Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_yuli_adja Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tiga Peribahasa Saya Jadikan Landasan dalam Kehidupan

13 Juni 2021   16:41 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:26 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Nyebar godong koro, sabar sak wetoro."

Senda gurau Ibu saat menghidangkan camilan singkong goreng. Kami langsung menyerbu hidangan tersebut. Rasa bahagia menjalari hati dalam kebersamaan malam itu.

Lagi-lagi petuah lewat peribahasa, mencecar kepala. Sambil makan saya berusaha mengingat ungkapan tersebut. Memang, sering mendengar Contoh Peribahasa  lewat teman-teman di toko.

Maklumlah, kebanyakan teman saya kala itu para orang tua, jadi sedikit banyak bisa menyesap ilmu kejawen dari para sesepuh.

Sabar sak wetoro memiliki arti sabar sejenak, juga melatih kesabaran dalam segala keadaan untuk kurun waktu tertentu.

Nasehat Bapak dan Ibu kala itu, saya "iya-kan" saja. Meski sejujurnya, batin separuh menerima.

Apalagi saat melihat kondisi kehidupan kami, sebagai buruh tani. Mereka menaruh harapan pada anak sulungnya kelak mampu memayungi. Jiwa pun terasa tergugah untuk melanjutkan perjuangan demi mewujudkan segala impian.

Suatu pagi Bapak mengantar saya berangkat kerja, jarak dari rumah hingga tempat kendaraan umum mangkal berjarak sekitar 7 km.

Tanpa keluh kesah Bapak mengayuh sepeda, berburu waktu supaya saya tidak ketinggalan jam pertama bus berangkat. Dulu, di jam-jam tertentulah armada lewat mengarah ke beberapa pinggiran kota.

Berbeda dengan keadaan sekarang, hampir tiap rumah memiliki kendaraan, mini bus pun telah berakhir masanya.

"Alon-alon asal Kelakon, Nduk," tutur Bapak kala melihat Bus Putra Jaya merangkak pelan.


Peribahasa atau pepatah tersebut mengartikan bahwa meski pelan-pelan asal terlaksana  Alon-alon waton kelakon dalam kehidupan mengandung makna sabar. Iya, santai saja, yang penting sampai pada tujuan dengan selamat dan terkabul segala impian.

Pada akhirnya saya pun bertekad kuat melawan segala rasa jenuh, bekerja keras sesuai harapannya. Taklupa berdoa, semoga kelak meraih segala keinginan. Bekerja lebih mapan, dengan upah sepadan, supaya bisa membahagiakan orang tua cukup sederhana, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun