"Sotone enak, Mi," kata suami lirih.
"Apa iya?" tanya saya sembari mengaduk soto. Ya, sekalipun kuah melimpah tetap saja harus diaduk agar bumbu lebih menyatu.
Hemmm....! Ternyata beneran enak. Pas di lidah kami. Gurih dan segar beradu di mulut, dan saya tidak perlu menambahkan butiran kacang asin. Cukup dua tetes kuah sambal.
Ya, biasanya jika menyantap soto bumbu kurang pas, saya menambahkan butir kacang asin guna menunjang rasa lebih mantap.
Beragam gorengan sebagai pendamping soto, kami memilih perkedel kentang, tempe mendoan serta tahu goreng yang masih hangat.
Biasanya jika menyantap soto bumbu kurang pas di lidah, saya dan suami selalu menambahkan butiran kacang asin ke dalam mangkuk soto.
Tetapi hidangan di gerai makanan berkuah benar-benar sesuai slogan yang tersemat, yakni seger, murah dan enak.Â
Terbukti ketika saya hendak membayar menu, pemilik soto yang berasal dari kota ikon menu menyebutkan lembar hijau serta koin 500-an. Harga sesuai yang tertera di dinding.
Sehubungan saya mengambil 2 bungkus cemilan kacang bawang, maka makanan kecil tersebut kami jadikan penutup hidangan.