Mohon tunggu...
YULIN ARIFIN KONIYO
YULIN ARIFIN KONIYO Mohon Tunggu... Guru - Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Gorontalo SDN 9 Telaga

Tinggal Di Desa Pilohayanga Kec.Telaga Kab. Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi 3.1.a.9 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

15 September 2021   15:15 Diperbarui: 15 September 2021   15:18 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tut wuri handayani  yaitu memberi kesempatan kepada murid untuk maju dan berkembang. Memberikan ilmu- ilmu dan bekal yang akan menambah wawasan dan kepintaran murid. Disinilah fungsi seorang guru sebagai coach dan motivator, ia mampu mendorong kinerja murid untuk terus dan maju serta mampu mengambil keputusan- keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.  

Ketiga prinsip diatas mencerminkan bahwa dimanapun posisi guru berada, guru tetap memiliki fungsi dan tugas dalam mendidik muridnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa segala tindakan guru yang dilakukan, harus berorientasi pada keberpihakannya pada murid. Tentu saja, orientasi tersebut berpengaruh pada proses pengambilan sebuah keputusan terkait kasus-kasus dilema etika atau bujukan moral.

Dalam realita kehidupan di sekolah sering dihadapi, terdapat berbagai kasus yang melibatkan pertentangan antara nilai-nilai dalam diri dengan sebuah kesepakatan/aturan yang berlaku (.kasus-kasus dilema etika atau bujukan moral). Dalam pengambilan suatu keputusan haruslah didasarkan pada norma dan aturan yang berlaku saat itu, namun adakalanya kita dihadapkan pada suatu situasi yang dimana ada pertentangan antara norma atau aturan yang dilanggar dengan nilai-nilai diri yang kita junjung. 

Misalnya kasus dimana ada seorang anak yang melanggar peraturan dengan suatu alasan yang rasional dikarenakan kondisi anak tersebut, di satu sisi merupakan hal yang benar jika anak tersebut mendapatkan konsekuensi dari tindakannya tetapi hal yang benar juga jika kita memberikan pengecualian dikarenakan kondisi yang menyebabkan anak tersebut melakukan pelanggaran. Kasus tersebut membuat kita bingung untuk mengambil keputusan, maka disitulah ada pengaruh dari nilai-nilai yang kita junjung terhadap penentuan keputusan yang akan kita buat.

Nilai-nilai yang ada pada diri memberikan ruang bagi kita untuk dapat melihat sebuah kebajikan terhadap suatu situasi, sebuah kebajikan itulah yang dapat memberikan kita sebuah peluang dalam membuat suatu keputusan yang terbaik diantara yang baik. Untuk menemukan kebajikan tersebut dapat dilakukan melalui proses coaching.

Coaching merupakan suatu strategi yang efektif dalam menggali informasi pada suatu kejadian, selain itu proses coaching bertujuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dialami coachee dengan potensinya sendiri. Pada proses pengambilan sebuah keputusan proses coaching menjadi salah satu cara efektif dalam menggali informasi,proses ini akan mempengaruhi keputusan yang telah dibuat sebelumnya. 

Kenapa hal itu bisa terjadi ? karena proses ini dapat membuka mata hati kita terhadap suatu permasalahan dengan mempertimbangkan permasalahan tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Dengan memadukan kondisi permasalahan dengan dari berbagai sudut pandang yang berbeda diharapkan dapat mengarahkan pada pengambilan suatu keputusan yang paling tepat.

Dalam Pendidikan Guru Penggerak terutama pada modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, disajikan berbagai contoh kasus dilema etika dan bujukan moral. Studi kasus tersebut sangat menarik bagi saya karena kasus-kasus yang disajikan cukup jelas dengan pembahasan yang sangat detail. Dari kasus-kasus tersebut, saya dapat memahami suatu permasalahan yang termasuk pada dilema etika atau kasus-kasus bujukan moral.

Pembahasan kasus-kasus tersebut sangatlah jelas menggambarkan bagaimana peran dan nilai seorang pendidik dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Kasus yang termasuk dilema etika merupakan kasus-kasus pertentangan antara benar dan benar, sehingga kasus-kasus tersebut diperlukan suatu pengujian keputusan yang paling tepat dalam mengambil keputusan, sedangkan kasus-kasus yang termasuk pada bujukan moral adalah situasi yang melibatkan pertentangan antara benar dan salah. Walaupun kasus/situasi tersebut termasuk pada bujukan moral, pengambilan keputusannya tetap harus diuji dan dapat menggunakan pengujian pengambilan keputusan berdasarkan dilema etika.

Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan dan setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Karena itu agar pengambilan keputusan efektif maka seorang guru selain berpegang pada nilai- nilai kebajikan yang tertanam pada diri, perlu menerapkan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai berikut :

  • Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau kita terlalu berlebihan, kita bisa terjebak dalam situasi seolah-olah kita terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika dalam masalah yang sedang kita hadapi.

  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun