Â
Menurut kejadian selama ini, bila barang sering kosong, dan sulit itu pertanda akan terjadi kenaikan yang signifikan.
Mungkin dengan menimbun barang atau tidak menjual sementara akan membuat kita beruntung. Namun, dengan menumpuk barang menjadi larangan.
Apalagi saya sudah berjanji akan mengirim barang hari itu juga. Maka, tanpa berpikir lagi, saya memanggil salah satu karyawan untuk mengantar pesanan sesuai stok di gudang.
Tidak lupa untuk memberitahu kepada pelanggan bahwa untuk sementara barang yang dipesan tidak ada (kosong), karena pabrik terkendala bahan baku.
Nah, dengan terkirimnya barang, berarti saya sudah berusaha menepati janji mengirim barang tepat waktu, sesuai waktu transaksi kepada pelanggan kami.
Meski kondisi barang tidak sesuai yang diharapkan, setidaknya saya tidak berhutang. Bahkan, hingga saat ini barang masih kosong, saya pun berusaha mencari distributor lain, tetapi hasilnya sama saja, nihil.
***
Hal serupa pun pernah terjadi, beberapa pekan lalu. Si Fulana membeli barang satu buah barang yang sebenarnya ia bisa membawanya.
Namun, ia enggan dan meminta tolong untuk diantar. Bila mengingat yang ia beli tidak ada untung sama sekali bila toko harus mengirimnya.
Saya pun berjanji akan menyertakan kiriman searah tujuan yang sama. Kebetulan ada pembeli lain satu arah. Akan tetapi, armada sudah pergi dan sopir lupa membawa serta.
Berhubung sudah berjanji, maka saya harus menepati. Saat itu juga saya minta tolong  saudara untuk mengeluarkan armada lain guna mengantar pesanan si Fulana.