Kacang panjang mengandung fitoestrogen, yakni senyawa estrogen alami yang terdapat pada tanaman. Senyawa fitoestrogen bisa flavonoid dan isoflavon.
Berdasarkan temuan peneliti, kehadiran fitoestrogen dalam kacang panjang dapat memicu pertumbuhan sel epitel dalam payudara saat menempel di reseptor estrogen.
Hal inilah yang akhirnya memicu perkembangan ukuran payudara. Namun, sifat penelitian ini masih terbatas pada uji sampel jaringan sel epitel di laboratorium.
Selebihnya bisa disimak di SINI.
Kacang panjang pada umumnya dimasak menjadi tumisan atau campuran sayur. Namun masyarakat di tempat saya mengolah dengan bumbu saus gula merah.Â
Kendati jarang disajikan sebagai menu utama, olahan tersebut bisa menyempurnakan asupan kebutuhan harian Anda.
Berdasarkan informasi gizi dari Kementerian Kesehatan RI yang dicantumkan pada Data Komposisi Pangan Indonesia, dalam 100 gram (g) kacang panjang yang dikukus terdapat komposisi gizi sebagai berikut:
Energi: 39 kalori (Kal)
Air: 88.2 g
Protein: 3 g
Serat: 1,7 g
Karbohidrat: 7,6 g
Vitamin C: 20 miligram (mg)
Kalsium: 100 mg
Beta karoten: 131 mikrogram (mcg)
Kalium: 100 mg
Fosfor: 91 mg
Natrium: 28 mg
Vitamin B2 (Ribovlavin): 0,1 mg
Niasin: 0,3 mg
Jika dilihat dari komposisi gizi di atas, jenis sayuran ini mampu membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan peradangan.
Kacang panjang dijadikan lalapan selain rasanya enak, juga menjadi sumber folat terbaik.
***