Sebuah cinta kadang hadir dan pergi tanpa kita minta,
bahkan meninggalkan senang juga sedih yang berkepanjangan
Bulan ini bagiku sangatlah indah,sejak pertama mengenal sosok yang anggun dan penuh daya tarik di wajahnya,semangat yang tak pernah lekang oleh waktu, penasaran berkecamuk dalam dada pemuda itu, terlebih lagi gadis itu seorang muslimah yang sangat lemah lembut tutur sapanya,sinar terpanjar di wajahnya bak purnama ke lima belas,walau perkenalan pemuda itu tidak secara langsung hanya lewat media social, namun segala rasa yang ada dalam hatinya membuat hati pemuda ini gelisah, hanya bisa berdoa dan menyebut nama gadis itu.
Asyura nama gadis itu yang berarti bulan Muharram, nama yang indah dan penuh makna, Ahmad sangat mengagumi semua yang ada pada gadis yang sangat menyukai warna merah muda ini,penampilanya yang sangat memukai hati Ahmad yang akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta yang entah terbalas atau tidak, sebab rasa yang kini bersemayam dalam hati Ahmad adalah sebuah cinta suci sebab Ahmad tidak ingin cinta itu ternodai oleh hawa nafsu semata,semakin hari rasa yang ia pendam sangat menyesakan dadanya hingga Ahmad kadang susah untuk bernafas,sakit rasanya memendam rasa rindu terhadap gadis pujaanya itu,hari-hari yang Ahmad jalani hanya bisa menahan rasa dan semua perasaan yang ia miliki telah ia titipkan kepada sang Khalik.
Sebagai pemuda yang taat akan perintah Agama dan menjunjung tinggi akan syariat Islam, baginya cinta adalah kesucian yang harus ia jaga, ia berharap suatu saat nanti dapat bersanding dengan gadis itu dan hidup bersama,baginya cinta adalah ketika ia bisa mendoakan dan menyebut nama Asyura dalam setiap sujudnya. Dalam perkenalan mereka akhirnya saling bertukar nomer handpone dan saling menyapa, bertanya kabar masing-masing.beberapa bulan telah berlalu kini mereka semakin akrab dan diantara mereka telah terjalin suatu ikatan hati yang benama Cinta,perasaan yang sangat manusiawi bagi setiap insane yang ada di dunia.
Namun beberapa bulan cinta mereka bersemi akhirnya datang badai yang menumbangkan semua cinta yang mereka bangun dan impikan, saat itu memang orang tua Asyura masih kolot dan masih memberlakukan perjodohan, semua saudara Asyura menikah tanpa ada rasa cinta terlebih dahulu, sebab orang tua mereka sangat ingin jika melihat anak mereka berumah tangga dengan orang yang sudah mereka ketahui asal dan usulnya.
Akhirnya berita itu sampai ke telinga Ahmad, sebab pada hari itu handpone bordering
Tiiitt.. tiitt… tiittt…
Suara pesan masuk ke handpone Ahmad dengan wajah yang berseri-seri ia langsung menyambar Handpone yang ada di meja itu,lalu mata Ahmad terbelalak dan serasa jantungnya berhenti seketika itu,
“Assalamualaikum,,, bang, mungkin ketika kau membaca pesan ini,air matamu akan tumpah membasahi bumi,namun itu semua saya rasakan juga,bahkan hati ini sangat tercabik-cabik ketika Abah membuat suatu pilihan untuk diriku tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, saya di jodohkan dengan seorang yang tak pernah saya kenal bahkan saya sudah menolak dan memberikan alasan bahwa saya telah mempunyai pilihan sendiri, namun apa dayaku bang, seketika itu pilihan saya tak ada gunanya, saya harus merelakan semuanya,sebab ini demi harga diri Abah dan Umi saya bang, minggu depan adalah hari dimana saya akan duduk bersanding dengan pemuda pilihan orang tua saya, namun Cintaku selamanya buatmu seorang”
Bumi yang di pijak oleh Ahmad seakan runtuh,tubuh Ahmad limbung bersama handpone yang ada di tanganya, jatuh berhamburan ke lantai,baru kali ini Ahmad menangisi akan kebodohanya, kenapa ia tidak cepat berfikir untuk datang melamar Asyura, saat itu. Kini semuanya telah terlambat dan hanya rasa penyesalan yang tiada arti,ia kumpulkan semangat untuk membalas pesan dari belahan jiwanya itu, Handpone yang berantakan itu ia satukan kembali dan huruf demi huruf ia rangkai hingga jadi sebuah kalimat,
Tangan Asyura gemetaran ketika handpone miliknya berbunyi,lalu dengan perasaan yang tak menentu ia baca beberapa baris kalimat yang sangat menyayat hati dan perasaanya,lalu tubuhnya melemah dan jatuh terduduk dipinggir ranjang kamarnya,air mata tak berhenti mengalir membasahi pipinya dan jilbab yang ia kenakan basah terkena air mata. Semua yang ia rasakan seolah hancur bersama datangnya pesan dari kekasih hatinya.
Riiinngg…riiing..riinngg…
Sebuah pesan dari kekasihnya ia baca.
“Walaikumsalam… Adekku sayang, belahan hati Abang,ini semua menghancurkan hati dan perasaan Abang, sebab saya mengira cintamu bisa mengalahkan segalanya bahkan itu adalah orang tuamu, saya disini mencoba mengumpulkan puing-puing hati yang telah kau hancurkan,seketika juga,kau telah menodai cinta suci yang selama ini saya percayakan untuk dirimu,mengapa kau tak menunggu kedatanganku,dan menerima lamaran orang lain?”
Sakit hati gadis itu membaca pesan yang di kirim oleh kekasihnya, seakan hilang semua ingatanya, sebab ia juga tak pernah menginginkan hidup serumah dengan orang yang tak pernah ia cintai, cinta sucinya hanya untuk Ahmad seorang, air matanya tak berhenti mengalir hingga malam, tak satupun pesan yang masuk dari Ahmad, ia menunggu handponnya berbunyi dan berharap Ahmad akan mengirimkan sebuah pesan untuknya namun ternyata hingga larut malam handpone Asyura tak pernah bordering, dan ia tak pernah tau apa yang terjadi pada Ahmad saat itu,hanya doa yang senantiasa ia panjatkan agar kekasihnya selalu dalam perlindungan-Nya.
Di tempat lain keadaan Ahmad sangat mengibakan sebab ia tak henti-hentinya menyebut nama Asyura,itu semua membuat hati pemuda itu tergoncang sebab Asyura adalah cinta pertama dalam hidupnya, tiada cinta yang pernah ia kenal selain cintanya pada Asyura, orang tua Pemuda ini sangat bingung ketika melihat anak semata wayangnya kini terpuruk oleh rasa cinta yang mendalam pada seorang gadis yang belum pernah ia temui,namun janji setia telah terucap antara mereka berdua, pernah suatu hari Ahmad bersumpah bahwa ia tak akan pernah menikah selain dengan Asyura.
“Ahmad.. sadar Nak, masih banyak wanita lain, yang bisa jadi pendamping hidupmu”
kata ibu Ahmad sambil mengelus-elus kepala anaknya,sudah beberapa hari Ahmad tak mau makan bahkan ia lebih banyak mengurung diri di kamar, perasaan sedih dan iba sebagi seorang ibu membuat bulir-bulir bening menetes di sudut mata lelahnya. Namun tatapan mata Ahmad kosong wajahnya pucat,sebab beberapa hari ia tak makan.
“Mad.. ayo nak makan,..”
ibu Ahmad mendekatkan nasi yang telah ia sendok kearah mulut Ahmad,dan akhirnya Ahmad mau juga membuka mulutnya, tiga suapan nasi yang bisa masuk kedalam mulutnya,setelah itu ia berhenti,lalu ibu mengambilkan air putih yang ada di meja kecil disampingnya dan di berikan kepada Ahmad, lalu ia meneguk air itu.
Pagi itu suasana di Rumah Asyura berbeda sebab di rumah itu sedang banyak tamu yang datang sebab minggu depan adalah hari dimana Asyura akan duduk bersanding dengan laki-laki pilihan orang tuanya,Asyura berada di kamarnya di wajahnya tergambar kesedihan yang mendalam, sebab hati dan perasaan Asyura hanya untuk Ahmad seorang,matanya terlihat sembab akibat semalaman ia menangis lantara Ahmad sudah beberapa hari tak ada kabar dan handphone milik Ahmad juga tidak aktif.
Tok..tok..tok..
Suara pintu kamar di ketuk orang dari luar, lalu cepat-cepat Asyura mengusap air matanya,dan membuka pintu kamar,ternyata yang datang adalah kakak perempuanya yaitu Ramlah,
“kamu menagis,dek?”
lalu tangan Ramlah mengusap kepala adiknya yang sangat ia sayangi itu, air matanya tak mampu juga ia bendung, mereka menangis bersama di kamar,lalu kakak Asyura memberikan nasehat kepadanya, “cinta itu akan hadir dengan sendirinya,nanti kalau kamu telah menikah pasti akan tumbuh cinta di dalam pernikahanmu dek”dengan suara gemetar Ramlah memberikan penguatan kepada adiknya. Asyura hanya diam ia membaringkan kepalanya diatas pangkuan kakaknya itu.
“tapi saya tidak mencintainya,kak”
Ucap Asyura diantara isak tangisnya,lalu ia mengangkat kepalanya dari pangkuan Ramlah,dan mencoba untuk tegar,dihapusnya air mata yang mengalir dipipinya,lalu ia berkata “baiklah saya akan menuruti kemauan Abah dan Ummi.”
Pada hari yang telah ditentukan itu,rumah Asyura sangat ramai sekali banyak tetangga dan tamu-tamu yang datang untuk membantu acara pernikahan Asyura,hari itu Asyura sangat terlihat cantik,sinar di wajahnya dan bahkan senyum yang terkembang dibibirnya membuat orang yang memandang akan terpana.pada saat selesai ijab Kabul datang sebuah mobil dan seorang laki-laki membuka pintu mobil, pemuda itu sangat tampan sinar di wajahnya menambah wibawa pada dirinya,ternyata pemuda itu adalah Ahmad, ia datang diacara pernikahan Asyura, walau wajahnya terlihat sedih namun ia mencoba untuk bersikap tenang.
Lalu pemuda itu masuk dan menyalami Suami Asyura yaitu Azrul,”Bang,jaga dan cintailah Asyura seperti aku mencintainya,jangan pernah sia-siakan dia,Aku titip Cintaku untuk Asyura” sambil berkata demikian ia menepuk bahu Azrul,dan berpindah menyalami Asyura,ia sudah tak mampu berkata-kata lagi,air matanya sempat merembers di sudut matanya,namun ia berusaha untuk tetap tersenyum,setelah itu ia langsung meninggalkan tempat itu, Asyura hanya bisa menahan rasa sedih, namun inilah jodoh,kita tak tau Jodoh,Ajal dan Rezeki, semua telah diatur oleh Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H