Mohon tunggu...
yuniar firdaus
yuniar firdaus Mohon Tunggu... -

just step on it

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Kalimat Buat Mama...

19 Desember 2011   13:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:03 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'nak?' sang dokter bertanya sekali lagi
aku menulis di atas kertas,
'apa ada cara untuk menyembuhkan mama dok?'
'operasi, namun saya tidak menjamin keberhasilannya, lalu...emm..'
'lalu apa dok?', aku mulai menulis lagi
'lalu apa dok?', aku mulai menulis lagi
'mungkin akan berhasil jika ada yang donor paru paru, tapi kemungkinan ini jarang sekali terjadi, jarang ada yang mau mendonorkan paru paru, organ yang begitu penting bagi manusia'
'apa tidak ada cara lain?'
'kurasa tidak ada'
aku diam , dokter pun berpamitan setelah mendapat ijinku untuk menindaklanjuti hasil temuannya.
Aku berjalan terhuyung ke kamar rawat ibu ku.
Kutatap matanya yang terpejam,
kusentuh lembut tangannya,
ku ambil beberapa lembar kertas dan sebuah pena.
Lalu aku menulis dan menulis hingga aku tertidur di sebelah mama...

======================

operasi berjalan lancar,
beberapa jam kemudian mama siuman, mulai sadar dari koma, mulai bisa berbicara, walaupun tidak banyak.
Saat itu dokter datang ke kamar mama
'selamat bu, operasi berhasil'
'operasi apa maksud anda dok?'
'anda mengidap kanker, apa anda tidak tahu?'
'oh, soal itu.. Saya tahu,, tapi apa saya benar benar sembuh?'
'betul bu, anda sembuh..'
'tapi dokter yang memvonis kanker pada saya bilang kalau saya harus menerima donor paru paru untuk bisa sembuh'
'itu benar bu, dan anda memang telah menerima donor tsb'
'bagaimana bisa dok? Siapa orang yang berbaik hati itu?'
'sebenarnya anda akan mengetahuinya segera, karena saya datang kemari untuk menyerahkan beberapa lembar surat ini untuk anda baca'
mama mengambil surat itu, dokter meninggalkannya sendirian di kamar rawatnya..
Mama mulai membaca lembar demi lembar surat itu.. Air matanya menetes..
Sedikit ... Sedikit... Semakin deras.. Mama tersedu sedu..
Lalu histeris...
Dokter masuk ruangan kembali bersama seorang suster..
Mama meronta ronta kencang sebelum akhirnya pingsan..

======================

' mama, mungkin saat mama baca surat ini, aku tak bisa lagi datang untuk membuang sampah surat yang mama baca ini...
Maaf mama,
bukan nya aku tak mau,
tapi aku sudah tak bisa lagi..
Mama...
Sepanjang hidupku aku telah menerima kasih sayang mu dalam bentuk yang aneh..
Engkau jarang mengajakku bicara, mama...
Entah kenapa...
Mungkin karena kau tidak mau menambah kesedihanku karena aku tak pernah bisa bicara.
Atau memang kau malu punya anak sepertiku?

Mama..
Aku tau mama sering pulang larut demi pekerjaan, aku juga tau mama sering lupa memakai parfum ketika berangkat kerja.
Aku bahkan tau baju apa saja yang sering mama pakai untuk rapat...
Tapi ma..
Apa mama pernah tau tentang aku?
Apa yang mama tau dari aku sampai detik ini, ma?
Bahkan mama tak pernah menasihatiku soal nilai nilai ku...
Mama hanya tau bahwa aku adalah anak mama yang cacat, sebatas itu saja, hanya itu...
Mama apa kau tahu?
Tiap malam aku diam diam menyelinap ke kamar mu,
bukan untuk mengambil atm, kartu kredit atau uangmu..
Tapi untuk mencuri waktu berduaan dengan mu,,
saat engkau sakit, aku bingung,
apa yang harus kulakukan,
aku tidak bisa berteriak, mama..

Saat aku sakit,
engkau menyuruhku ke dokter,
memberi sejumlah uang padaku, lalu kau pergi..
Mama, aku tidak butuh uangmu, aku butuh kasih sayangmu..

Sekarang , saat ini, aku tidak lagi bisa mendengar suaramu.
Dan kau tak lagi bisa benci padaku.
Karena aku tak bisa lagi tersinggung atau sakit hati dengan sikap mu, aku juga tak bisa menghela napas panjangku ketika kau mengabaikanku..
Ketahuilah mama, dulu sewaktu aku masih dalam perutmu, kau telah memberikan nafas untukku,
sekarang hanya ini satu satu nya cara untuk membalas kebaikanmu,
mama, mungkin saat ini kau telah bernapas dengan paru paru ku...
Dan saat kau pulang nanti, jangan lagi membenciku, kumohon, aku ingin sedikit saja kasih sayang mu mama, baik saat aku ada atau tak ada...
Mama, berjanjilah ini adalah terakhir kalinya mama masuk rumah sakit.
Aku mungkin akan bertemu papa,
doakan aku ma, semoga papa mau menerima aku yang cacat ini di alam sana..
Mama,
satu kalimat yang sempat aku bisikkan saat kau koma,
sekarang akan ku tulis disini..
Permintaan terakhir ku...

'jangan rindukan aku, meski ku tau kau takkan pernah melakukan itu, terima kasih mama...'

======================
di pemakaman,
mama di bantu seorang temannya menyiram gundukan tanah merah yang masih baru...
Matanya sipit...
Mama menangis ..
Untuk anaknya..
Aku..
Ternyata kematian tidak begitu jelek bagiku,
dengan kepergianku, aku bisa ditangisi mama,,
lalu sambil terisak, mama bergumam sesuatu..

'mama telah baca surat mu, nak.. Dan mama sangat berterima kasih padamu...
Mama minta maaf jika selama ini mama telah mengabaikanmu,, bukan mama tak mau, tapi mama hanya malu, benar, seperti yang kau katakan...
Mama ingin memelukmu dan selalu bicara denganmu, tapi airmata mama selalu menetes jika melihatmu..
Ini bukan salahmu, nak.
Ini salah mama .
Disana, mama yakin papa mu bisa menerimamu apa adanya, tidak seperti mama..
Tetap semangat, nak..
Maaf...
Terima kasih telah menganggapku mama mu..
Selamat jalan..
Mama akan terus bernapas denganmu nak, kita tak akan pisah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun