Hasim : Â Bang... itu cek-cek perusahan kami.... nggak apa-apa lah bang....
KPK Â Â : Â Â Maaf tidak boleh.... kami sita
Hasim  :  Jangan lah Bang..... gimana kami mau usaha kalo cek-cek kami di ambil
KPK Â Â Â : Â Maaf tetap tidak bisa. Â Ibu-ibu ini boleh keluar, tas sudah kami geledah
Akhirnya kami keluar dari Pintu Gerbang perusahaan, Pak Albert, Saya, Rina dan Neni, Pak Hasim dan Pak Yunus tetap di sana, perasaan Saya saat itu sudah mulai sedikit tenang, Pak Albert muter-mutar di kemang, karena takut diikuti oleh KPK, kami masuk ke Restaurant DIMSUM 24 jam. Disana kami minum dan makan dulu supaya tenang, tapi.... cuma minuman yg bisa masuk ke mulut Saya. Jam 03:00 kami bubar, Rina di jemput saudaranya, Pak Albert pergi, Saya dan Neni naik taxi dengan tanpa tujuan, akhirnya kami ke arah blok M, dan kami berhenti di Seven Eleven di dekat hotel Mahakam, Saya berkomunikasi dengan Mas Dayatdan  minta  mengantarkan tas Lap top yang tadi di lempar Harso, menunggu Mas Dayat Saya termenung , Ya ALLAH... TOLONG KAMI
Akhinya mas Dayat dan Makmur datang, neni mengambil tas tersebut sambil memberika uang cash untuk pegangan mereka. Mas Dayat dan makmur aku suruh pergi, Saya dan Neni jalan kaki ke hotel Mahakam. Saat itu Sudah hampir jam 4:00, petugas hotel bingung kami mau cek in, dan kamar yang ada hanya kamar yang agak mahal, 1 malam Rp. 3.5oo.ooo,- Â Nggak apa-apa mas, kami cuma mau istirahat sebentar saja, kami masuk kamar hotel. Saya duduk di sofa dan termenung, sedangkan Neni di tempat tidur menangis.
Jam 4:00 Saya telp suami minta jemput di hotel MAHAKAM, sambil terisak menangis, saat itulah semua perasaan tumpah ruah.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H