Bila badai ketiga hadir,  barisan haters dibentuk, mengutukÂ
 menerbitkan empati digital demi viral.
Rumor  adalah humor.
Bocah bocah menonton dagelan yang dilakoni emak bapaknya sendiri.
Jika malam tiba mengurai galaksi, baru rasakan sepahnya nasi, dan pahit ludah sendiri
bagai bulu mata waterproof, Â gagal menyerap airmata.
Palsu.Â
Dunia  maya  muntah kata-kata, lompat liar menampar.Â
kejar mengejar  di meja makan bebas ongkir
berpacu dengan ojek online dan layanan delivery order .
sampai bila mesin peradaban menggerusmu?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!