Mohon tunggu...
Yunhy Ammarsyah
Yunhy Ammarsyah Mohon Tunggu... -

Jangan berhenti untuk menuliskan semua yang ada di pikiranmu, menulislah dengan hati pasti akan sampai ke hati para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titip Cinta Buat Asyura

10 Februari 2016   16:09 Diperbarui: 10 Februari 2016   17:15 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ibu Ahmad mendekatkan nasi yang telah ia sendok kearah mulut Ahmad,dan akhirnya Ahmad mau juga membuka mulutnya, tiga suapan nasi yang bisa masuk kedalam mulutnya,setelah itu ia berhenti,lalu ibu mengambilkan air putih yang ada di meja kecil disampingnya dan di berikan kepada Ahmad, lalu ia meneguk air itu.

Pagi itu suasana di Rumah Asyura berbeda sebab di rumah itu sedang banyak tamu yang datang sebab minggu depan adalah hari dimana Asyura akan duduk bersanding dengan laki-laki pilihan orang tuanya,Asyura berada di kamarnya di wajahnya tergambar kesedihan yang mendalam, sebab hati dan perasaan Asyura hanya untuk Ahmad seorang,matanya terlihat sembab akibat semalaman ia menangis lantara Ahmad sudah beberapa hari tak ada kabar dan handphone milik Ahmad juga tidak aktif.

Tok..tok..tok..

Suara pintu kamar di ketuk orang dari luar, lalu cepat-cepat Asyura mengusap air matanya,dan membuka pintu kamar,ternyata yang datang adalah kakak perempuanya yaitu Ramlah,

“kamu menagis,dek?”

lalu tangan Ramlah mengusap kepala adiknya yang sangat ia sayangi itu, air matanya tak mampu juga ia bendung, mereka menangis bersama di kamar,lalu kakak Asyura memberikan nasehat kepadanya, “cinta itu akan hadir dengan sendirinya,nanti kalau kamu telah menikah pasti akan tumbuh cinta di dalam pernikahanmu dek”dengan suara gemetar Ramlah memberikan penguatan kepada adiknya. Asyura hanya diam ia membaringkan kepalanya diatas pangkuan kakaknya itu.

“tapi saya tidak mencintainya,kak”

Ucap Asyura diantara isak tangisnya,lalu ia mengangkat kepalanya dari pangkuan Ramlah,dan mencoba untuk tegar,dihapusnya air mata yang mengalir dipipinya,lalu ia berkata “baiklah saya akan menuruti kemauan Abah dan Ummi.”

Pada hari yang telah ditentukan itu,rumah Asyura sangat ramai sekali banyak tetangga dan tamu-tamu yang datang untuk membantu acara pernikahan Asyura,hari itu Asyura sangat terlihat cantik,sinar di wajahnya dan bahkan senyum yang terkembang dibibirnya membuat orang yang memandang akan terpana.pada saat selesai ijab Kabul datang sebuah mobil dan seorang laki-laki membuka pintu mobil, pemuda itu sangat tampan sinar di wajahnya menambah wibawa pada dirinya,ternyata pemuda itu adalah Ahmad, ia datang diacara pernikahan Asyura, walau wajahnya terlihat sedih namun ia mencoba untuk bersikap tenang.

Lalu pemuda itu masuk dan menyalami Suami Asyura yaitu Azrul,”Bang,jaga dan cintailah Asyura seperti aku mencintainya,jangan pernah sia-siakan dia,Aku titip Cintaku untuk Asyura” sambil berkata demikian ia menepuk bahu Azrul,dan berpindah menyalami Asyura,ia sudah tak mampu berkata-kata lagi,air matanya sempat merembers di sudut matanya,namun ia berusaha untuk tetap tersenyum,setelah itu ia langsung meninggalkan tempat itu, Asyura hanya bisa menahan rasa sedih, namun inilah jodoh,kita tak tau Jodoh,Ajal dan Rezeki, semua telah diatur oleh Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun