Derby London
Laga macam apa ini? Big match kok nggak ada gol, sekalinya gol malah dianulir seperti si mantan Abang Ganteng Alvaro Morata yang dulu cetak hat-trick, tapi offside. Iya, Timo Werner udah ciamik pake ngegolin dengan gaya melengkung sayangnya tidak sah.
Sebenarnya Si Biru ini sudah mulai melancarkan serangan sejak babak pertama bergulir, sesekali kedua tim juga balas membalas serangannya. Namun di penghujung babak pertama sampai babak kedua berakhir, frustasi juga dong Chelsea yang dominan menyerang tapi sulit mencetak gol.Â
Mulai dari serangan oleh sayap-sayap macam Ziyech sama Werner, crossing-crossing berharap ada satu aja yang jadi assist, akhirnya cuma bikin cape hati yang main sekaligus yang nonton. Tidak ada yang berbuah gol.
Iyalah nggak bakal bisa jebol, kalian kan menghadapi klub yang dilatih oleh Kang Parkir Bus alumni Stamford Bridge sendiri. Pastilah dia bukan kaleng-kaleng kalau urusan bertahan.
Si Merah dari tanah Merseyside ini sudah berlaga sehari sebelum teman-temannya diatas. Mereka berhadapan dengan Brighton yang berujung menyiksa perasaan jika kembali dibahas.Â
Bagaiman tidak, sudah bermain dengan cukup bagus sampai mencetak beberapa gol, dimana golnya ada dua dianulir dan cuma satu gol yang sah secara hukum. Yaitu gol dari Diogo Jota di babak kedua yang sukses menerima umpan dari Mohamed Salah.Â
Sudah bahagia tuh karena malam minggu bisa begadang nonton Liverpool menang, eh akhirnya mimpi buruk itu datang dari lesatan penalti kakinya si Pascal Gross. Terinspirasi dari Bruno Fernandes yang kerap menggagalkan kemenangan lewat penalti, Gross juga berhasil membuat Liverpool gagal meraih poin penuh sehingga harus terdepak dari puncak klasemen oleh Tottenham, karena jumlah poin mereka yang sama namun kalah di selisih gol. Sabar ya Kop, You'll Never Walk Alone. Haha.
Memasuki akhir tahun, atau di Liga Inggris juga sama-sama ada di penghujung paruh pertama perjalanan liganya, memang akan selalu banyak kejutan. Mulai dari tim medioker yang tiba-tiba superior, sampai tim besar yang mulai kehabisan bensin karena terkuras oleh padatnya kompetisi. Inilah yang membuat Premier League sulit untuk tidak dicintai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H