Memasuki bulan Agustus akan kita mulai melihat berbagai atribut yang ada di gang-gang, Â jalan-jalan, sekolah-sekolah, tempat-tempat umum, pusat-pusat pernbalanjaan, dan di area publik lainnya banyak ditemukan ornamen yang bernuasan 17-an.Â
Memasuki usia yang ke-77 tahun bagi bangsa Indonesia  menjadi momen yang sungguh spesial untuk bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Berbagai torehan penting telah dicatatkan bangsa Indonesia di dunia.Â
Dinamika pembangunan di dalam negeri serta kiprah yang tetap konsisten diperankan dalam percaturan internasional menjadi bukti nyata bangsa kita dalam mengisi kemerdekaan.
Meskipun demikian masih cukup banyak pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia agar bisa segera keluar dari berbagai permasalahan seperti pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, tingkat kemiskinan yang masih cukup tinggi, ancaman keamanan, tingkat pendididikan yang belum merata, kasus korupsi yang masih marak, serta berbagai permasalahan kebangsaan lainnya.Â
Tentunya berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini tidak menyurutkan semangat dalam menggapai cita-cita bangsa  untuk terus maju dan terus berkiprah di era global ini.
Dalam merayakan 17-an berbagai perlombaan sering dilaksanakan baik yang bersifat edukasi seperti: pidato, cerdas cermat, Â mengarang, menyayikan lagu-lagu perjuangan, Â serta lomba-lomba lannya.Â
Selain lomba yang bersifat edukasi juga ada berbagai jenis lomba permainan yang akan menyedot perhatian masyarakat seperti: tarik tambang, balap karung, makan kerupuk, lari bendera, estafet tepung, panjat pinang, perang bantal, memasukkan pensil ke dalam botol, serta berbagai jenis lomba ketangkasan.Â
Berbagai jenis lomba ini bisa diikuti oleh berbagai kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa, bapak-bapak, ibu-ibu, bahkan kakek-kakek dan nenek-nenek.
Berikut 7 jenis lomba yang sering dipertandingkan saat perayaan 17-an yang tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat untuk mengikuti atau sekedar menyaksikannya.
1. Balap Karung
Balap karung termasuk lomba yang sangat populer dan sepertinya termasuk lomba yang "wajib" dilaksanakan saat 17-an.Â
Akan terasa kurang meriah jika lomba ini dilewatkan. Dari Sabang hingga Merauke mengenal lomba ini dari kota-kota besar hingga ke pelosok desa. Lomba ini dapat dipertandingkan baik bersifat perorangan atau beregu.
Cara bermain pada lomba ini dengan cara setiap peserta harus memaasukkan sebagian bawah badannya ke dalam karung selanjutnya berlari atau lebih tepat adalah melompat hingga ke garis finish.
Filosofi lomba balap karung
Pada zaman pendudukan Jepang, banyak penduduk Indonesia yang miskin hingga tidak mampu membeli pakaian yang layak. Untuk berpakaian, sebagian masyarakat terpaksa menggunakan karung goni sebagai pakaian pengganti.
2. Tarik Tambang
Pertandingan tarik tambang melibatkan dua regu yang saling berhadapan dengan 5 atau lebih peserta. Perlombaaan dilakukan dengan kedua regu saling berhadapan dan adu kekuatan dengan seutas tali panjang tentunya kuat dan tidak licin. Â
Kedua tim saling menarik tali yang sama dan jika salah satu tim bisa menarik tali hingga pembatas yang berupa berupa garis terlewati oleh lawan maka tim tersebut akan menjadi pemenangnya.
Pertandingan  ini hampir tidak pernah absen saat perayaan 17 Agustus. Pertandingan ini cukup terkenal sehingga tidak hanya dipertandingkan dalam perayaan 17-an namun juga diperlombakan saat momen penting lainnya di Indonesia.
Filosofi atau makna yang terkandung dalam lomba ini adalah perlunya kebersamaan dan kekompakan tim.  Tidak hanya sekedar kekuatan yang dibutuhkan namun ada  makna yang lebih dalam yaitu dibutuhkan semangat gotong dan persatuan.
3. Makan Kerupuk
Tidak lengkap rasanya jika lomba 17-an tanpa ada lomba makan kerupuk. Pada saat pelaksanaan perlombaan pada umumnya disiapkan sejumlah kerupuk yang digantung dengan tali secara berjejer kepada sebuah tali panjang.Â
Pemenang lomba ini adalah siapa yang tercepat menghabiskan makan kerupuk yang digantung tanpa dipegang tangan.Â
Kadang-kadang lomba makan kerupuk dengan mata tertutup dan diikat tangan di belakang sehingga peserta akan lebih kesulitan saat makan, tentunya ini akan menambah kesruan lomba.Â
Selain itu ada juga lomba ini dilakukan dengan mengikat kerupuk dengan tali yang dihubungkan dengan jempol kaki masing-masing peserta.
Fillosofi  pada lomba ini adalah menggambarkan sulitnya kehidupan pada saat penjajahan bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam hal makan.
4. Panjat Pinang
Panjang pinang merupakan jenis perlombaan yang menjadi primadona pada perayaan 17 Agustus.Â
Dalam lomba ini media yang digunakan dengan sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh pelumas atau oli bekas dan sabun untuk agar permukaan batang pohon pinang menjadi licin.
Pada bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik, dari makanan, pakaian, peralatan rumah tangga hingga hadiah yang cukup besar seperti sepeda, televisi, dan lainnya.Â
Para peserta yang pada umumnya beregu berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon tersebut hingga mencapai tempat dimana hadiah dipasang.
Filosofi yang disampaikan pada lomba ini adalah semangat kebersamaan, saling tolong menolong, serta rela berkorban demi  mencapai tujuan bersama.Â
Lomba panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda yang sering diadakan oleh orang Belanda saat mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain yang diikuti oleh penduduk pribumi.
5. Estafet Tepung
Lomba selanjutnya dalam peringatan 17 Agustus adalah estafet tepung. Peserta dalam kelompok diminta untuk duduk berbaris lurus ke belakang.Â
Setiap kelompok diberikan sebuah baskom tepung yang diletakkan di depan peserta paling depan, sementara di belakang peserta terakhir disediakan baskom kosong sebagai tempat penampungan tepung setelah diestafetkan antarpeserta dalam kelompok.Â
Peserta ditugaskan untuk memindahkan tepung tersebut secara estafet dari satu pemain kepada pemain berikutnya dengan menggunakan kedua telapak tangan atau dengan piring plastik dan sejenisnya hingga tepung yang ada di baskom habis.Â
Kemenangan diperhitungkan dari banyaknya tepung yang bisa dipindahkan oleh setiap kelompok dan dengan waktu yang lebih cepat.
Ada filosofi terkandung di dalamnya?
Tepung yang ada dalam baskom menggambarkan tugas yang diemban kepada kita untuk bisa diselesaikan dengan batas waktu yang telah ditentukan.Â
Pengestafetan menggambarkan pendelegasian tugas tersebut kepada seluruh tim yang terlibat, sehingga tugas tersebut dapat terselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran.Â
Dalam hal ini tentunya dibutuhkan kerjasama dan kekompakan dari seluruh tim.
6. Estafet Bendera
lari estafet bendera merupakan permainan lari berantai dengan menggunakan bendera. Permainan ini dilakukan dengan berkelompok, satu kelompok terdiri dari dua, tiga, hingga lima orang bisa lebih.Â
Permainan selesai jika seluruh bendera dari masing-masing kelompok berhasil dipindahkan ke tempat tujuan/finish.
Cara permainan estafet bendera adalah peserta pada barisan pertama berlari ke depan dan memasukkan benderanya ke dalam botol yang di garis finish.Â
Setelah peserta pertama memasukkan benderanya ke dalam botol, peserta barisan paling belakang mengambil lagi satu bendera di botol yang ada di belakang, dan berlari memberikan pada peserta barisan ke empat dan begitu seterusnya sampai waktu permainan habis.
Apa filosofi yang dibangun?
Filiosofi dalam permaianan ini adalah dibutuhkan kerja sama dan kekompakan antarpemain dalam kelompok. Pada saat perjuangan melawan penjajah, bangsa Indonesia selalu menunjukkan kerja sama dalam berjuang baik melalui senjata maupun dengan diplomasi.
7. Sepeda Hias
Lomba yang selanjutnya sering dipertandingkan adalah menghias sepeda. Menarik dilihat bahwa lomba ini dapat diikuti oleh semua kalangan baik tua mupun muda, laki-laki atau perempuan, namun secara khusus lomba ini lebih diminati oleh anak-anak.Â
Dalam lomba ini dituntut kreativitas dalam menghias masing-masing sepeda tentunya bertemakan kemerdekaan. Tidak berlebihan jika para peserta akan mendandani sepedanya dengan nuansa merah putih yang disesuaikan dengan usia ulang tahun kemerdekaan Indonesia.
Demikian para pembaca yang bidiman itulah tadi 7 jenis lomba yang sering hadir dalam perayaan ulang tahun kemerdekaaan Indonesia yang dirayakan setiap tahun.Â
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan Dirgahayu Republik Indonesia semoga selalu jaya, sesuai dengan motto HUT RI tahun ini "PULIH LEBIH CEPAT, BANGKIT LEBIH KUAT" Â selalu menggema di seluruh Indonesia agar lebih cepat pulih setelah pandemi dan lebih kuat dalam menghadapi setiap tantangan zaman. Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H