Analisis Kritik Sastra Menggunakan Pendekatan Pragmatik Pada Puisi “HANYA” Karya Sapardi Djoko Damono
YULIANI TIARA 2310721013
E-Mail: yulianitiara287@gmail.com
=> ABSTRAK
Mengkaji puisi “Hanya” ini bertujuan untuk menyampaikan tujuan dan maksud kepada pembaca agar tertarik dengan puisi puisi yang telah di tulis dan di publikasi oleh penulisnya langsung yaitu Sapardi Djoko.Dimana penulis begitu pintar dalam mengekspresikan diri dalam kata kata yang disusun rapi untuk dijadikan karyanya , dan puisi ini di angkat dari kehidupan yang nyata . Puisi “Hanya” akan membawa pembaca kedalam suatu refleksi keterbatasan indra dan kekuatan atas kepercayaan .Puisi “Hanya” ini menggunakan bahasa yang sederhana dengan penuh makna, disini penulis menggambarkan suatu hubungan yang tak begitu terlihat tetapi bisa dirasakan melalui indra atau kepercayaan. Dimana puisi “Hanya” menunjukkan suatu keadaan yang emosional tetapi tidak bisa dijelaskan secara terlihat namun tetap bisa di miliki dengan keberadaan dan kekuatan yang nyata dalam dunia batin. Hal yang menarik dari puisi “Hanya” ini karena mengajak kita untuk lebih melihat dan merasakan nikmatnya dini dengan cara yang mendalam dan berpusatkan kepada perasaan dan keyakinan kita. Puisi “Hanya” juga mengajarkan kita supaya untuk menghargai keberadaan lingkungan alam sekitar dan bagaimana kita memahami pentingnya hubungan emosional dan spiritual dalam kehidupan manusia.Kata kunci : Analisis ,puisi, pendekatan pragmatik
PENDAHULUAN
Sebagai pencinta ataupun penikmat karya sastra tentunya kita memiliki hak tersendiri untuk mengekspresikan bagaimana penulis,mengapresiasi ,menilai positif dan negatifnya suatu karya sastra tersebut.Untuk itu kita bisa mengapresiasi penulis dengan cara mengkaji karya sastra yang telah di tulisnya . Puisi “Hanya” merupakan salah satu di antara banyaknya karya sastra yang dipilih untuk dikaji oleh peneliti karena puisi ini suatu puisi yang banyak memberikan pesan moral. Tidak hanya pesan Moral tetapi puisi “Hanya” juga mengajarkan para pembaca bahwa setiap orang akan menemukan seseorang atau kekasih di dalam hidupnya untuk menemani dimasa tua yang akan datang ,walaupun masih bayang bayangnya yang terlihat dulu.Penyair juga memberikan sebuah saran yang secara tidak langsung kepada orang yang selalu merasa kalau dirinya tidak kujung mendapatkan teman hidup , hanya Tuhan yang tahu teman hidup terbaik buat kita dan itupun tidak akan pernah tertukar di dalam catatan Tuhan .Puisi “hanya” juga mudah dipahami oleh pembaca ,tetapi kita juga punya sudut pandang yang berbeda beda diantara pembacanya ,selalu ada variasi variasi tanggapan terhadap karya ini.
Pembahasan :
Puisi hanya karya Sapardi Djoko Damono
“Hanya”
Hanya suara burung yang kau dengar
Dan tak pernah kau lihat burung itu
Tapi tahu burung itu ada disana
Hanya desir angin yang kau rasa
Dan tak pernah kau lihat angin itu
Tapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam Ini
Dan tak pernah kau lihat siapa aku
Tapi yakin aku ada dalam dirimu
Nah di dalam bait pertama itu berisikan :
"Hanya suara burung yang kau dengar
Dan tak pernah kau lihat burung itu
Tapi tahu burung itu ada disana "
Dapat kita simpulkan bahwa di dalam
bait pertama ini , Sapardi Djoko memberikan suatu isyarat atau sebuah kode untuk menjelaskan pesan pada bait yang ke dua . Sapardi juga menyiratkan pesan tertulis mengenai sesuatu yang tampak nyata ,tetapi hanya terlihat dengan indera penglihatan saja , namun dapat dirasakan oleh indera pendengaran juga dan ini di anggap ada sesuatu makna yang dapat diartikan dengan satu alasan saja. Perkata dalam setiap baris pada bait pertama ini saling memiliki kaitan antara satu sama lainnya , sehingga puisi pada bait pertama ini tidak di dapatkan makna baru di setiap barisnya.
Pada bait ke dua :
"Hanya desir angin yang kau rasa
Dan tak pernah kau lihat angin itu
Tak percaya angin itu di sekitarmu "
Pada bait kedua ini ,Sapardi Djoko juga memberikan sebuah andaian atau imajinasi pada bait ketiga . Sapardi juga memberikan sebuah pesan tertulis kalau yang tidak kita lihat itu dapat kita rasakan atau sentuhannya itu terasa , oleh sebab itu di anggap selalu ada dan sangat dibutuhkan di dalam kehidupan. Di setiap kata selalu memiliki satu makna yang utuh yang akan berkaitan dengan bait yang ketiga.
Bait yang terakhir atau bait ke tiga :
Hanya doaku yang bergetar malam ini
Dan tak pernah kau lihat siapa aku
Tapi yakin aku ada dalam Dirimu
Pada bait terakhir atau ketiga ini , Sapardi Djoko juga memberikan paparan pesan secara langsung bahwa kata pada bait ketiga dilakukan secara langsung ,oleh karena itu tidak ditemukannya makna kiasan , namun makna yang ada pada bait ketiga ini sangat erat hubungannya dengan makna bait yang kedua maupun yang pertama. Sudah dijelaskan di setiap baitnya ,Sapardi Djoko sangat percaya bahwa akan ada sesuatu yang tidak terlihat itu akan ada ,ya walaupun itu masih di dalam angan angan. Sapardi juga membuktikan pada kata angin dan suara burung , yang menjadi pengantar kepada bait yang terakhir atau ketiga ini.Dan juga dari puisi “hanya” ini dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapat menilai sesuatu yang belum tentu ada wujudnya atau karena setelah ada wujudnya saja , namun begitu banyak bukti yang sudah ada didepan kita tetapi kita tidak sadar akan hal itu . Sudah tidak asing lagi kalo puisi “hanya” ini juga ber genre kan percintaan atau roman. Bahwa makhluk hidup dipermukaan bumi ini telah memiliki pasangannya masing masing kita tidak bisa meng pungkiri ini semua. Kita saja yang tidak mengetahui jodoh kita itu siapa ,dimana dia berada, asal usul dia dari mana dan kondisi sosial dia bagaimana , tetapi akan hal itu pasti akan ada seseorang yang akan selalu melangit kan nama kita di dalam setiap do’anya. Tidak ada kata selain percaya in semua takdir kepada Tuhan ,karena Tuhan telah menetapkan dan menyiapkan yang terbaik untuk makhluknya di waktu yang tepat.Dengan menggunakan bahasa yang begitu sederhana tetapi mempunyai makna yang begitu dalam , Sapardi menghanyutkan pembaca ke dalam refleksi mengenai suatu keterbatasan indera dan kepercayaan yang begitu kuat dalam merasakan suatu keadaan yang abstrak . Puisi “hanya” juga menggambarkan sebuah pengalaman yang emosional dan spiritual yang tidak bisa dijelaskan secara nyata , namun kita dapat merasakan keberadaannya melalui batin kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI