By. Yulyani Dewi, ST
Surabaya 26 September 2010
Pengertian Versi Dudul
SELINGKUH = Selingan Indah keluarga utuh
KESETIAAN= Kesel sih harus setia Ma dia doang
Prolog
Berapa banyak sekarang ini orang-orang begitu menganggap sambil lalu sebuah lembaga pernikahan. Menjadikannya seakan hanya materi dan komoditi yang menjadi sorotan sesaat pada acara resepsi, undangan yang luar biasa banyak bentuk dan variasinya, dengan foto diri yang mesra tampil di cover undangan belum lagi aneka souvenir yang di berikan pada undangan bervariasi dan luar biasa mewah kadang kala,pesta yang meriah, baju-baju cantik, konsep dan dekorasi yang wah hingga hal ini dijadikan komuditi bagi tabloid-tabloid prewedding untuk meraup iklan dan juga pembeli tabloidnya sebesar-besarnya.
Sekarang pertanyaannya, apakah memang pernikahan itu segelamor dan seindah pesta atau resepsinya?
Apakah sebenarnya tujuan menikah?
Pernikahan
Kalau kita lihat banyak selebriti menikah dengan glamour, wah, hingga ada yang habis milyaran rupiah, bahkan kalau dihitung-hitung dananya mungkin bisa memberikan manfaat pada jutaan kaum dhuafa yang sekarang bertambah sulit keadaannya karena mahalnya pangan apalagi untuk kebutuhan sandang.
Pernikahan yang di gelar layaknya dongeng dan khayalan untuk sebagian orang hingga menjadi buah bibir sampai di kampong-kampung bahkan plosok desa.
Apakah lantas semua ada manfaatnya?
Entahlah!, tidak mau suudzon dengan berbagai gossip tentang pernikahan para selebriti kita ataupun pernikahan orang-orang yang memiliki kekayaan melebihi orang lain. Hanya saja, saya yakin hakekat pernikahan bukan hanya pada pesta semalam atau 7 hari 7 malam, atau selembar kertas dari KUA. Untuk kemudian di campakkan di pengadilan agama dengan kalimat singkat dan mudahnya CERAI.
Karena jauh diatas itu semua, ada esensi yang seharusnya menjiwainya, nilai sakral yang menjadi nadinya.
Bahwa menikah adalah salah satu manifestasi dari perjanjian kita dengan sang khalik, Allah SWT, perjanjian yang tidak cukup ditulis pada selembar kertas, melainkan perjanjian pengabdian sebagai salah satu wujud ketaatan kita pada diriNya, sarana menyempurnakan separuh iman kita kepadaNya.
"Siapa yang menikah maka ia telah menyempurnakan separuh dari iman[nya] " (HR Imam at-Thabarani); "Siapa yang menikah berarti dia telah menyempurnakan sebagian agamanya, maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah pada sebagian yang lain." (HR Imam al-Bayhaqi dan Ibn al-Jawzi)
Dan pernikahan disaksikan olehNya, dan karena itulah Allah sangat membenci perceraian.
Selingkuh ~ Selingan Indah Keluarga Utuh ?
Beberapa saat yang lalu seorang mengadukan persoalan rumah tangganya pada saya dan curiga suami atau istrinya berselingkuh, lalu apa indikatornya, mari kita simak.
" Setiap hari dia pulang larut hingga pukul 2 malam, tidak langsung tidur dikamar kami malah sibuk menelepon di dalam kamar mandi", saya melihat ekspresi wajah bapak tiga orang anak ini yang kusut seperti benang yang terurai dan bercampur dengan ratusan benang terurai lainnya.
Atau ini.........
" Beberapa hari Papanya anak-anak tidak pulang, komunikasi kami terputus, minggu lalu dia pulang lalu mengemasi pakaian dan pergi lagi" kali ini dengan menangis
Atau yang paling dramatis .............
"Kuputuskan bercerai karena dia selingkuh, ini soal harga diri"
Perselingkuhan benarkah indah, seperti yang dengan ringan diucapkan dalam berbagai komentar orang ketika beberapa saat yang lalu saya sempat beropini di status FB saya sebagai berikut :
"Selingkuh ? Selingan Asyik Keluarga Utuh, Benarkah?. Jk ini pernah dilakukan pasangan kita, bisakah kita memaafkan dan melupakan serta kembali menjalin hubungan seperti sedia kala?, kekuatan apa yg jadi alasan?Anak-anakkah?.Kasihan sekali jika hanya Anak-anak yg dijadikan alasan. Harusnya kita mencari diseluruh celah hati, masih adakah rasa cinta terselip disana? Karena cinta yg tulus selalu bisa memaafkan apapun, sekalipun itu pedih mengiris hati "
Dan berapa komentar menarik dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang heboh berkomentar di status saya beberapa di antaranya sebagai berikut :
VD : karena di hati wanita selalu ad maaf tiada batas...Sebuah keluarga hebat bukan karena seorang laki2 tapi karena ada wanita tangguh di dalamnya..
SH :
Durung tau bu...jo sampek kali..SELINGKUH
Selingan Enak Lihat...
Indahnya..
Nggak tau akibatnya Gak akan tahan lama Keluarga Ujungnya Hancur..
TBP : Sebagian besar memang alasan anak (kalau anak2 masih kecil), krn anak ga bs dipersalahkan masa depannya gara2 kehancuran ortunya tp jika anak2 dah gede biasanya mmng sulit tuk memaafkan...
@VD: Pernyataan komen and terlalu meninggikan dan membenarkan kaum anda sndr "negara bisa hancur karena perempuan". Jgn menyalahkan gender tertentu, semua ikut andil.
Kadang keterpaksaan untuk kebaikan lebih baik dari pada menimbulkan kehancuran, siapa tahu di kemudian hari akan benar-benar jadi lebih baik. Berapa banyak dulu pasangan yang dinikahkan oleh org tua tanpa dasar cinta banyak yang tentram hidupnya, mawadah dan warohmah. Brp banyak anak-anak yang jadi korban broken home karena perceraian ortunya (biasanya mereka ditinggal dari kecil). Memang Allah tidak melarang untuk bercerai tapi juga sangat membencinya. So semua kembali ke masing-masing person menyikapi hal itu.
Apa dasarnya mereka yg dijodohin mau menikah? Kadang mereka pun tidak saling mengenal sebelumnya. Mungkin ibu tinggal di jaman yang sudah maju, semua mesti lewat tahap pacaran dulu, berapa banyak coba, pasangan-pasangan jaman dulu yang dijodohkan berakhir dengan perceraian? dibadingkan pasangan sekarang yg melalui tahap pacaran tp berujung cerai? Seiring berjalannya wkt cinta itu pasti timbul dan apakah di Islam pun mengenal pacaran? 1 hal lagi, zina itu kalau gak resmi bu! Setelah mengucapkan akad nikah disertai saksi dan disahkan mk sah dan berhak pula mereka melakukan hubungan suami istri
AP : Terkadang kita harus memperjuangkan apa apa yang patut diperjuangkan disela kebeningan hati seorang perempuan....
ZB : kasihan deh sama orang yang selalu mengagungkan cinta pada sesama makhluk, kalau menurut saya apapun itu rujuk or nikah landasannya adalah IBADAH /MENGABDI karena ALLAH, konsekensinya mau susah senang kalau dasarnya/ niatnya ibadah , maka akan terus dijalani karena yang dituju bukan kenikmatan/kesenangan dunia tapi reward nya di akherat kelak, zaman kakek nenek kita yg kawin dipaksa tapi langgeng ,karena salah satunya punya niat PENGABDIAN
AK : lebih baik mencegah drpd mengobati, jika sudah terjadi luka sembuhpun tetap membekas, caranya : berpandai-pandailah mengenal dan menciptakan variasi dalam kehidupan sehari-hari yang sedang dijalani, pada dasarnya manusia cepat sekali bosan & cenderung mencoba sesuatu yang baru, jika itu sdh terjadi itu salah kita sendiri tidak mengenal dgn baik pasangan kita sejak awal, bukankah Tuhan memberi akal utk berfikir, hati untuk merasakan.....................walahuallam
Sebetulny kaum Adam itu simple rutinitasnya yang paling dominan adalah mencari uang, jika pulang ke rumah melihat si hawa berdandan cantik & harum baunya serta urusan ranjang tetap hot, melayani segala sesuatu yang di inginkan Adam dengan baik.......95% Adam tak selingkuh, tapi pulang kerja capek istri mecucu, urusan ranjang gaya patung........siap2 bye...bye darling I'M selingkuh.
Solusinya : apa kamu masih punya keyakinan bahwa pasanganmu tidak akan selingkuh lagi ?, selingkuh hampir 99% urusan ranjang ato ketidakpuasan suasana dirumah ( kemungkinan kecil), jika yang biasanya tiap hari makan pecel, kemudian makan rawon akalnya bisa membedakan maka kecenderungannya 95% akan terus mencoba mencoba besok akan mencoba stik daging ato apa lama kelamaan akan menjadi hobi
jangankan seperti itu, apapun umat muslim melakukan sesuatu pasti baca bismillah hirohhman nirohhim ( dengan atas nama Allah yg Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).............tp kemudian tahukah kamu jika bacaan itu di pake hal yg buruk ato baik, orang maling aja baca lafal itu " bismillah smoga gak ketangkap" itupun Tuhan berkehendak ya ndak ketangkap. Ingat pada dasarnya manusia jangankan tiap tahun, tiap detik pun hati pikirannya bisa berubah secepat kilat, jadi jangan berharap banyak tentang komitmen, coba kamu perhatikan adam-hawa memiliki komitmen kepada Tuhan tidak akan makan buah kuldi tapi apa kenyataannya mereka tetap memakannya dan diturunkan ke bumi.
Komentar-komentar menarik membuat berbagai macam kesimpulan di kepala saya dan pertanyaan serta kesimpulan tentu saja.
Bahwa benarkah selalu harus perempuan yang mengalah?, benarkah selalu ada maaf dalam setiap perselingkuhan oleh salah satu pihak pasangan? tapi jika ada laki-laki atau perempuan yang bisa menerima kembali pasangannya setelah perselingkuhan itu adalah Anugrah tak terhingga dlm sebuah keluarga, dia tidak hanya melihat kepentingannya tapi juga kepentingan yg lainnya terutama adalah menyelamatkan mahligai yg telah dibangun, dan komitmenya pada Tuhan.
Dari banyak komentar berapa banyak komentar terutama dari bapak-bapak yang begitu memojokkan perempuan.
Kalau bisa saya garis bawahi, bahwa perselingkuhan adalah masalah bagaimana kita menghargai sebuah komitmen yang kita bangun tidak hanya antara kita dan pasangan pengantin kita namun juga oleh Allah, karena komitmen di bangun melalui persaksian antara Tuhan dan Manusia. Pertanggung jawaban pernikahan itu adalah antar manusia langsung dengan Tuhannya bukan hanya manusia dengan manusia.
Lalu apakah komitmen yang kita bangun dengan Tuhan harus kita abaikan, lukai, dan remehkan?.
Berbicara apakah terlepas dari pernikahan ini hasil dari sebuah perjodohan, proses pacaran, jika dalam islam kita tidak mengenalnya tapi Islam memberikan kelonggaran dengan melakukan Ta'aruf. Proses dimana kedua calon pasangan bisa saling mengenal dan melihat kepribadian masing-masing. Pun ketika Rasulullah SAW menikahkan puterinya beliau memberikan hak mutlak pada Fathimah untuk memilih, dengan melihat ekspresi Fatimah ketika dilamar para sahabat, hingga diamnya Fatimah adalah persetujuannya ketika Ali bin Abi Thalib melamarnya.
Dari sini dapat diketahui bagiamana Rasulullah SAW menghargai pendapat dan perasaan puterinya. Artinya perjodohanpun harus atas persetujuan pihak perempuan atau laki-laki yang akan menjalani pernikahannya sendiri.
Seperti juga terdapat dalam sebuah ayat di Al-Qur'an :
Firman Allah swt: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(QS ar-Rum 21).
Bagaimana kita tahu jenis yang sesuai dengan kita jika kita tidak saling mengenal (ta'aruf)
Bukankah Rasulullah SAW mengatakan kreteria memilih pasangan selain dari agamanya adalah
Dari beberapa hadits Rasulullah, maka dapat diambil beberapa syarat yang penting untuk :
A. Memilih calon istri
a) Saling mencintai.
b) Memilih wanita karna agamanya agar nantinya mendapat berkah dari Allah SWT. Sebab orang yang memilih kemuliaan seseoang akan mendapatkan kehinaan, jika memilih karena hartanya maka akan mendapatkan kemiskinan, jika memilih karena kedudukan maka akan memperoleh kerendahan.
c) Wanita yang sholeh.
d) Sama derajatnya dengan calon mempelai.
e) Wanita yang hidup dalam lingkunngan yang baik.
f) Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih wanita wanita yang dekat sebab dapat menurunkan anak yang lemah jasmani dan bodoh.
g) Wanita yang gadis dan subur(bisa melahirkan).
b. Pemilihan Calon Suami.
Rasulullah bersabda :
yang artinya :
Apabila kamu sekalian didatangi olehseorang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai, maka kawinkanlahia, jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini dan tersebarlah kerusakan. (HR. Tarmidzi)
Hadits itu tidak hanya di ungkapkan Nabi SAW untuk menjelaskan alternatif pemilihan istri atau suami semata, melainkan lebih dari itu. yang lebih penting adalah peningkatan martabat manusia dimasa depan, melalui upaya pendidikan.
Rasulullah tidak hanya menganjurkan kepada seorang pria untuk memilih calon istri yang taat beragama, akan tetapi juga menganjurkan kepada perempuan untuk memilih calon suami yang taat beragama.
Lalu bagaimana jika kita tidak mengenal calon suami atau istri kita pernikahan bisa berlangsung langgeng?.
Jika Islam sedemikian mengatur kreteria hingga cara memilih jodoh, kemudian ada sebagian besar orang-orang sebelum kita, kakek atau nenek kita yang menikah tanpa melalui Proses pacaran kemudian langgeng. Benarkah mereka melakukannya tanpa cinta dan hanya ada unsur murni pengabdian?.
Jawabannya jika kita melihat hadist diatas adalah tidak mungkin, setidaknya ada rasa cinta yang tumbuh diantara waktu-waktu mereka menikah entah seminggu, sebulan, setahun atau bahkan tahun-tahun berselang, pasti ada rasa cinta yang tumbuh sekalipun hanya tumbuh di salah satu pihak saja, pihak istri misalnya.
Berapa banyak pasangan yang di jodohkan pada era sebelum kita, yang tidak berhasil menemukan cinta pada periode pernikahannya yang kemudian berakhir dengan perceraian, sekalipun bertahan kehidupan rumah tangga mereka tidak pernah seharmonis yang dilihat orang. Selalu ada percekcokan didalamnya, jika demikian apakah sehat untuk pendidikan moral pada anak-anak mereka?.
Kemudian terkait perselingkuhan yang sedang marak?
Apakah sebenarnya yang menjadi faktor utama?
Dapatkah di hindari?
Jawabanya hingga detik ini masih menjadi pertanyaan besar bagi sebagian orang.
Suatu saat kita menemukan keluarga yang harmonis, suami istri sholeh dan sholehah, anak-anak yang manis dan baik, serta ekonomi yang stabil.
Tiba-tiba kemudian di ketahui suami menikah lagi, hingga punya anak dari pernikahannya, dimulai dari perselingkuhan yang di lakukan tanpa sepengetahuan istrinya hingga kemudian memutuskan berpoligami.
Ada lagi yang sedang marak, suami istri bekerja tiba-tiba mereka berdua terlibat affair dengan teman sekerjanya hingga jauh, dan tahu-tahu adegan ranjang mereka terekam di TV dalam acara SERGAP dsb.
Hal-hal memalukan yang seharusnya menjadi Aib kini kian biasa di dapati pada era globalisasi atau jaman yang semakin edan kata sebagian orang.
Lalu apa sebenarnya yang menjadi alasan utama kaum adam ataupun kaum hawa berselingkuh?.
Pada buku Quraish Shihab yang pernah say abaca berjudul "Pengantin Al-Qur'an", disebutkan permasalahan perkembangan jaman yang menyebabkan hubungan pernikahan kian merumit, persoalan yang kompleks, berbagai keinginan yang lebih yang dimiliki oleh sebagian besar pasangan, dan penghormatan terhadap lembaga pernikahan sebagai sesuatu yang agung telah hilang pada sebagian orang.
Persoalan yang kian kompleks diantaranya adalah dari hasil survey yang saya cuplik dari internet dan dilakukan oleh Ni Putu Suciptawati, jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Udayana, antara lain adalah faktor :
1. Faktor Komunikasi
Ada kesenjangan yang tinggi antara dua individu karena setiap persoalan yang terjadi atau sedang terjadi tidak segera dikomunikasikan untuk diselesaikan dengan banyak alasan terutama adalah faktor kesibukan baik karier ataupun hobby.
2. Faktor ekonomi
Kesenjangan pendapatan, atau tuntutan salah satu pihak pasangan untuk meningkatkan perekonomian keluarga hingga membebani pasangan lainnya. (ambisi salah satu pasangan)
3. Faktor Psikologi
Perbedaan pendapat yang curam, hingga adanya ganguan dari pihak ketiga seperti mertua, atau keluarga kedua belah pihak.
4. Faktor Sosial
Perbedaan starta sosial atau status sosial ekonomi yang berbeda ketika mereka menikah serta perbedaan pergaulan.
5. Faktor godaan atau wanita atau pria yang menggoda, faktor moral.
6. Faktor kurang perhatian pasangan, terutama untuk kebutuhan batin
7. Faktor lain, pasangan tidak dapat menguasai diri, faktor iman, hingga sekedar mencari selingan
8. Faktor pasangan selalu mendominasi atau tidak ada ketentraman dalam rumah tangga.
9. Faktor seks (disfungsi seksual dll).
10. Faktor Egositas
Semakin tinggi penghasilan, semakin bagus karier, maka semakin mudah seseorang untuk melakukan perselingkuhan dan ini sering kali terjadi.
Maka benarlah ada sebuah filosofi yang pernah di ungkap seorang teman yang telah bertahun malang melintang di dalam kehidupan berumah tangga bahwa "Kesetiaan wanita di ukur ketika laki-laki berada pada titik terbawah kehidupannya dan kesetiaan laki-laki di ukur ketika dia berada di titik tertinggi / puncak kesuksesannya".
Menurut Jakson 2002
"umumnya perselingkuhan terjadi antara mereka yang memiliki relasi hubungan yang panjang atau bersifat lama, bekerja sama atau teman baik. Perselingkuhan bukan terjadi pada wanita yang memakai bikini di pantai. Dan seringkali wanita yang terlibat bukan seseorang yang hebat kadang malah di bawah standar kreteria istrinya, namun yang dipertimbangkan adalah orang yang menarik".
Yang mengejutkan berdasarkan buku Frank Pittman "Private lies: infidelity and betrayal of intimancy" menemukan berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa pasiennya yang pernah melakukan perselingkuhan, bahwa sebenarnya mereka memiliki kehidupan seksual yang baik dengan pasangan resminya. Tapi hal tersebut berawal dari pernikahan yang sedikit atau tidak ada keintiman didalamnya (kemesraan/hambar). Hingga dia menyimpulkan "Perselingkuhan 3 kali lebih disukai untuk pencarian teman baik dari pada pencarian orgasme yang baik".
Dan anehnya tindakan yang dilakukan oleh pasangan dalam mengatasi perselingkuhan selalu dilakukan oleh pihak wanita atau istrinya dengan jalan (berdasarkan survey Dari 50 responden) :
- Sebagian besar tidak setuju membalas perselingkuhan dengan cara berselingkuh (78 %)
- Memaafkan pasangan (36 %)
- Sedangkan yang memutuskan bercerai (18 %)
Kemudian tindakan yang diambil untuk menyelamatkan pernikahan oleh kedua belah pihak seharusnya dengan cara :
- Memperbaiki komunikasi dan member perhatian lebih
- Mencari solusi yang terbaik
- Menyadarkan dan disarankan untuk bertobat
- Instropeksi diri dll.
Tapi semua kreteria diatas untuk dapat menerima kembali pasangan dan mempertahankan pernikahan serta menjalin hubungan kembali hingga kemudian berlangsung baik adalah dengan cara mencari cinta yang masih ada di sela-sela hati bukan karena pengabdian atau alasan anak-anak.
Kenapa cinta?
Karena cinta adalah modal dasar menjalin hubungan pernikahan seperti yang pernah disampaikan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW diatas, dan juga pemahaman bahwa lembaga pernikahan di bangun dengan niat yang baik untuk semata-mata beribadah kepadaNya. Bukan hanya sekedar mencari pasangan hidup, melengkapi status, demi karier, atau juga karena terpaksa/dijodohkan.
Tapi semua itu semata-mata karena cinta, kecintaan kita pada makhluk Allah baik wanita atau pria sebagai manifestasi kecintaan kita yang besar terhadap sang Khalik.
Untuk itu sebenarnya modal dari semuanya untuk menjaga sebuah komitmen adalah kesetiaan.
KESETIAAN ~ Kesel / bosan SEh Harus seTIA Ama diA doaNg?
Beberapa saat yang lalu seorang teman mengirimi saya sebuah cerita hikmah tentang makna kesetiaan yang mungkin bisa saya tambahkan disini sebagai landasan berpikir kita bersama, agar kita selalu memikirkan dan memberikan banyak kekuatan pada iman kita untuk selalu setia pada pasangan kita. Sebagai wujud dari penghormatan, penghargaan serta rasa cinta kasih kita yang tidak terhingga pada Allah SWT, Tuhan pencipta Alam semesta raya.
Ada pun cerita hikmah yang bisa kita renungkan adalah sebagai berikut :
KATA-KATA HIKMAH
18.45 - 24-09-2010
Tulisan ini kupersembahkan untuk istriku tersayang...
Untuk mengenang 16 Tahun PERNIKAHAN kami...25 September 1994
Burung betina ini terkapar tak berdaya karena tertabrak mobil di salah satu jalan raya di Perancis karena terbang menukik terlalu rendah. Dia meminta pertolongan dan berharap sang jantan bisa menolongnya.
Sang jantan berusaha menolong, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak. Pertolongan yang bisa diberikan hanyalah memberikan makanan dan minuman. Beberapa kali dengan penuh cinta, sang jantan membawakan kekasihnya makanan dan minuman dari mulutnya.
Lagi, ia membawakan makanan tetapi sang betina sudah tidak merespon, kepalanya terkulai dan matanya terpejam. Jantan itu mencoba mengerakkan tubuh pasangannya untuk memastikan apa yang terjadi.... dan "Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" sang jantan sangat sedih karena kekasihnya sudah tidak bernyawa.
Sadar bahwa belahan hatinya telah tiada dan tak akan kembali, ia berkicau keras meratapi kepergian pasangannya dan tidak percaya akan apa yang telah terjadi dan menyesali dirinya yang tidak dapat berbuat banyak menolong sang kekasih.
Setelah sang kekasih meninggal dia tidak dapat berbuat banyak, karena tidak dapat menguburkan di aspal. Sang jantan dengan penuh KESETIAAN hanya menunggu jasad sang kekasih dalam waktu yang lama.
Jutaan orang di dunia menangis usai melihat rangkaian gambar yang dibidik seorang wartawan ini. Sang wartawan menjual foto-foto ini ke salah satu koran terbesar di Perancis. Seluruh eksemplar koran tersebut habis terjual ketika gambar-gambar ini dimuat.
Kisah KESETIAAN yang lain adalah kisah anjing Hachiko yang sangat setia.
Kisahnya sudah melegenda di Tokyo dan difilmkan.
Ia menanti tuannya selama 10 tahun di stasiun KA Shibuya, Tokyo.
Dan Hachiko tidak tahu tuannya Profesor Ueno telah meninggal di kampusnya.
Tetapi ia tetap setia menjemput 'tuannya yang telah hilang' hingga ajalnya sendiri tiba.
Patung tembaga Hachiko menjadi monumen "KESETIAAN" di stasiun tersebut.
Sahabat Hikmah...
Mengapa binatang bisa memiliki KESETIAAN ?
Binatang bisa memiliki sifat setia, penurut dan penyayang ...
Adalah karena KESETIAAN-nya kepada Tuhannya
Mereka menuruti apa yang menjadi kehendak Tuhannya
Ada juga binatang yang tidak setia, rakus dan buas..
Seperti ayam, kambing, sapi yang tidak memiliki pasangan tetap.
Seperti ikan lele, hamster yang bisa memakan anaknya sendiri.
Binatang tersebut berbuat adalah karena KESETIAAN-nya kepada Tuhannya
Mereka menuruti apapun yang menjadi kehendak Tuhannya
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (yang artinya):
"... bahkan APA yang ada di langit dan di bumi adalah kePUNYAan Allah; semua TUNDUK kepadaNya."
(QS. Al-Baqarah: 116)
"...padahal kepadaNya-lah berSERAH DIRI segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan SUKA maupun TERPAKSA..." (QS. Ali Imran: 83)
"Dan kepada Allah sajalah berSUJUD (TUNDUK)Â segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para MALAIKAT, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri." (QS. An-Nahl: 49)
"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah berSUJUD apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan SEBAGIAN BESAR daripada MANUSIA?"
(QS. Al-Hajj: 18)
Ketundukan BINATANG kepada Allah subhanahhu wa ta'ala
Sesungguhnya sama dengan ketundukan MALAIKAT kepada Tuhannya
Semuanya adalah karena KESETIAANnya kepada Tuhan Penciptanya.
Sahabat Hikmah...
Bagaimana dengan manusia..?
Mengapa manusia banyak yang KESETIAAN-nya telah hilang ?
Baik KESETIAAN kepada isterinya,
KESETIAAN kepada majikannya,
KESETIAAN kepada sahabatnya,
Bahkan... KESETIAAN kepada Tuhannya
Mereka sebagian terbiasa berselingkuh, korupsi, berkhianat dan bermaksiat.
Adalah karena NAFSU ...manusia 'hilang' KESETIAANnya.
Karena NAFSU manusia bisa berselingkuh,
Karena NAFSU manusia bisa korupsi,
Karena NAFSU manusia bisa berkhianat,
Dan Karena NAFSU manusia bisa bermaksiat.
Dengan SETIA kepada TUHANnya maka manusia akan SETIA kepada MAKHLUK lain.
Dengan tidak SETIA kepada TUHANnya dia akan tidak setia kepada MAKHLUK lain....
Dan itu adalah karena NAFSUnya yang telah menjadi TUHANnya.
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan HAWA NAFSUnya sebagai TUHANnya, dan Allah memBIARkannya SESAT berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengKUNCI MATI penDENGARan dan HATInya dan meletakkan TUTUPAN atas pengLIHATannya? Maka SIAPAkah yang akan memBERInya PETUNJUK sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
(QS Al Jatsiyah : 23)
Karena Allah menciptakan DUNIA dan AKHIRAT untuk MANUSIA...
Bukan untuk BINATANG, ATAUPUN MALAIKAT...
Apa yang di langit dan di bumi selain manusia hanyalah pelengkap,
dan Allah telah MEMULIAKAN bani Adam
Maka Allah memberikan KEBEBASAN yang BERTANGGUNG JAWAB kepada MANUSIA
Disamping memberikan JIWA yang MULIA seperti MALAIKAT,
Allah juga memberikan NAFSU seperti BINATANG.
"Maka Allah mengILHAMkan kepada jiwa itu (jalan) keFASIKan dan keTAKWAannya,
Sungguh berUNTUNG orang yang menSUCIkan jiwa itu, Dan Sungguh meRUGI orang yang mengKOTORinya."
(QS Asy Syams : 8-10)
"Dan katakanlah: "KEBENARAN itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang INGIN (beriman) hendaklah ia BERIMAN, dan barangsiapa yang INGIN (kafir) biarlah ia KAFIR". Sesungguhnya Kami telah SEDIAKAN bagi orang-orang ZHALIM itu NERAKA, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (QS Al Kahfi : 29)
Sahabata Hikmah...
Jadi arti sebuah KESETIAAN adalah menahan diri dari HAWA NAFSU.
Dan dengan selalu MENJAGA KESETIAAN kita kepada Sang Pencipta sampai akhir hayat kita.
Sehingga dalam sholat kita selalu diingatkan perjanjian kita untuk tetap SETIA kepada-Nya:
"Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (Muslimin)". (QS Al An'am : 162)
Dengan KESETIAAN inilah kita akan BAHAGIA...
di DUNIA maupun di AKHIRAT....
"Adapun orang yang melampaui batas (THOGHO), dan lebih mengUTAMAkan kehidupan DUNIA,maka sesungguhnya NERAKAlah tempat tinggalnya.
Dan adapun orang-orang yang TAKUT Â kepada keBESARan Tuhannya dan MENAHAN diri dari keinginan HAWA NAFSUNYA, maka sesungguhnya SURGAlah tempat tinggalnya." (QS An Nazi'at : 37-41)
Wallahu a'lam bi showab
Semoga bisa mengambil HIKMAH-nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H