Pertanyaan praktisnya adalah lalu bagaimana metode, teknik dan bahkan caranya Anda menjadi orang yang berempati? Perhatikan 4 tips berikut ini dan praktekkan dalam keseharian hidup Anda, dan rasa empati akan menjadi bagian hidup yang menyenangkan.
1. PerlambatÂ
Rahasia pertamanya adalah "perlambatlah" dan jangan terburu-buru apalagi tergesa-gesa seperti mau berlari dan terbang saja. Hidup ini tidak ke mana-mana, tetapi adanya di tangan Anda. Tidak mudah memiliki dan memelihara sikap perlambat ini terutama dalam zaman digital serba instan ini.Â
Mengapa demikian? Ya, karena budaya yang saat ini dihadapi oleh setiap orang adalah  mengajarkan kita untuk bergerak cepat, bahkan serba cepat karena tuntutan perubahan zaman. Ingat, hal ini akan menyebabkan kita menjalin hubungan dengan sesama yang hanya sebatas lalu, bersifat artifisial nan dipermukaan saja. Dan itu artinya Anda mencapai titik tertinggi tapi melewatkan detil kehidupan orang-orang yang paling Anda sayangi.
Bahaya budaya seraba cepat adalah miskin dalam menghayati setiap detail dari peristiwa. Padahal sesungguhnya segala sesuatu kejadian apapun, kekuatannya ada didalam detailnya. Dan ini akan menjadi musuh utama tidak terjadinya empati yang kuat dan dalam.
Lagi-lagi pesan seorang Rasul mengatakan, "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini bahwa setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah".
2. Bertanya
Membangun budaya empati sebetulnya tidaklah terlalu sulit bahkan sangat mudah apabila setiap orang mau belajar dan berlatih. Yaitu dengan rajin bertanya dan bertanya. Bukan hanya sekali bertanya saja tetapi berkali-kali. Sebab sangat mungkin pertanyaan pertama tidaklah mewakili apa yang hendak diinginkan si penanya ataupun orang yang ditanya. Dengan bertanya dua kali, bisa saja menjadi konfirmasi dan koreksi sesuai yang diharapkan keduanya.Â
Pesan seorang bijaksana mengatakan, "Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya".
Kebanyakan orang menyimpan perasaan mereka dengan erat dan tidak secara otomatis menceritakan keadaan mereka kepada orang lain. "Saya baik-baik saja" itu jawaban yang standar, tetapi itu tidak begitu memberitahu Anda apa yang tengah mereka rasakan.
Apabila Anda bertanya, "Apa kabar?" dan mereka menjawab, "Baik-baik saja". Dengan jawaban itu, sesungguhnya Anda belum memahami detail dari jawaban yang diberikan. Dan oleh karenanya perlu mengajukan pertanyaan berikutnya, dengan bertanya kembali dan berkata, "maksud saya, bagaimana kabar Anda?" Maka Anda pasti memperoleh jawaban yang jauh lebih lengkap.
3. Berlama-lamaÂ
Membangun dan mengembangkan rasa empati dapat dikerjakan dengan taktik "berlam-lama". Artinya, tak perlu tergesa-gesa, tetapi rela dan bersedia menjadi pendengar yang baik pada pasangan dalam sebuah teamwork, dengan terus mengembangkan dialog yang sepadan untuk sampai pada saling pengertian yang dalam dan komprehensif.
Dengan cara berlama-lama, itu artinya jangan takut akan keheningan dan ketenangan diantara anggota tim. Diam di sana, kemudian ajukan pertanyaan Anda dan jangan takut untuk duduk berlama-lama di sana dan menunggu orang tersebut menjawab pertanyaan Anda. Biasakan untuk tidak buru-buru dan langsung masuk ke agenda utama pekerjaan Anda. Dengarkan saja dan pelajari mereka.