Bertahun-tahun Dewi Suwido melakukan tapa, tetapi sayangnya, wajahnya bahkan semakin rusak.
Semua harapannya untuk kembali ke istana lenyap, karena wajahnya yang dulu cantik dan kulitnya yang halus telah rusak sepenuhnya.
"Mengapa...? Mengapa aku harus menerima nasib seperti ini? Apakah aku melakukan kesalahan? Apakah aku berdosa?" Dewi Suwido bertanya dengan keputusasaan.
Dewi Suwido mulai menghujat para dewa dengan rasa kemarahan dan keputusasaan.
Namun, pada suatu hari, Dewi Suwido mendengar sebuah suara yang berkata, "Dewi Suwido! Jika kau ingin wajahmu kembali seperti semula, pergilah ke Selatan. Masuklah ke laut Selatan dan bersatu dengan kedalamannya......! Dan tak perlu lagi kembali ke pergaulan manusia!"
Setelah mendengar suara itu, Dewi Suwido segera berangkat ke arah selatan sesuai dengan petunjuk. Berhari-hari kemudian, ia tiba di pantai Selatan. Gadis itu merasa takut berada di pantai yang curam dan berbatu itu. Tetapi ia percaya pada kata-kata yang diterimanya dalam tapanya, yang diyakininya sebagai petunjuk dari para dewa. Dengan penuh keyakinan, Dewi Suwido terjun ke dalam laut dari tebing yang curam.
Setelah muncul kembali dari dalam laut, semua penyakit yang menempel pada tubuh Dewi Suwido telah hilang. Kecantikan Dewi Suwido pulih seperti semula, bahkan lebih cantik dari sebelumnya.
Menurut kepercayaan penduduk setempat, Dewi Suwido masih hidup hingga kini dan dianggap sebagai Ratu di laut Selatan, yang dikenal sebagai Nyi Roro Kidul. Cerita ini adalah bagian dari kepercayaan dan mitologi yang kuat dalam budaya Jawa dan Indonesia. Meskipun cerita ini memiliki unsur mitos dan legenda, bagi banyak orang, Nyi Roro Kidul adalah simbol penting dalam kepercayaan tradisional.
Tentu saja, ini adalah keyakinan dan cerita yang berakar dalam budaya masyarakat Indonesia. Benar atau salahnya cerita tersebut adalah masalah keyakinan pribadi dan kultural. Namun, cerita-cerita seperti ini terus diceritakan dan diteruskan dari generasi ke generasi, dan mereka memainkan peran penting dalam merawat warisan budaya dan mempertahankan nilai-nilai tradisional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H