Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Anda Mau Bebas Bagaikan Layang-layang

25 Oktober 2018   20:53 Diperbarui: 27 Oktober 2018   09:01 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: jakmall.com

Ingin Bebas

Ada banyak orang yang bermimpi dan bercita-cita mau bebas hidupnya dalam segala hal. Mau bebas kemana saja hendak ia mau, tanpa ada yang menghalangi dan merintangi serta mempersoalkannya. Kebebasan hidup yang kelihatannya akan sangat indah dan baik untuk dinikmati sebelum waktunya di dunia ini habis.

Mau bebas itu merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap manusia, setiap orang, setiap insan tanpa kecuali. Memang manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan sebuah kehendak, yaitu kehendak bebas. 

Ini sesuatu yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di planet ini. Dengan kehendak bebas ini, maka setiap orang memiliki keleluasaan untuk melakukan apa saja yang menurut dia baik untuknya dan membuatnya mendapatkan ketenangan dan damai sejahetera.

Kehendak bebas ini menjadi sarana yang diyakini oleh banyak orang untuk bisa menikmati hidup. Hidup harus dinikmati selagi memiliki waktu, tenaga, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan kehendak bebas itu.

Perlombaan hidup sering diwarnai oleh kencangnya kehendak bebas yang dimiliki oleh manusia pada zaman ini. Melakukan perjalanan diseluruh dunia misalnya, telah menjadi obsesi dari banyak orang untuk menjalani hidup. Mengkapitalisir perjalanan yang sudah dilakukan sejak kecil, muda hingga tua, menjadi gaya hidup yang menuntun perjuangan hidup seseorang setiap hari.

Sebuah penelitian yang mutahir memperlihatkan kecenderungan gaya hidup masyarakat saat ini. Yaitu, ditemukan sebuah pola konsumsi yang dilakukan oleh banyak orang pada zaman milenial sekarang ini. Yaitu, prosentase budget untuk laiser faire atau menikmati hidup dengan traveling lebih besar dari kebutuhan untuk konsumsi atau fashion.

Ini memperlihatkan trend atau kecenderungan orang melakukan traveling baik didalam negeri maupun ke luar negeri. Hal ini diperlihatkan pula oleh maraknya bisnis parawisata  yang dilakukan oleh banyak orang. Bepergian ketempat-tempat baru, baik melihat alam maupun menyaksikan budaya setempat diseluruh dunia yang mampu dijangkaunya.

Kebiasaan yang baru ini sangat berkembang sejalan dengan industri parawisata yang sangat maju dan berkembang. Disana ada banyak sekali kemudahan bagi siapa saja yang akan melakukan perjalanan tanpa hambatan.

Berbagai sistem, support dan jaringan tersedia bagi siapa saja saat ini. Bahkan bahasapun bukan lagi menjadi hambatan bagi siapa saja yang mau bepergian ke luar negeri. Karena tersedia agent-agent wisata yang bisa membantu.

 Jaringan transportasi dan penerbangan yang sangat cangkih juga mendorong biaya yang semakin murah dan terjangkau untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia. Pembebasan visa disejumlah negara, atau kalaupun sulit maka ada tersedia kemudahan yang disebut Visa on Arraival, sehingga tidak ada kesulitan untuk masuk ke satu negara dan negara lainnya.

Kebebasan Seperti Layang-layang

 Apabila freedom itu menjadi target hidup seseorang maka agar mampu menikmati kebebasan itu, seseorang musti belajar dari sebuah "layang-layang". Perhatikan sebuah layangan yang sedang terbang menari-nari diangkasa dan dengan bebasnya goyang kesana kemari sambil mengikuti arus angin dan kencangnya angin yang dihadapinya, demikian dia terus melayang-layang. Nampak bahwa kebebasan seperti layang-layang sungguh indah adanya.

Betulkah bahwa layang-layang bebas terbang dan bergerak kemana saja? Tunggu dulu. Perhatikan lagi, "Apakah Anda tahu bahwa sebuah layang-layang itu justru karena terikat oleh benang atau tali, maka ia bisa tetap melayang di udara". 

Layang-layang disebut layangan karena sepotong tali panjang yang akan memungkinkannya untuk terbang, melayang kesana dan melayang kemari. Dipastikan tanpa benang atau tali, sebuah layangan hanya akan terbang sebentar, lalu dia dibawa oleh angin kencang, dan hilang dari peredaran langit biru dan tidak pernah akan kembali lagi.

Perhatikan lagi, bahwa ternyata benang itulah yang membuat layangan bisa tetap terbang, dan tetap terbang. Tali yang mengikat layangan itulah yang memungkinkan dia untuk tidak hilang dari peredaran langit. Karena benang yang mengikatnyalah bisa kembali lagi ke bumi, kepangkuan si pemilik layangan yaitu yang memegang tali atau benang layangan itu.

Layangan yang indah penuh warna yang terus bergoyang diatas langit itu, sangat tergantung dari si pemegang tali atau benang yang terikat layangan itu. Kekuatan dari tali layang-layang akan sangat menentukan mati hidupnya layangan itu. 

Kalau dia akan terbang sangat tinggi, maka dibutuhkan tali yang panjang agar mampu terus mengarungi samudera langit biru itu. Dan apabila ada badai dan angin kencang menerpa layangan ini, maka kekuatan tali itulah yang memungkinkan dia bisa kembali ke bumi. Kalau tidak kuat, maka tali itu akan putus dan layangan akan hilang dari peredaran dan tidak pernah akan kembali.

Kebebasan Manusia itu Terikat

Hati seseorang yang memiliki kecenderungan bebas juga demikian. Artinya sama seperti layang-layang itu yang memliki tali atau benang pengikat. 

Pada dasarnya manusia ingin untuk hidup bebas sesuka hatinya,tetapi bila tidak ada tali atau benang pengikatnya maka manusia itu akan lepas dari akar hidupnya dan akan hilang dari peredaran ditelan oleh samudera kehidupan yang penuh dengan ancaman, jera, perangkap dan membinasakan.

Pertanyaannya adalah tali apakah yang mengikat kehendak bebas yang dimiliki oleh seseorang itu agar dia tidak lepas dari landasan bumi dan lagi tidak hilang dari peredaran kehidupan ini? Jawabannya adalah disana terdapat dan peduli akan "nasihat dan didikan".

Cermati dan perhatian dengan baik, bahwa seringkali seseorang berpikir bahwa nasihat dan didikan adalah sesuatu yang mengekang hidupnya, karena terlalu banyak yang dilarang, tidak boleh ini-itu dan penuh dengan pembatasan untuk tak dilanggar.

Nasehat dan didikan merupakan tali dan benang yang mengikat layangan kebebasan kehidupan seseorang. Tanpa ikatan itu, maka kehendak bebas yang dimimpikan itu hanya akan membawa pada kehancuran hidup yang dimiliki seseorang tanpa disadarinya.

Lihatlah dan perhatikanlah, pada kedua hal itu sebenarnya sama seperti benang pada layang-layang yang terus terbang dan melayang.

Demikian juga seseorang yang menginginkan kebebasan yang terus menerus harus dikendalikan oleh seutas tali atau benang yang dipegang agar tidak menghilang. 

Didikan dan nasehat menjadi pengikat kehendak bebas seseorang. Sadar atau tidak, itulah faktor kunci yang membuat Anda tetap bisa terbang tinggi dan berhasil dengan luar biasa.

Seseorang harus menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa apabila tali benang putus maka Anda melayang terus tanpa kendali dan akan hilang diudara bebas, dan tidak pernah Anda kembali lagi. Hidup Anda akan selesai dan tamat begitu saja.

Dengan demikian maka kehendak bebas yang bebas tanpa kendali adalah menuju pada kebinasaan dan kehancuran hidup. Hidup akan menjadi sia-sia, penuh kekosongan dan kehampaan yang membuat hidup tak memiliki makna apa-apa lagi.

Hendaknya setiap orang harus terus berusaha untuk memperkuat tali dan benang itu yang dibutuhkan agar hidup dapat dikendalikan dengan baik dan hidup menjadi lebih berarti, lebih bermakna, lebih indah, lebih damai dan lebih menggembirakan baik untuk dirinya sendiri tetapi juga buat orang lain.

Pesan bijak mengatakan bahwa "saat hatimu akan membuat pilihan yang salah, benang nasihat dan tali didikan akan menarik Anda untuk tetap berada di jalan yang benar, di rel kereta api kehidupan yang menuju pada kehidupan dan kemenangan hidup dan terhindar dari kebinasaan.

Mari mengingat pula bahwa "ketika hatimu mulai sombong karena berada di puncak keberhasilan maka benang nasihat dan tali didikan itu akan menarik engkau kembali untuk rendah hati, menjadi hamba yang humble dan menjadi batu inspirasi dan motivasi bagi lingkunganmu dimana engkau berada.

Seorang nabi besar pernah berkata dan memberikan nasehat yaitu :

"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan"

Yupiter Gulo, Pantai Kuta Mandalika -- Lombok, 25 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun