Mohon tunggu...
Yulin Savitri
Yulin Savitri Mohon Tunggu... -

***

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semobil dengan Duren

12 Maret 2016   10:22 Diperbarui: 12 Maret 2016   12:28 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Durian : "King of the Fruits""][/caption]

***

Pagi ini Rima bangun dengan ceria. Segera ia beranjak dari peraduannya untuk mempersiapkan segalanya, sembari bersenandung kecil. Apalagi jika bukan lagu-lagu asmara. Tercipta deburan hati saat wajah Ryan terbayang. Itulah yang membuat hatinya ‘deg-deg-plas’ berulang kali.

Untung tidak ada seorang pun yang melihat ia tersenyum-senyum sendiri.

Tak lupa ia membawa cologne kesayangannya. Untuk menjaga kepercayaan diri, ia akan menyebarkan wewangian tersebut ke tubuhnya beberapa jam sekali. Rencana bepergian ke luar kota bersama Ryan, akan makan waktu. Mungkin ia tidak akan sempat mandi sore.

Uniknya, Rima juga memasukkan sebotol kecil minyak kayu putih. Ia membutuhkan aroma tersebut, jika kepalanya terasa pening. Walau ia memperkirakan jarak perjalanan mereka tak terlalu jauh namun terkadang ia mabuk darat juga. Nah, di saat seperti itulah Rima akan membuka tutup botol ‘eucalyptus’ tersebut, dan menghirupi baunya yang segar. Minyak kayu putih beraroma inosen, seperti bayi, menurut Rima. Membangunkan rasa damai.

***

Suara bel ‘ting-tong’ yang menggema di rumah mungilnya, mengajak tubuhnya bersigap. Ia pun membuka pintu depan dan tampak Ryan sudah siap membukakan pintu depan mobil sambil menyapa,”Selamat pagi, honey..” Dan basa-basi selanjutnya berlanjut di dalam mobil.

Kendaraan yang mengangkut dua sejoli tersebut melaju, melewati kemacetan kota sebentar, dan kemudian terbebas menuju tol luar kota. Bagai berada di savana luas, mereka bercengkrama, melepaskan rindu masing-masing. Jatah kangen selama seminggu, terbalas sudah.

Tujuan pertama adalah restoran favorit Ryan di luar kota. Udara dingin, panorama indah, membuat hidangan terasa berlipat nikmatnya. Lezatnya ikan bakar dan cah kaylan, juga sup iga panas, diselingi teguk demi-teguk lemon tea, bagai kenikmatan bilangan berpangkat dua, dikuadratkan, di dalam dunia matematika.

Usai makan siang yang mengenyangkan – jasmani dan rohani – mereka pun merencanakan pulang. Di tengah perjalanan, Ryan melambatkan laju mobilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun