Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memiliki Optimisme dan Sikap Ceria, Syarat bagi Pemimpin Yang Efektif

18 September 2018   10:59 Diperbarui: 21 September 2018   10:40 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.mimbar-rakyat.com/detail/rahasia-jokowi-disamping-obama-dan-xi-jinping/

Persoalan apakah seorang pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk merupakan kajian mengenai evolusi pendekatan sifat atau traits dalam ranah Ilmu Kepemimpinan atau Leadership. Menjadi menarik ketika publik sedang mencari figur seorang pemimpin yang cocok untuk membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju.

Secara umum difahami bahwa tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, walaupun banyak orang menjadi pemimpin tetapi tidak selalu menjadi seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin. Artinya, pemimpin yang sesungguhnya itu adalah yang mampu membawa perubahan yang berarti bagi sebuah komunitas, atau bagi sebuah organisasi atau bagi sebuah lembaga.

Perubahan yang dimaksudkan adalah dari keadaan tidak baik menjadi baik, dari keadaan miskin menjadi tidak miskin, dari bodoh menjadi pinter, dari terbelakang menjadi berkembang dan maju, dari kotor menjadi bersih, dari bar-bar menjadi berbudaya, bahkan dari tidak ada menjadi ada. Itulah indicator-indikator yang bisa dipakai untuk menilai apakah seseorang dapat disimpulkan sebagai seorang pemimpin. Sebaliknya, bila seorang yang ditempatkan menjadi seorang pemimpin, dan selama memimpin tidak membuat perubahan yang lebih baik maka seharusnya dia tidak pantas disebut sebagai seorang pemimpin.

Menarik untuk mencermati bahwa ketika seseorang menduduki posisi serbagai pemimpin yang benar, maka pemimpin ini menjadi seorang yang berbeda dengan orang lain. Dia menjadi seorang pribadi yang khas dan khusus bahkan menjadi repreresntasi dari semua orang yang dimpiminnya untuk terus membuat perubahan yang lebih baik.

Inilah yang disebut dengan traits atau sifat seorang pemimpin yang hanya dimiliki oleh pemimpin itu dan mereka memiliki kekuatan kepemimpinan sendiri yang unik yang dipedomani dan dituruti oleh pengikutnya. Dalam ranah keilmuan manajemen, penelitian mengenai sifat dan perilaku pemimpin merupakan fondasi bagi bidang studi kepemimpinan yang memiliki dinamika yang luar biasa untuk menjelaskan keberhasilan atau kegagalan pemimpin.

Traits atau sifat merupakan karakteristik pribadi yang membedakan seorang leader dengan yang lain, seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan penampilan. Inilah yang disebut sebagai Great Man Approach atau Great Man Theory dalam Leadership sebagai pembuka kajian dan studi memasuki abad -- 20. Pendekatan Great Man ini sungguh sangat berjasa dalam memahami perilaku kepemimpinan yang terus berubah hingga memasuki abad-21 saat ini.

Ada kecenderungan yang sangat kuat, bahwa sesungguhnya seorang Pemimpin itu memang dia terlahir sebagai seorang Leader yang ketika memasuki dunia organsiasi dan kemasyarakat akan terbentuk Leadership Style yang dibutuhkan. DNA sebagai seorang pemimpin akan berkembang ketika seseorang berinteraksi dengan sebuah komunitas, organisasi, lembaga atau instrument lainnya dengan permasalahan dan tantangan yang dibutuhkan.

Menarik sekali bahwa, kemajuan bidang Ilmu Ppsikologi selama tahun 1940-an dan 1950-an telah mengidentifikasi dan mempelihatkan berbagai sifat/karakteristik yang dimiliki oleh seorang yang disebut sebagai pemimpin. Sifat-sifat dimaksud antara lain melihat:

  • sifat kepribadian, seperti kreativitas dan kepercayaan diri;
  • sifat fisik, seperti tingkat usia dan energi;
  • kemampuan, seperti pengetahuan dan kelancaran berbicara;
  • karakteristik sosial, seperti popularitas dan kesukaan bergaul; dan
  • karakteristik terkait pekerjaan, seperti keinginan untuk unggul dan bertahan melawan rintangan.

Di tahun 1948, Richard Daft (2017) dalam bukunya Leadership menstir temuan dari Stogdill dalam  hasilnya meneliti lebih dari 100 tokoh pemimpin berdasarkan pendekatan sifat dan menemukan beberapa sifat yang tampak konsisten dengan kepemimpinan yang efektif termasuk, yaitu kecerdasan umum, inisiatif, keterampilan interpersonal, kepercayaan diri, dorongan untuk bertanggung jawab, dan memiliki integritas.

Temuan Stogdill juga menunjukkan pentingnya sifat tertentu seringkali berkaitan dengan situasinya seperti aspek inisiatif. Ditemukan bahwa inisiatif dapat berkontribusi pada kesuksesan seorang pemimpin dalam situasi kewirausahaan, namun mungkin tidak relevan bagi pemimpin dalam situasi birokratif yang stabil. Dengan demikian, memiliki karakteristik pribadi tertentu bukanlah jaminan kesuksesan. Artinya, penerapan sifat dan karakteristik setiap orang sangat tergantung dari situasi yang dihadapi saat memimpin.

Para peneliti terus melakukan kajian tentang sifat dan karakteristik seorang pemimpin ini. Dan menarik karena, dalam beberapa tahun terakhir, telah muncul pengujian sifat kepemimpinan. Sebuah tinjauan dari Kirkpatrick dan Locke (lihat Daft, 2017) mengidentifikasi sejumlah sifat pribadi yang membedakan para pemimpin yang efektif dan sangat dibutuhkan oleh pengikutnya. Bahkan penelitian tentang sifat pemimpin ini telah menjadi bagian penting dari studi kepemimpinan sepanjang ini hingga berlanjut ke abad ke-21, seperti yang digambarkan oleh Bookshelf yang melihat beberapa karakteristik yang memungkinkan para pemimpin untuk memotivasi dan menginspirasi orang-orang di dalam lingkungannya.

Sangat menonjol bahwa sifat optimisme dan sikap ceria mendapat perhatian sebagai ciri penting bagi para pemimpin yang sukses. Diamati bahwa keceriaan seorang pemimpin mempengaruhi semangat dan efektivitasnya dalam membuat perubahan yang signifikan.

Ada beberapa sifat yang telah diidentifikasi melalui penelitian sifat selama bertahun-tahun yang biasanya dianggap sangat penting untuk kepemimpinan yang efektif, yaitu adalah optimisme dan kepercayaan diri, kejujuran dan integritas, dan dorongan.

Optimisme dan Percaya Diri

 Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pandangan yang positif dan sikap ceria sebagai kunci kepemimpinan yang efektif. Optimisme mengacu pada kecenderungan untuk melihat sisi positif dari berbagai hal dan mengharapkan hal-hal tersebut akan berjalan dengan baik.

Pemimpin di semua tingkat membutuhkan tingkat optimisme untuk melihat berbagai macam kemungkinan dan mengumpulkan orang-orang di sekitar lingkungannya untuk memiliki visi yang lebih baik dikemudian hari. Para pemimpin dapat melatih diri mereka untuk berfokus pada situasi positif daripada negatif dan menafsirkannya dengan cara yang lebih positif dan optimis.

Karakteristik yang terkait adalah memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Pemimpin yang mengenal dirinya sendiri dapat mengembangkan self-confidence atau rasa percaya diri yang merupakan jaminan umum dalam penilaian, pengambilan keputusan, gagasan, dan kemampuan seseorang.

Rasa percaya diri tidak berarti sombong tetapi lebih mengenal dan percaya pada diri sendiri. Rasa percaya diri terkait dengan self-efficacy, yang mengacu pada kepercayaan kuat seseorang bahwa dia berhasil menyelesaikan suatu tugas atau hasil yang spesifik. Seorang pemimpin yang memiliki citra diri yang positif dan menunjukkan kepastian tentang kemampuannya untuk mencapai sebuah hasil yang baik akan menumbuhkan kepercayaan di antara para pengikut, mendapatkan rasa hormat dan kekaguman, dan menciptakan motivasi dan komitmen di antara pengikut untuk misi yang sedang dihadapi.

Pemimpin yang aktif membutuhkan kepercayaan diri dan optimisme. Pemimpin memulai perubahan, dan mereka harus membuat keputusan tanpa informasi yang memadai. Tanpa kepercayaan diri untuk bergerak maju dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahkan jika keputusan sesekali salah, para pemimpin bisa tidak berdaya karena tidak bertindak. Sebuah rintangan harus diatasi. Resiko harus diambil. Sudut pandang yang harus dikelola, dengan beberapa orang merasa tidak puas. Karakteristik optimisme dan kepercayaan diri memungkinkan pemimpin menghadapi semua tantangan ini.

Honesty atau Kejujuran dan Integritas

Pemimpin yang efektif itu seroang pemimpin etis. Salah satu aspek menjadi pemimpin etis itu ditunjukkan oleh bersikap jujur terhadap pengikut, pelanggan, pemegang saham, dan masyarakat, serta menjaga integritas seseorang.

Kejujuran merujuk pada kebenaran dan tidak menipu. Integritas berarti bahwa karakter pemimpin bersifat tulus, terpadu, dan didasarkan pada prinsip etika, dan dia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. Kejujuran dan integritas adalah dasar kepercayaan antara pemimpin dengan pengikut nya.

Desire to Lead

 Dorongan mengacu pada motivasi tinggi yang menciptakan tingkat usaha yang tinggi oleh seorang pemimpin.

Pemimpin dengan dorongan mencari pencapaian, memiliki energi dan keuletan, dan sering dianggap ambisius. Ambisi dapat memungkinkan para pemimpin untuk menetapkan tujuan yang menantang dan mengambil inisiatif untuk mencapainya.

Memiliki optimisme dan percaya diri, dan integritas dan kejujuran serta desire to lead menjadi sifat dan karakteristik kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif dan sukses membawa perubahan yang berarti dalam lingkungannnya. Diakui tidaklah mudah mengembangkan dan memiliki sifat dan karakteristik itu. Namun, ketika seseorang memiliki DNA sebagai seorang pemimpin maka sifat ini akan bertumbuh dan berkembang dengan sebuah situasi yang dihadapu dalam memimpin.

Dengan demikian difahami pula bahwa Great Man Theory didefinisikan sebagai pola terpadu dari karakteristik pribadi yang mencerminkan berbagai perbedaan individual dan efektivitas kepemimpin yang konsisten di berbagai kelompok dan situasi organisasi. Teori ini cenderung mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan  atau given, bukan karena faktor pendidikan dan pelatihan. Pada akhirnya, pendekatan ini pada garis besarnya mengatakan bahwa seoranhg pemimpin itu adalah Great Man atau Orang Besar atau Pahlawan, yang memiliki pengaruh individualnya berupa kharisma, intelegensi, kebijaksanaan. Pemimpin seperti ini dianggap memiliki dampak politik yang sangat signifikan dan memiliki pengaruh sejarah.

https://www.google.co.id/search?q=nelson+mandela&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwijuveU2MPdAhWMvo8KHT8DCD8Q_AUIDSgE&biw=1366&bih=582#imgrc=W1Dr1p07GXk1xM:
https://www.google.co.id/search?q=nelson+mandela&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwijuveU2MPdAhWMvo8KHT8DCD8Q_AUIDSgE&biw=1366&bih=582#imgrc=W1Dr1p07GXk1xM:
Untuk memberikan perumpaan yang bagus, dapatlah disebutkan nama-nama besar seperti Alexander Agung, Hannibal Barca, Napoleon, Jenghis Khan dan Abraham Lincoln. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat dan karakterisk yang sangat berbeda dari manusia biasa dalam beberapa aspek. Dan untuk era modern saat ini dapat diberi contoh nama-nama besar seperti Barack Obama dan Nelson Mandela, atau bahkan Presiden Republik Indonesia seperti Joko Widodo. Harus diakui bahwa orang-orang ini termasuk pemimpin yang sungguh-sungguh memiliki ambisi sangat kuat dan bahkan tingkat tinggi ditambah dengan visi yang jelas kemana tujuan yang tindakan-tindakn konkrit yang diambil berbeda dengan orang lain karena efektifitas dan pengaruh dan perubahan yang ditimbulkannya dapat dilihat dan dirasakan secara kasakmata oleh pengikutnya.

YupG, 18/09/2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun