Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaafkan Orang Lain, Salah Satu Cermin Akhlak Mulia

29 April 2023   21:44 Diperbarui: 29 April 2023   21:48 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar surat As Syura, dokumen Yuliyanti

Setiap lebaran dari tahun ke tahun keluarga Purbaningsih (Purba) selalu bersilaturahmi dari kerabat satu ke lainnya.

Di antara kerabat yang sering dikunjungi adalah, 7 keluarga dari Sang ayah yang tinggal di luar kota.

Suatu ketika, Purbaningsih mengajak kedua adiknya untuk berkunjung ke tempat sepupu tertua. Ia ingin menyambung jalinan silaturahmi yang sempat renggang sepeninggal ayahnya.

Tiadanya jalinan yang baik antara kedua belah pihak membuat mereka jauh satu sama lain. Namun, Purba teringat pesan ayahnya sebelum berpulang ke rahmatullah. 

Pesannya agar ia menjadi wanita berakhlak mulia. Selalu rukun terhadap saudaranya, menjadi orang yang memiliki hati seluas samudera, serta gemar menolong dan memaafkan orang lain.  

***


"Mbakyu, apa besuk kita tetap ke rumah Mas probo, seperti tahun-tahun lalu?" tanya Arya.

"Lho, iyo." Jawabku sembari mengemas bingkisan yang hendak di bawa ke rumah kerabat esok hari.
"Lha ada apa tho?" tanyaku seraya menggeser tempat duduk sejajar dengan Arya.

"Aku tuh males jika harus ketemu istrinya Mas Probo. Apalagi anak-anaknya itu, lho!
"Lha anak-anak-nya, Mas Probo kenapa?"


"Bukankah kita ini adik dari papanya? Kenapa mereka nggak pernah datang hayo? Padahal kita setiap tahun mengunjungi mereka."

"Hok'oh! Kita kalau ke sana seperti pengemis," Cah Bagus pun nyletuk.
"Wis, wis...bocah cilik ngertimu opo Le, Mateng pincuk ke. Wis, meneng wae.

Kalimat di atas memiliki arti, sudah-sudah...anak kecil tahunya apa, Le? Matang bungkus wae. Dah, diam saja.

Purba menghela napas panjang, sebelum ia meneruskan kalimatnya.


"Begini ya, Dik Arya. Mumpung masih suasana lebaran, ayuk saling silaturahmi, mengunjungi kerabat selagi kita masih diberi kesempatan. Lalu meminta maaf, pula saling bermaaf-memaafan. Sebab, setiap manusia hidup, tentu mempunyai kesalahan."

"Tapi...."

"Tapi kenapa?"

"Karena Mas Probo dan keluarganya tidak pernah mengunjungi kita, ya biarin. Yang penting kita tidak membalas dengan hal serupa, apalagi memutuskan tali silaturahmi. Itu dosa."

Ingatlah, Pakdemu itu Kakak tertuanya ibu. Jadi kedudukannya sama seperti ibu ini. Kalian tidak boleh membeda-mbedakan dengan Pakde dan Bude lainnya.

Lagi pula, jika hati kita memiliki rasa benci dan dendam terhadap seseorang, itu sama halnya memikul beban selamanya. Mau, seperti itu?

Arya dan Cah Bagus, putra kesayangan Purba hanya menggerakkan bahunya secara bersamaan pertanda "pasrah" dan menuruti wanita yang selalu ia hormati.


***


Suasana lebaran identik dengan tradisi saling ber-maaf-maafan. Tidak memandang status siapa yang salah atau benar.

Pula letak yang muda atau tua untuk terlebih dulu mengakui kesalahannya. Lalu memaafkan kesalahan orang lain pula. Seperti kisah yang saya tulis di atas.

Sepertinya cerita di atas hampir serupa dengan kisah yang terjadi pada keluarga kami uang tiada henti untuk menyambung talisilaturahmi. Tetapi tidak terbalas dengan kunjungan serupa.

Namun, saya tetap mengajak ibu dan segenap keluarga kami untuk mengunjungi, meminta maaf serta memaafkannya satu sama lain.

Meski sebenarnya meminta maaf, serta memaafkan mereka terkadang sulit untuk dilakukan. Namun, sebagai umat muslim untuk menjalin sebuah tiada k

Tetapi islam mengajarkan untuk untuk memaafkan kesalahan dan tetap berbuat baik kepada orang lain. Seperti yang tercantum pada surat As Syura ayat:40.

Tangkap layar surat As Syura, dokumen Yuliyanti
Tangkap layar surat As Syura, dokumen Yuliyanti

Samber THR 2023 hari ke-29

#SamberTHR
#SamberTHR2023harike-29
#THRKompasiana
#KurmaTHR
#ArtikelYuliyanti
#MemaafkanOrangLain
#Tulisanke-467
#Klaten,25April2023
#MenulisdiKompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun