Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Jejak Rasa (Bagian 2)

6 Juni 2020   08:30 Diperbarui: 6 Juni 2020   08:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua itu begitu jelas hadir di depan matanya. Ingin mengulangnya kembali meskipun kemungkinannya sangat kecil. Daniel  tak beda dengan kapal yang membawanya hilir mudik dari satu dermaga ke dermaga lain. Tak pernah menetap lebih dari satu bulan di satu tempat. Dia sudah berkeliling di berbagai negara. Terakhir dia mengabarkan sedang di Irlandia dan akan ke Afrika usai liburan bulan ini.

Laptop dinyalakan dan mulai menyambung ke situs pertemanan tempat mereka bertemu. Sejenak dia termangu  menatap  inbox pesan yang tak menunjukkan adanya pesan baru. Diklik  deretan pesan antara dia dan Daniel  yang sudah dibaca semuanya. Sejenak dia ragu antara menulis pesan baru atau hanya mengulang membaca pesan-pesan lama yang tak pernah dihapusnya. 

Sebenarnya dia ingin menceritakan Emily dan Camia kepada Daniel, tetapi ditahannya. Belum tentu juga Daniel akan tertarik pada ceritanya. Siapa tahu dia malah ingin melupakan  kedua anak perempuannya. Meskipun itu sungguh keterlaluan, tetapi kemungkinan seperti itu tetap ada.

Kehadiran Daniel yang hanya sesaat itu bagaikan penghiburan bagi kesendiriannya yang sudah terlalu lama. Semula dia mengira Tuhan telah mengirimkan lelaki yang tepat untuknya. Pendamping hidup yang sudah lama dinantikan.  Jodoh yang dicarinya sekian lama tiba-tiba datang kepadanya. 

Sungguh riang dia menyambutnya hingga bahagia layak melingkupinya ketika berjumpa dengan lelaki dari negeri kiwi itu. Tanpa bisa dicegah, dia mulai berandai-andai jika kelak menempuh hidup bersama lelaki itu.  Tinggal di negeri asing bersama lelaki yang dicintainya  bukan masalah baginya. Lantas segera saja semuanya musnah begitu dia tahu Daniel telah menjalin hubungan istimewa dengan Persian girl  yang foto-fotonya mulai mendominasi album di situs pertemanan mereka.

Tidak ada yang salah dengan semua kejadian itu. Takdir nampaknya tidak berpihak padanya jika berhubungan dengan lelaki dan pendamping hidup. Jodoh menjelma menjadi kosa kata asing yang tak dipahami artinya. Bahkan semiotika pun tak mampu mengurai makna kata jodoh jika dikaitkan dengan  dirinya. Jika saja dia punya kuasa untuk menghapus kosa kata itu dari kamus, dia akan  senang dan tenang dalam kesendiriannya.  

Entah apa yang salah pada dirinya hingga nampaknya peluangnya begitu kecil untuk mendapatkan cinta lelaki. Dari dulu selalu kalah dan ditinggalkan. Bagaimana memenangkan hati lelaki masih menjadi teka-teki baginya. Semua teman lelaki terkesan sangat biasa baginya hingga tak mampu menumbuhkan cinta. Sebaliknya jika dia menyemai cinta di hatinya maka selalu berujung kecewa karena yang dipuja sudah ada yang punya. Jalan mendapatkan cinta sungguh berliku tajam dan entah akan berujung di mana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun