Banyak orang yang menginginkan sesuatu, tetapi tidak dibarengi dengan kebulatan tekad kuat dan kesungguhan yang tinggi dalam meraihnya, akhirnya keinginan itu hanya sekedar angan-angan yang tidak terwujud (Yundri Akhyar, Kompasiana, 2020). Tentang hal ini pernah diungkapkan dalam syair Arab:
# Â
#
Ingin ketinggian, tanpa usaha keras, sia-sialah umur, Â dalam menuntut tempat yang diinginkan
Dalam redaksi lain penulis membahasakan: Ingin kesuksesan, tanpa kesungguhan. Â Itu sama dengan pungguk merindukan bulan.
Syair di atas tentu sangat cocok untuk memberikan semangat (jazbah) bagi semua orang yang berjuang untuk meraih cita-citanya, tidak terkecuali bagi orang yang ingin memahami agama Islam. Karena tanpa bermujahadah di jalan Allah SWT, maka seseorang akan susah untuk memahami agama. Suatu  kelemahan lembaga pendidikan Islam di zaman sekarang adalah meninggalkan pembersihan jiwa (tazkiyah) dengan kesungguhan (mujahadah) dalam memahami agama. Banyak pengajian di sekolah, madrasah atau pesantren hanya di ajarkan al-Qur'an dan hadis tetapi tidak disertai dengan pembersihan jiwa dan mujahadah, maka bisa banyak hafalan al-Qur'an dan hadis tersebut tetapi agama tidak dihayati dengan baik. Berapa banyak orang yang belajar al-Qur`an dan hadis, ia tahu bahwa hukum shalat itu wajib dan meninggalkannya adalah dosa namun kenyataan sebagian besar orang yang tahu itu wajib tetapi ia tidak mengerjakannya. Hal itu terjadi karena mata hatinya tidak terbuka.
Orang-orang Islam yang melakukan hal yang diharamkan bukan tidak tahu itu haram, itu dilarang oleh Allah, tetapi karena mata hati tidak terbuka sehingga ia tidak punya kekuatan untuk mengamalkan agama. Â Jadi ini perkara penting, tidak cukup kita hanya belajar al-Qur'an dan hadis saja namun mesti disertai dengan pembersihan jiwa (tazkiyah) dengan bermujahadah. Â Orang-orang kafir yang tidak beriman mengira mereka akan memahami agama Islam cukup hanya dipelajari di Universitas yang ada di Eropa yang ada jurusan islamologinya yang mana di sana diajarkan al-Qur'an dan hadis. Di antara mereka ada yang hafal beberapa ayat al-Qur`an dan beberapa hadis tetapi mereka tidak masuk Islam karena hatinya tidak terbuka. Abu Jahal dan Abu Lahab, mereka mendengar al-Qur'an dan paham karena itu bahasa mereka tetapi tidak Islam karena tidak mau berkorban tidak mau bermujahadah di jalan Allah SWT.
C. Agama Ringan bagi yang MujahadahÂ
Banyak keluhan orang didengar bahwa Islam susah diamalkan dan berat dilakukan. Pernyataan ini adalah bagi orang yang mata hatinya tertutup sedangkan bagi orang yang mata hatinya terbuka dan dia belajar al-Qur'an dan hadis serta mengkaji ilmu agama dengan mujahadah, maka mudah dan ringan baginya mengamalkan agama ini.
Cerita Kiyai dari Jamaah Tabligh, ada sepasang suami istri di Amerika baru masuk Islam, keduanya mualaf setelah masuk Islam mereka  pergi ke India keluar masturat (keluar membawa pasangan, suami istri) untuk empat puluh hari sampai di India, masturot 40 hari si istri yang mualaf ini langsung menutup wajahnya dengan cadar tidak kelihatan auratnya. Setelah selesai 40 hari ada wawancara di Aligarh India, setelah bercerita tentang penting dan manfaat agama, ada salah seorang dosen perempuan di Aligarh Muslim University mengatakan "saya setuju Islam ini cara hidup yang paling bagus, agama yang sempurna tetapi di zaman modern seperti ini berat untuk diamalkan" katanya. Kemudian seorang Amerika yang baru masuk Islam mengatakan "pendapat saya Islam itu tidak berat diamalkan asal cara belajarnya ikuti cara Rasulullah SAW buktinya saya orang kafir baru masuk Islam akan tetapi saya belajar agama seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, bermujahadah berkorban dengan diri dan harta keluar di jalan Allah SWT, Alhamdulillah saya bisa menutup aurat, banyak perempuan belajar agama Islam dari lahir karena terlahir dalam Islam tetapi belajarnya tidak mengikut cara yang dicontohkan oleh Rasulullah bertahun-tahun, puluhan tahun sampai sekarang tidak mampu menutup aurat". Maka hadirinpun terdiam, menunduk malu dari jawaban perempuan Amarika yang baru masuk Islam tersebut.
Jadi, untuk memahami agama ini belajar mesti ikut cara Nabi Muhammad Saw dengan sungguh-sungguh (mujahadah). Adapun yang menjauhkan umat Islam dari agama hari ini adalah  karena cara belajar agama tidak mengikuti cara yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Banyak orang menyamakan cara belajar agama dengan belajar matematika, ilmu hukum, ilmu ekonomi dan ilmu lainnya. Ini jelas hal yang tidak bisa, karena belajar matematika dan lain-lain itu bisa dicerna dengan otak tetapi agama harus dicerna dengan hati dan tidak bisa dengan otak saja. Jika agama bisa dicerna dengan otak tentu orang Amerika, Jerman dan Inggris lebih paham agama dan mereka dulua masuk Islam dan amal agama, namun kenapa tidak terjadi, karena hatinya gelap dan tidak terbuka mata hatinya. Ini buktinya bahwa belajar agama itu dengan hati bukan hanya dengan otak seperti belajar ilmu bersifat sains.