Ia tahu, seharusnya seseorang di luar sana mencintainya. Tapi siapa, dalam gelap? Ia berharap asap api akan memberi petunjuk samar, entah itu bayangan bentuk wajah calon kekasihnya, walau sekejap saja. Atau dua kejap. Ilusi.
Tiara terus menghitung waktu dan daya untuk tetap hidup.
Tak nampak bayang. Hanya terdengar percik-percik bara meletik, berbaur gumam mantra cara mencari cinta otentik, cinta yang mampu menghapus kejahatan. Asap mengepul, susul-menyusul menjulang ke langit kelam berbintang, menyerupai aurora ketulusan dan kesetiaan.
Tiara tertegun. Tak salah lagi, tadi sesaat ia melihat sebuah gerbang menuju cinta bertaraf kesadaran, yang terkuak lebar, asal tak pedulikan panjang dan sukarnya yang berjenjang.
Selebihnya hanya akan ada angsa hitam.
***
(ITA)
Â
Â
Â