Mohon tunggu...
Yuliana Choerul Reza
Yuliana Choerul Reza Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur

Hidup itu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Komunikasi Publik Jubir Covid-19 Reisa Broto Asmoro: Representasi Gender dalam Perspektif Feminisme

8 Juli 2021   20:58 Diperbarui: 8 Juli 2021   21:21 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Perspektif Feminis  

Asumsi dasar yang perlu diketahui untuk memahami teori ini adalah bahwa dalam sejarahnya, pengetahuan sosial dan teori-teori ilmu sosial dirumuskan dengan dominasi dari perspektif laki-laki. 

Sehingga dunia sosial yang terbentuk memposisikan perempuan secara marjinal. Kenyataan historis ini menciptakan jurang ketimpangan antara perempuan dan laki-laki dimana yang satu didominasi dan yang lain mendominasi. 

Teori feminisme melihat kesetaraan nilai dengan cara mengangkat perspektif perempuan dari posisinya yang minor. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa feminisme memperjuangkan nilai-nilai tentang keadilan sosial, kesetaraan atau kesamaan martabat antara laki-laki dan perempuan. 

Feminisme merupakan ideologi pembebasan perempuan karena yang melekat dalam semua pendekatannya adalah keyakinan bahwa perempuan mengalami ketidakadilan karena jenis kelaminnya (Humm, 2002: 158). 

Teori feminis mencakup prinsip-prinsip kontekstualitas, pelaku aktif dan pertanggungjawaban, sebab akibat dari pemikiran-pemikiran dan prinsip keanekaragaman. Feminis berkaitan dengan pengalaman perempuan, mengungkapkan aspekaspek kehidupan perempuan yang menggugah kesadaran (Humm, 2002: xii). 

Pendekatan feminisme merupakan suatu cara pandang yang didalamnya terdapat berbagai paham yang berbeda-beda, namun semua menggunakan gender yang didalamnya terdapat relasi kekuasaan sebagai kategori analisisnya (Stean and Pettiford, 2009: 325). Pernyataan mengenai perempuan harus berada di rumah sedangkan laki-laki berada di ruang publik. 

Apa yang menjustifikasi pembagian tugas semacam ini? Sekelompok perempuan kelas menegah yang radikal mulai menganggap "rumah sebagai penjara". Artinya bahwa perempuan juga memiliki hak untuk berada di ruang publik. Sebagai seorang Juru Bicara dr Reisha melakukan komunikasi publiknya ke masyarakat.  

Feminisme Liberal
Kemunculan feminisme liberal merupakan gelombang pertama dari teori feminisme. Fokus dari feminisme liberal adalah kesempatan serta akses yang merata tidak hanya untuk laki-laki tetapi juga perempuan (Krolokke dan Sorensen, 2006:4). 

Tidak terhenti sampai akses semata, feminisme liberal juga meminta perempuan untuk dilihat sebagai makhluk yang memiliki kompetensi yang setara dengan laki-laki (Krolokke dan Sorensen, 2006:6) Sehingga diskriminasi yang mengatasnamakan perbedaan jenis kelamin atau perbedaan bilogis semata, tidak dapat diterima oleh pemikiran gelombang pertama feminisme. Feminisme liberal dipelopori oleh Wollstonecraft dalam bukunya yang berjudul The Vindication of the Women's Right. 

Menurutnya bahwa setiap manusia memiliki ciri khas atau keunikan dan adanya rasionalitas dalam diri mereka masing -- masing , baik pada laki-laki maupun perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun