Mohon tunggu...
Yuliana Pratiwi Asti
Yuliana Pratiwi Asti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pertanian dan Bisnis

Pemula yang baru belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Pertanian dalam Mengatasi Limbah Pencemaran Lingkungan

15 Juli 2022   22:14 Diperbarui: 15 Juli 2022   22:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dokumentasi pribadi

Salah satu permasalahan yang saat ini menjadi pusat perhatian baik dari pemerintah, masyarakat, hingga pihak swasta adalah masalah pencemaran lingkungan. Persoalan mengenai pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi pada air, udara, maupun tanah namun seiring berkembangnya jaman dan kemajuan teknologi yang membuat polemic pencemaran lingkungan menjadi semakin kompleks. 

Apabila masalah ini dibiarkan berlarut-larut dan tidak ada penanganan yang serius dalam mencegah ataupun mengelola, maka di masa depan kita akan merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari seperti masalah kesehatan yang terganggu, lingkungan tempat tinggal yang tidak lagi sehat, hingga masalah ekonomi menjadi tidak stabil.

Sudah seharusnya kita memikirkan cara dan melakukan perubahan demi menyelamatkan lingkungan untuk memperpanjang masa hidup kita di planet ini. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan seperti melakukan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) hingga memanfaatkan tanaman untuk mengelola limbah. 

Dalam bidang pertanian terdapat banyak kajian terdahulu yang membahas manfaat tanaman dalam mengelola limbah terutama di perairan. Selain berfungsi untuk menyediakan bahan pangan bagi manusia, ada beberapa jenis tanaman yang berguna dalam pengelolaan limbah terutama limbah logam berat. 

Penggunaan tanaman air dalam menyerap dan mengelola limbah di perairan dinamakan Fitoremediasi. Praktik ini telah dilakukan sejak jaman dahulu dan dikenal sebagai suatu metode pengusir zat beracun dari udara. 

Karna memanfaatkan tanaman sebagai agen pembersih lingkungan maka memberikan keuntungan dari segi biaya yang relative murah dan penerapannya yang cenderung mudah dilakukan tanpa teknik khusus.

Contoh tanaman yang digunakan dalam proses fitoremediasi adalah tanaman eceng gondok. Tanaman yang dikenal sebagai gulma air ini ternyata memiliki manfaat karna bagian akarnya mampu menyerap logam-logam berat seperti tembaga (Cu). 

Logam berat Cu merupakan salah satu logam berat esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, apabila kadar tembaga dalam tumbuhan telah melebihi jumlah yang dibutuhkan maka dapat bersifat beracun dan menganggu pertumbuhan tanaman. 

Tanaman eceng gondok akan berevolusi berdasarkan struktur dan fisiologinya untuk membentuk suatu jaringan lakuna atau acunaerenkhima di dalam akar dan batangnya untuk mendukung proses pertukaran materi dari batang ke akar. 

Karna tanaman ini memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi dan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Bagian tanaman eceng gondok yang memiliki kemampuan menyerap logam antara lain akar, batang, dan daun. 

Tetapi bagian yang paling dominan dalam menyerap logam lebih banyak adalah bagian akar. Tanaman eceng gondok mampu menyerap logam cadmium, merkuri, nikel, dan logam kromium dalam waktu 24 jam.

Logam berat Cu yang masuk ke dalam tanaman eceng gondok berbentuk ion-ion yang terlarut dalam air. Dan terakumulasi ke dalam akar dengan bantuan transport ligand dalam membrane akar, kemudian akan membentuk transport logam kompleks yang dapat menembut xylem dan menuju ke sel daun. 

Dari proses biologis inilah yang membuat tanaman eceng gondok mampu menyerap logam-logam berat dari limbah cair sehingga ketika dibuang ke lingkungan tidak akan berbahaya.

Walaupun praktik fitoremediasi terbukti efektif dalam mengelola air limbah yang mengandung logam berat tembaga, namun praktik ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penyerapan logam berat pada limbah cair dan tanaman yang digunakan dalam fitoremediasi mengalami keterbatasan dalam menyerap logam berat tersebut.

Diharapkan dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengolahan limbah menggunakan tanaman eceng gondok dan diharapkan terdapat kajian lebih lanjut mengenai fitoremediasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun