Tetapi bagian yang paling dominan dalam menyerap logam lebih banyak adalah bagian akar. Tanaman eceng gondok mampu menyerap logam cadmium, merkuri, nikel, dan logam kromium dalam waktu 24 jam.
Logam berat Cu yang masuk ke dalam tanaman eceng gondok berbentuk ion-ion yang terlarut dalam air. Dan terakumulasi ke dalam akar dengan bantuan transport ligand dalam membrane akar, kemudian akan membentuk transport logam kompleks yang dapat menembut xylem dan menuju ke sel daun.Â
Dari proses biologis inilah yang membuat tanaman eceng gondok mampu menyerap logam-logam berat dari limbah cair sehingga ketika dibuang ke lingkungan tidak akan berbahaya.
Walaupun praktik fitoremediasi terbukti efektif dalam mengelola air limbah yang mengandung logam berat tembaga, namun praktik ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penyerapan logam berat pada limbah cair dan tanaman yang digunakan dalam fitoremediasi mengalami keterbatasan dalam menyerap logam berat tersebut.
Diharapkan dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengolahan limbah menggunakan tanaman eceng gondok dan diharapkan terdapat kajian lebih lanjut mengenai fitoremediasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H