Kontrol karyawan lebih banyak dilakukan secara auto pilot. Kedengarannya keren ya, bisnis baru berjalan beberapa tahun tapi sudah bisa auto pilot alias jalan sendiri.Â
Eits tangan salah Sobat, justru di situ letak kesalahan. Auto pilot bukan melulu bisa jalan sendiri. Auto pilot itu tidak sepenuhnya auto command. Sesekali bisnis perlu dilihat secara deeply.
Perlu audit yang mendalam pada waktu-waktu tertentu. Ini yang tidak pernah kami lakukan. Sehingga ada kejadian usaha laundry kami memiliki piutang yang jumlahnya 'wow' tanpa sepengetahuan kami.Â
Bos macam apa ini, sehingga anak buah bisa mengambil keputusan finansial tanpa sepengetahuan pemilik.
Bagaimana bisa ketahuan? Sebagai emak-emak yang biasa mengurusi keuangan rumah tangga, saya merasa pendapatan laundry terus menurun dari hari ke hari.Â
Akhirnya saya iseng melakukan pengecekan pembukuan manual di toko. Saya mengecek semua nota yang masuk dan nota yang keluar. Ternyata ada ketidaksesuaian nota. Nota yang masuk tidak sama dengan nota yang keluar.
Saya semakin curiga, saya menanyakan kepada karyawan, barulah mereka bercerita yang sesungguhnya.Â
Wah, untung saya punya insting begini ya, jika tidak mungkin kebocoran keuangan akan jauh lebih banyak.
Ini pelajaran penting yang kami dapatkan, bahwa bisnis auto pilot tidak sepenuhnya auto pilot. Tetap harus ada deep control yang berkala untuk menghindari hal-hal seperti yang terjadi pada kami.
2. Tidak Adanya Sistem Pencatatan yang Rapi
Tidak adanya sistem pencatatan keuangan yang rapi, menjadikan usaha yang kami miliki mengalami boncos yang tak diketahui dari mana datangnya.Â