Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengurai Rasa ( 1)

11 Mei 2020   08:27 Diperbarui: 11 Mei 2020   08:30 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Kasir itu namanya Nadia. Mungkin seumuran Sinta atau malah lebih muda. Dia perempuan yang selalu ramah kepada pembeli tetapi mudah marah menghadapi para pelayan toko yang dinilainya lamban melayani pembeli. Sinta jarang berinteraksi dengannya. Hanya kadang-kadang berbicara untuk urusan pekerjaan . Dia nampak berusaha menjaga jarak dengan semua orang di Dan's Shell supaya tetap mendapat penghormatan. Menurut gosip yang beredar dia masih kerabatnya Mr. Dan, pendiri Dan's Shell yang sampai saat ini mempunyai 10 gas stasion  yang tersebar di beberapa negara bagian.

           "Kamu mau langsung ke restoran Cina itu ?"

          " Iya, Mbak. Mau ke mana lagi? Nganggur nggak dapat uang."

          Sinta sama sekali tidak terganggu dengan berhentinya Ratri. Tidak ada yang perlu disesali atau dikhawatirkan.  Ratri bisa mulai bekerja di restoran Cina besok pagi  sehingga tidak harus menganggur. Mereka masih tetap satu apartemen.

         Ketika tiba di pompa bensin kasir sudah ganti shift.  Seorang perempuan yang lebih muda menggantikan Nadia. Kelihatannya mulai bekerja di sana hampir bersamaan dengan masuknya Ratri dan Sinta. Dia terlihat cekatan dengan tubuh kerempeng dan mata yang selalu berbinar-binar setiap kali bertatapan dengan pembeli. Bahkan Sinta pun menerima tatapan yang sama ketika membeli permen dan snack di sela-sela jam kerjanya.

         Malam harinya Sinta pulang agak terlambat  tetapi Ratri belum juga tiba di rumah sampai dini hari. Kekhawatiran menghinggapinya hingga membuatnya tak bisa tidur.  HP Ratri tak bisa dihubungi mungkin mati karena kehabisan baterei. Pagi harinya  ketika bangun dan melihat sepasang sepatu yang biasa dipakai Ratri ke Dan's Shell terletak di rak sepatu seperti semula kekhawatirannya pun segera lenyap. Dia begitu ingin  segera mendengar  dari mulut Ratri  sendiri apa yang telah terjadi semalam tetapi hingga tiba waktu dia harus berangkat kerja Ratri masih belum juga bangun.

       Hanya lewat SMS Ratri menceritakan kenapa dia pulang hingga  menjelang pagi. Sebelum  meninggalkan  Dan's Shell dia  bertemu teman lamanya semasa SMP sedang mengisi bensin.  Temannya itu menikah dengan  laki-laki Belanda tetapi tinggal di Hartford sejak tiga tahun yang lalu. Maya, temannya itu, mengajaknya makan siang lalu memintanya ikut ke rumahnya. Sebetulnya Maya lebih suka kalau Ratri menginap tetapi Ratri tidak merasa nyaman dengan lima anjing di rumah itu. Dua ekor schipperke atau yang dijuluki  little black devil adalah anjing  Belgia yang sangat agresif..  Dua ekor lagi adalah Tibetan Mastiff yang sangat protektif dan tidak  suka ada tamu di kediamannya. Selalu menggonggong kepada orang asing yang belum dikenalnya. Hanya seekor anjing yang nampak manis. Anjing Viking atau menurut Maya masuk dalam jenis Swedish Vallhund karena berasal dari Swedia . Maya  kelihatannya sangat terhibur dengan lima ekor anjing yang tinggal bersamanya.  Salah satu  cara untuk  bisa tetap  merasa bahagia tanpa anak  adalah memiliki binatang peliharan. Meskipun demikian kehadiran seorang anak masih tetap menjadi harapannya hingga kini.

              Setelah bekerja di restoran Cina, Ratri  menjadi lebih sering pulang terlambat. Di akhir pekan., dia kerap diminta  bekerja lembur karena  banyak pengunjung yang datang ke restoran. Sinta menjadi sering sendirian di apartemen kalau sedang tidak bekerja. Biasanya dia akan chatting dengan Dina atau Eko menggunakan webcam dan speaker. Kadang  saudara-saudaranya yang lain jika kebetulan ke rumahnya akan ikut ngobrol juga bersama mereka.  Kegiatan saling berbagi cerita di antara mereka menjadi lebih leluasa tanpa harus Sinta merasa sungkan pada Ratri.

             Sesudah sekitar sebulan bekerja di restoran Cina , pada suatu malam Ratri datang bersama seorang bule laki-laki.  Sinta sedang menonton TV ketika keduanya masuk. Sejenak dia mengalihkan perhatian kepada lelaki yang bersama Ratri.  Sekejap kemudian Sinta tak percaya pada penglihatannya sendiri. Mata biru dirty blonde dengan tubuh tinggi besar. Sinta teringat pada lelaki yang duduk gelisah sambil mencuri-curi pandang ke arahnya di dalam bis yang membawanya ke rumah Bu Nancy.  Benar. Dia adalah lelaki itu.

            "Dennis," dia menyebutkan namanya ketika bersalaman dengan Sinta. Tersenyum lebar berusaha untuk ramah kepadanya. Entah kenapa Sinta pun membalas senyum itu dengan keramahan khas Indonesia.

            Dennis  masih kuliah sehingga hanya bisa bekerja part time di restoran Cina tempat Ratri bekerja. Di sanalah keduanya bertemu dan berkenalan. Kalau sekarang Dennis ikut Ratri sampai ke apartemen  pasti ada sesuatu yang istimewa di antara mereka. Ratri tidak akan sembarangan mengajak teman lelaki ke apartemen.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun