Mohon tunggu...
Yulia Kartika Putri
Yulia Kartika Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PERAN ORANG TUA MENANAMKAN JIWA BERAGAMA PADA ANAK USIA DINI

13 Agustus 2020   12:06 Diperbarui: 13 Agustus 2020   13:41 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       

  Penting untuk kita sebagai orang tua untuk lebih mendampingi dan memotivasi belajar anak di rumah memberikan pengetahuan umum dan agama mengajarkan nilai-nilai positif untuk tumbuh kembang anak. Oleh karena itu kita sebagai orang tua bisa memulainya dari mengenalkan hal-hal kecil seperti cara berwudhu yang benar, gerakan shalat, mengenal huruf hijaiyah, rukun islam dan rukun iman.

         Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14, menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sehak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 

       Minat anak-anak terhadap agama sangat dipengaruhi oleh kondisi jiwa anak-anak yang suka meniru, menjelajah, ingin tahu, ingin mencoba, dan sejenisnya. Anak-anak mengenal Tuhan melalui bahasa orang-orang di sekitarnya. Konsep anak-anak mengenal agama bersifat rill, dalam arti anak-anak menafsirkan apa yang dilihatnya dengan apa yang diketahuinya. Pengajaran agama dengan menggunakan cerita sangat cocok untuk anak-anak usia dini.

       Baik buruknya perkembangan jiwa beragama pada anak-anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama oleh orang tuanya atau pendidik lainnya. Bandura mengatakan melalui proses identifikasi seorang anak mulai menerima sifat-sifat pribadi dan tingkah laku tertentu sebagai sesuatu yang berguna agar bisa sesuai dan diterima orang lain. Hal ini disebabkan karena anak memang suka meniru, terutama meniru orang tuanya atau pengasuhnya yang selalu dilihat atau didengarnya setiap hari. Pentingnya proses peniruan ini mengajak kita semua untuk bisa dijadikan teladan yang baik bagi anak. Seorang anak yang selalu melihat orang tuanya shalat, mengaji, berbuat baik, akan mempunyai kesan yang positif terhadap pengalaman ajaran agama. Sehingga mereka tertarik juga mengerjakan ibadah-ibadah tersebut.

 Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Jiwa Beragama Pada Anak Usia Dini

1. Mengenalkan konsep ke Tuhanan kepada anak

        Ini adalah peran orang tua yang paling mendasar dimana orang tua wajib untuk memperkenalkan konsep mengenal keberadaan Tuhan kepada anaknya. Orang tua bisa menunjukkan kepada anak mengenai ciptaan Tuhan dan berbagai peristiwa yang dapat dihubungkan dengan kekuasaan Tuhan, misalnya bunga-bunga yang indah, dan lain sebagainya.

2. Mengajak anak beribadah

       Orang tua dapat memperkenalkan cara beribadah tersebut kepada anak tanpa susah payah, yaitu dengan penerapan yang biasa dilakukan sehari-hari. Anak akan melihat kebiasaan orang tua beribadah di rumah, terutama orang tua yang benar-benar memahami ajaran agamanya sendiri.

3. Menceritakan kisah-kisah keagamaan

      Kisah kegamaan bisa diceritakan melalui dongeng sebelum tidur. Anak-anak umunya sangat senang mendengarnya kisah atau dongeng yang dituturkan orang tua, karena daya imajinasi mereka masih sangat aktif dan sangat penh dengan rasa ingin tahu. Peran orang tua dalam nilai kegamaan anak dapat dilakukan dengan mengisahkan cerita-cerita yang dapat diteladani anak yang berhubungan dengan ajaran agama.

4. Mengajarkan nilai-nilai dalam agama

     Nilai-nilai dalam agama pastinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perbuatan baik, toleransi, saling berbagi, selalu berkata sesuai fakta dan lain sebagainya diperlukan ketika kita hidup bermasyarakat, dans emua itu adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh anak. Agama dan segala ajarannya yang benar akan menjadi dasar dari kehidupan sosial kita, dan berguna untuk memberikan batasan sosial agar tercipta keteraturan dalam bermasyarakat.

5. Memberi contoh yang benar

      Peran orang tua dalam menanamkan nilai agama bagi anak adalah sebagai sumber panutan anak. Apa yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru oleh anak dengan daya tangkap dan daya ingatnya yang luar biasa Kebiasaan beragama yang taat di rumah haruslah dimulai dari orang tua, agar anak dapat mencontoh kebiasaaan baik tersebut.

6. Menanamkan kebiasaan baik

      Orang tua dapat menanamkan pentingnya berbuat baik yang sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Cara ini akan mengajarkan anak untuk tidak egosi, memiliki empati pada orang lain dan bisa bertanggung jawab terhadap semua perbuatannya, baik atau buruk.

7. Mengajak anak untuk selalu bersyukur

      Orang tua dapat menanamkan kebiasaan bersyukur kepada anak agar anak selalu mengingat bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari pada kehendak manusia, yaitu adanya Tuhan yang mengatur segalanya. Dengan selalu bersyukur, diharapkan anak akan memahami bahwa dalam keadaan senang atau susah, maka manusia harus tetap mengingat Tuhannya. Hal ini dapat mengajarkan anak untuk tabah menghadapi segala cobaan dan kesulitan, juga tidak menjadi tinggi hati saat sedang dalam posisi tinggi.

8. Menyelipkan ajaran agama dalam percakapan

      Peran orang tua dalam menanamkan nilai keagamaan kepada anak juga bisa dilakukan dengan melakukan percakapan bersama anak. Tidak perlu secara khusus mengajak anak berbicara mengenai agama tersebut, namun bisa menyelipkannya dalam berbagai percakapan dengan anak. Misalnya, mengajarkan kepada anak bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, atau bahwa agama mengajarkan kita untuk mencintai sesama dengan adil, selalu berbuat baik, sayang kepada saudara dan lain sebagainya.

9. Menjawab pertanyaan anak dengan jelas

      Walaupun masih kecil, ada kalanya anak akan mengeluarkan pertanyaan yang membuat orang tua kebingungan sebab jawabannya terlalu kompleks untuk diterangkan kepada anak. Usaha untuk menjawab setiap pertanyaan anak dengan sebenar-benarnya, namun sesuaikan dengan bahasa yang dapat dimengerti anak. Begitu juga ketika anak bertanya mengenai hal-hal keagamaan, saat itu merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk mulai menanamkan nilai agama sedikit semi sedikit.

10. Memperkenalkan doa-doa kepada anak

       Salah satu peran orang tua yang paling penting dalam menanamkan nilai agama kepada anak yaitu dengan memperkenalkan doa-doa yang diajarkan dalam agama. Doa-dia ini akan kita ucapkan setiap kali hendak melakukan suatu kegiatan atau pada kesempatan tertentu sebagai suatu cara untuk terhubung dengan Tuhan dan juga menjadi bagian dari ibadah agama. Doa merupakan cara untuk meminta atau berkomunikasi dengan Tuhan. Jika anak sudah terbiasa mendengarkan berbagai doa yang diucapkan orang tua sehari-harinya, ia akan semakin dekat dengan pemahaman agama.

   Peran orang tua dalam menanamkan nilai agama kepada anak tidaklah mudah. Pemberian pemahaman mengenai agama perlu dilakukan sejak anak masih berusia dini. Percontohan pengamalan ajaran agama, buku-buku agama, majalah-majalah agama, hiasan bernuansa agama, dan benda-benda yang berkaitan dengan agama merupakan alat pendidikan utama dalam pendidikan agama yang bersifat tidak disengaja atau disengaja. Buku-buku dan sumber belajar agama lainnya merupakan media pembelajaran agama bagi anak. Media sangat penting dalam pengembangan keagamaan anak, karena anak akan menyerap informasinya 10% dari yang dibacanya, 20% dari yang didengarnya, 30% dari yang dilihatnya, 50% dari yang dilihat dan didengarnya, 70% dari apa yang dikatakannya, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun