Apa itu Tajin?
Tajin adalah air yang digunakan untuk menanak beras. Air yang mendidih sesaat sebelum nasi matang jadi Aron.
Kebanyakan orang di kampung saya sering memberikan air tajin yang sedikit kental, seperti susu diberi secuil gula aren untuk pendamping asi.
Menurut Profesor Djoko Said Damardjati, pakar bayi sekaligus peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, air tajin dari beras yang belum terlepas kulit arinya mengandung mineral, enzim, antioksidan, vitamin B Â dan Vitamin E.
Akan lebih baik lagi jika menggunakan beras merah ketimbang beras putih. Karena, beras putih yang dijual di pasaran sudah dibersihkan kulit arinya. Dulu saya memberi tajin dari beras hasil menumbuk sendiri.
Selama satu pekan melakukan cara ini, bayi tampak ceria dan baik-baik saja. Anakmu njilmo Nduk (tidak rewel). Kata Ibu kala itu.
Maka, saya menambahkan jam kerja. Â Setelah istirahat dan memberi asi, Â pun kembali bekerja hingga pukul 15:00 sore.
Ya, cukup lumayan, harus wara-wiri setiap hari menempuh perjalanan 12 km sekali jalan selama 2 bulan. Semua demi keluarga tercinta, tidak membuat lelah.
Setelah anak berusia 4 bulan, saya berniat mengajak tinggal di toko. Ibu pun mengizinkan, dengan alasan bayi sudah agak besar. Sepekan sekali kami mengunjunginya.
Seiring berjalannya waktu, bayi menginjak umur 6 bulan membutuhkan asupan yang lebih selain ASI dan Tajin. Saya memberikan selingan makanan tambahan berupa bubur SUN atau Milna.
Banyaknya pilihan rasa membuat saya senang, terkadang saya memberi rasa ayam kampung yang mengandung energi dan protein.