Mohon tunggu...
Dr Yundri Akhyar
Dr Yundri Akhyar Mohon Tunggu... Dosen - menulis, menulis dan menulis

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kunci Sukses, Mujahadah di Jalan Allah SWT

10 Januari 2022   06:38 Diperbarui: 10 Januari 2022   06:39 4797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KUNCI SUKSES, BERMUJAHADAH DI JALAN ALLAH

 

A. Pengertian Mujahadah

Praktik Mujahadah mungkin sudah banyak yang tidak asing dengan istilah ini, baik yang sering didengar atau baca di al-Quran ataupun Hadis, lafal ini banyak sekali bentuknya dan tentunya memiliki makna yang beragam. Seperti yang kita baca di banyak literatur, lafal mujahadah ini sendiri banyak diartikan sebagai usaha atau berusaha dengan keras, mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk hal-hal kebaikan dan tentunya dengan tujuan mencari ridha Allah. Selain demikian juga banyak yang memaknainya dengan bersungguh-sungguh baik di jalan Allah atau dalam berperang. Sehingga pada dasarnya, makna dari mujahadah itu sendiri mengandung makna utama yaitu sebuah usaha seseorang tanpa putus asa untuk melakukan kebaikannya supaya mendapat ridha dan dapat mendekatkan diri kepada Allah (Muhtador, 2014).

Sebagai istilah umum, mujahadah berasal dari bahasa arab jahada yang berarti bersama-sama berjuang sekuat kemampuan sementara kalangan sufi istilah ini mengacu pada disiplin asketis dan perjuangan spiritual di jalan sufi (Bambang Pranowo, 2011: 141). Mujahadah merupakan Isim berbentuk masdar dari fiil madhi jahada, dan fiil mudhori yujahidu sedangkan mashdarnya adalah mujahadah dan jihadan kalimat tersebut mempunyai banyak arti, baik secara bahasa maupun secara istilah, antara lain: (a) perang fisik, seperti firman Allah: " Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir" (QS. At-Taubat: 24). (b). mujahadah berarti memaksa, seperti dalam firman Allah: "Dan jika kedua orang tuamu memaksa kamu menyekutukan Aku dengan sesesuatu yang kamu tidak mengetahuinya maka janganlah engkau ikuti" ( QS. Al-Ankabut: 8). (c). bersungguh-sungguh mencurahkan segala kemampuan dalam belajarnya (d) mujahadah berarti perang melawan nafsu, seperti dinyatakan al-Ghazali: Al-Mujahadah miftah al-hidayah la miftaha laha siwaha (mujahadah adalah kunci hidayah, tiada kunci bagi hidayah selain mujahadah).

Itulah beberapa makna etimologi dari kata mujahadah. Adapun secara terminologis, ada beberapa pengertian dari kata mujahadah dalam kitab jami` al-usul, misalnya, dinyatakan: menurut istilah ahli hakikat (mujahadah) adalah memerangi nafsu amarah bis-su` dan memberi baban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara`. Di bagian lain dari kitab tersebut juga dinyatakan bahwa mujahadah adalah membebani nafsu untuk melakukan hal-hal yang berat secara jasmani dan menghindari kesenangannya dan segala bidang. Sementara itu, di dalam sebuah hadis dinyatakan " seseorang mujahid iyalah orang yang memerangi nafsunya untuk sadar kepada Allah " (HR. Thirmidzi dan Ibnu Hibban dari Fadlalah bin Ubaid).

Dalam al-Mufrodat fi Gharib al- Quran, Raghib al-Asfani mengatakan, jihad dan mujahadah berarti mencurahkan segala kemampuan untuk melawan musuh. Jihad terbagi ke dalam tiga macam, yakni berjuang melawan musuh yang tampak, berjuang melawan setan, dan berjuang melawan hawa nafsu. Ketiga macam jihad ini tercakup dalam, "dan berjihatlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya"(QS. Al-Hajj: 78) juga dalam, "dan berjihadlah kalian dengan harta dan diri kalian di jalan Allah." (QS. At-Taubah:41). Sedangkan yang dimaksud dengan berjuang melawan hawa nafsu adalah menyapihnya, membawa keluar dari keinginan-keinginan yang tercela dan mengharuskannya untuk melaksanakan syari`at Allah, baik perintah maupun larangan (Syaikh Abdul Qadir Isa, 2011: 72).

Maka dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan mujahadah adalah suatu bentuk usaha yang sungguh-sungguh dalam melawan hawa nafsu yang diupayakan secara optimal secara lahir dan batin melalui tindakan nyata dalam menjalankan syariat Islam berdasarkan al-Qur`an dan sunnah. Dengan beribadah, manusia menjadikan dirinya `abdun (hamba) yang dituntut untuk berbakti dalam mengabdi kepada Ma`bud (Allah Maha Menjadikan) sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba wajib berbakti (beribadah). Mujahadah adalah sarana menunjukan ketaatan seseorang hamba kepada Allah, sebagai wujud keimanan dan ketawaan kepada-Nya. Sedangkan menurut Said Hawwa, mujahadah adalah sebuah proses perjalanan ruhani manusia menuju Allah. Sebagai sebuah proses, mujahadah memiliki beberapa pilar sebagai tempat berdiri dan tegaknya proses perjalanan tersebut.

Sedangkan pilar-pilar mujahadah diawali dengan mengimani Allah, keesaan-Nya, dan pengakuan bahwa Nabi Muhammad benar-benar Rasul utusan-Nya. Fase kedua adalah menegakkan dan melaksanakan kewajiaban-kewajiaban dan tuntutan-tuntutan waktu. Seperti shalat ketika waktunya telah tiba, puasa apabila bulan Ramadhan telah tiba, menunaikan zakat apabila telah mencapai satu tahun dan cukup kadar nisabnya, meninaikan ibadah haji jika mampu dan telah tiba saatnya. Aspek ketiga adalah program rohani yang harus dilakukan secara teratur dan terencana oleh seseorang. Seperti ibadah- ibadah sunah, shalat, zakat, puasa, i`ktikaf, haji, doa, dzikir, membaca al-Qur`an (Umi Latifah Abdulghoni, 2019: 37-38). Di dalam mujahadah terdapat bacaan zikir, tahlil, doa dan wirid yang di dalamnya memuat ayat-ayat yang memberikan suasana hati yang tentram membuat prilaku dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi lebih baik (K. Zainuri Ihsan, dan M. Fathurhman, tt: 26-27).

B. Pentingnya Tazkiyah dengan Mujahadah

Bersungguh-sungguh begitu penting dalam nafas kehidupan manusia. Kesungguhan dalam kebaikan merupakan sikap yang dianjurkan dalam Islam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bersungguh-sungguh diartikan sebagai sebuah usaha dengan sekuat-kuatnya (segenap hati, sepenuh minat, tidak main-main, tekun, benar-benar) untuk mengejar sesuatu yang diinginkan. Dengan demikian, dalam keseharian orang sungguh-sungguh terlihat serius, tidak asal-asalan, tidak sembrono, tekun, setia, perhatian dan fokus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun