Kami pun masuk ke kamar kelas 3. Di ruangan 8 X 5 meter tersebut terdapat 3 bed pasien, kamar mandi dalam dan 2 kipas angin besar. Iya tanpa AC dan TV, tapi tidak masalah karena memang anak saya tidak biasa nonton TV. Kamar sangat bersih, jendela bisa dibuka dan di depan teras terdapat taman.
Saat mengisi dokumen, saya dimintai salinan KTP. Karena masih di bawah umur saya berikan KIA namun pihak Puskesmas meminta salinan Kartu Keluarga saja sebanyak lima lembar. Lalu pihak puskesmas menyampaikan :
“Karena masuk di kelas 3, maka gratis ya bu….”
Saya hanya mendengar sekilas karena selain harus mengisi banyak formulir tanpa kacamata baca, saya juga kepikiran anak. Sama sekali tidak ngeh perawatnya bilang apa.
Di kamar, setiap beberapa saat sekali (malam pertama itu sepertinya dua-tiga jam sekali) perawat masuk dan cek tensi serta suhu. Keesokan harinya jarak ukur tensi dan suhu lebih lama.
Dapat makan yang cukup baik tiga kali sehari, ada protein hewaninya juga, hanya tidak ada buah dan kue-kue. Bahkan pernah sarapan Soto Ayam yang enak.
Infus anak saya habis cukup banyak karena memang sebelumnya dehidrasi berat yang berakhir dengan mengalami Hypovolemic Shock. Ada infus yang warnanya berbeda karena ada obat atau vitamin di dalamnya.
Obat-obatan dapat dan tentu saja obat generik. Tapi nyatanya anak saya sembuh.
Boleh Pulang, Saatnya Membayar
Di hari ketiga ia diperbolehkan pulang dan saya terkejut saat tahu biaya yang harus saya bayarkan. Lalu samar teringat perawat sempat mengucapkan gratis kamar.