Mohon tunggu...
Yuliani Tiara
Yuliani Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 2 sastra Indonesia fakultas ilmu budaya universitas Andalas

Lebih suka membaca dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendekatan Pragmatik dalam Puisi "Hanya" Karya Sapardi Djoko Damono

22 April 2024   16:00 Diperbarui: 22 April 2024   16:02 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dan tak pernah kau lihat siapa aku

 Tapi yakin aku ada dalam Dirimu 

Pada bait terakhir atau ketiga ini , Sapardi Djoko juga memberikan paparan pesan secara langsung bahwa kata pada bait ketiga dilakukan secara langsung ,oleh karena itu tidak ditemukannya makna kiasan , namun makna yang ada pada bait ketiga ini sangat erat hubungannya dengan makna bait yang kedua maupun yang pertama. Sudah dijelaskan di setiap baitnya ,Sapardi Djoko sangat percaya bahwa akan ada sesuatu yang tidak terlihat itu akan ada ,ya walaupun itu masih di dalam angan angan. Sapardi juga membuktikan pada kata angin dan suara burung , yang menjadi pengantar kepada bait yang terakhir atau ketiga ini.Dan juga dari puisi “hanya” ini dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapat menilai sesuatu yang belum tentu ada wujudnya atau karena setelah ada wujudnya saja , namun begitu banyak bukti yang sudah ada didepan kita tetapi kita tidak sadar akan hal itu . Sudah tidak asing lagi kalo puisi “hanya” ini juga ber genre kan percintaan atau roman. Bahwa makhluk hidup dipermukaan bumi ini telah memiliki pasangannya masing masing kita tidak bisa meng pungkiri ini semua. Kita saja yang tidak mengetahui jodoh kita itu siapa ,dimana dia berada, asal usul dia dari mana dan kondisi sosial dia bagaimana , tetapi akan hal itu pasti akan ada seseorang yang akan selalu melangit kan nama kita di dalam setiap do’anya. Tidak ada kata selain percaya in semua takdir kepada Tuhan ,karena Tuhan telah menetapkan dan menyiapkan yang terbaik untuk makhluknya di waktu yang tepat.Dengan menggunakan bahasa yang begitu sederhana tetapi mempunyai makna yang begitu dalam , Sapardi menghanyutkan pembaca ke dalam refleksi mengenai suatu keterbatasan indera dan kepercayaan yang begitu kuat dalam merasakan suatu keadaan yang abstrak . Puisi “hanya” juga menggambarkan sebuah pengalaman yang emosional dan spiritual yang tidak bisa dijelaskan secara nyata , namun kita dapat merasakan keberadaannya melalui batin kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun