan empati akan nampak dengan jelas dan sederhana disana. Setiap orang akan memperlihatkan emosi terbaik yang dimilikinya.
Di sebuah surat Paulus menuliskan demikian, "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" Empati lebih dari sekadar berkata, "Saya turut berduka." Itu sama seperti berkata, "Saya berduka dengan Anda." Anda bersedia menangis bersama mereka, dan juga bersedia bersukacita bersama mereka.
Sadar atau tidak sadar, setuju atau tidak sepakat, satu hal yang tidak bisa dibantah bahwa sumber empati itu sesungguhnya berasal dari Tuhan sebagai anugerah dalam hidup seseorang yang masih hidup dan memiliki iman yang teguh.Â
 "Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati"
Sebab, rasa empati itu begitu penting karena itu memenuhi dua kebutuhan terdalam yaitu, kebutuhan untuk dipahami dan kebutuhan agar perasaan kita disepakati.Â
Yupiter Gulo, 12 Desember 2018Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H