Setalah selesai berpakaian Donald duduk di sebelah Lee dengan wajah lesu.
"Lee aku rasa, kita salah sangka,"ujar Donald ragu.
"Maksudmu?" Lee menoleh.
"Mungkin bukan Pak Kusain yang membunuh Pak Ilham." Donald menunduk.
"Aku tadi juga sempat berfikir seperti itu, tapi masalahnya semua bukti mengarah pada beliau."sahut Lee pelan.
"Emmm... Tadi aku mimpi Pak Ilham marah sama aku." Mata Donald menerawangke langit ruangan.
"Hah...?"
"Oh iya, aku punya satu petunjuk lagi." Donald langsung meraih tasnya yang masih kotor dengan lumpur, membukanya dan mengambil map biru dari dalamnya.
"Map?" tanya Lee penasaran.
"Iya, kamu ingat waktu Pak Ilham ketemu kita malam itu dan kemarin ngajarin kita, dia selalu membawa map ini terus, pas Zilong ambil Hpnya kemarin di kelas, aku lihat map ini tergeletak di meja, aku pikir ketinggalan jadi aku bawa saja. Ayo kita buka isinya, mungkin ini petunjuk terakhir." Donald penasaran.
Kemudian mereka membuka bersama-sama dan...