Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapkah Menghadapi Hari Tua dengan Status Child Free?

30 Agustus 2021   17:41 Diperbarui: 30 Agustus 2021   21:35 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Kompasiana.com

Mereka yang beranggapan seperti ini, biasanya berusaha menjaga keintiman dan memfokuskan rasa cinta hanya pada pasangan saja.

Sebuah penelitian menemukan, anggapan pasangan yang tidak memiliki anak dari hasil pernikahan lebih bahagia.

3. Masalah Kesehatan

Selain dua hal di atas, faktor lain yang menjadi penyebab pasutri tidak diperbolehkan punya anak adalah, adanya masalah kesehatan yang serius bagi pasangan, khususnya kaum wanita.

Dijelaskan Psikolog Ikhsan, mereka yang memiliki penyakit tertentu merasa khawatir jika tidak bisa membagi waktu atau merawat anak dan dirinya sendiri.

Keputusan untuk tidak memiliki anak semasa pernikahan atau Child Free harus disepakati oleh kedua pasangan, takboleh ada paksaan. (SplitShire)


Lalu, seperti apa Muslim harus bersikap?
Bagaimana pandangan Islam terkait hal ini?

Pendidik dan pemerhati isu Muslimah, Ustazah Elizabeth Diana Dewi mengatakan, sangat penting untuk mengetahui sejarah atau ide pemahaman sebelum mempraktikkannya.

Menurutnya, child free adalah konsep yang dicetuskan oleh para feminis yang menggaungkan politic of body atau politik tubuh. 

Padahal, Islam sebagai agama memiliki konsep sendiri dalam membangun keluarga. 

Sebuah konsep yang tujuan utamanya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, bukan sekadar tindakan untuk menyenangkan diri sendiri.


Sebagai pasangan baru menikah, memutuskan untuk tidak mempunyai garis keturunan merupakan hak individu masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun