Mohon tunggu...
Yulia Ayu Utami Tarigan
Yulia Ayu Utami Tarigan Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa digital

haus akan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa yang Merasuki dan Siapa yang Resah Jika Terjadi Perbedaan Toleransi dalam Perspektif Pancasila?

28 Oktober 2019   11:43 Diperbarui: 28 Oktober 2019   12:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Juga tidak terjadi perbedaaan pengajaran antara agama yang satu dengan agama lainnya , kecuali pada mata pelajaran agama karena kajian atau pelajarannya memang sudah berbeda sehingga tidak dapat dilakukan pengajaran yang sama .

Di sekolah mereka mengamalkan semua nilai nilai Pancasila . Mereka mengamalkan Pancasila dengan toleransi yang sangat tinggi . Contohnya saja pada sila 1 " Ketuhanan yang Maha Esa " tiap - tiap agama pasti memiliki Tuhan yang berbeda menurut mereka . Saat di sekolah mungkin pada agama Islam sering diadakan perayaan isra dan mi'raj nabi Muhammad SAW atau maulid nabi Muhammad SAW yang hanya diikuti oleh anak - anak yang muslim saja dan tidak dengan agama lainnya , karena dalam ajaran mereka , mereka tidak ada kegiatan seperti ini . 

Contoh di sekolah lagi , jika anak anak yang beragama Kristen , mungkin mereka merayakan hari Valentine dan  tidak pula  dirayakan oleh agama lain , begitu juga kegiatan valentine ini tidak ada  kegiatan seperti ini di  agama lain . Maksud toleransi disini adalah agama yang satu tidak mencampuri agama yang lainnya , dan acara agama yang satu tidak mencampuri acara agama yang lainnya . Dalam Islam sering dikaitkan dengan Alquran surah alkafirun ayat 6 yang mempunyai arti " untukmu agamamu dan untukku agamaku " . Kita tidak bisa mencampuradukkan atau mengikut sertakan agama lain untuk berpartisipasi dalam acara kita .

Toleransi dalam sila kedua juga terlihat pada siswa maupun siswi di sekolah " kemanusiaan yang adil dan beradab " setiap anak mau berasal dari agama apapun berasal dari agama manapun . Akan diperlakukan sama oleh gurunya . Mereka juga mendapatkan hak sebagai murid dan kewajiban yang sama murid . Sudah memang kewajiban guru untuk memperlakukan segala hal baik dengan murid yang satu maupun dengan satunya lagi . Setiap agama juga mengajarkan bagaimana adab baik dengan dirinya , dengan siapa ia bicara dan

Toleransi dalam sila ketiga yaitu " Persatuan Indonesia " , dari Sabang sampai Merauke dari pulau Sumatera sampai tanah Papua kita saling membantu dan tolong menolong jika negara kita sedang diserang ataupun negara kita  sedang memiliki banyak musibah . 

Terlihat jelas di media - media banyak sukarelawan yang turut membantu jika darah dagingnya sedang terluka . Jika kota yang satu sedang dilanda kemalangan pasti satu nusantara turut membantu , baik pikiran jiwa maupun raga juga keikutsertaan doa . Mereka juga membantu tidak melihat golongan mana yang sedang berduka ,sebab Indonesia tidak pernah memandang bulu . 

Terlihat juga sila ketiga ini diamalkan dengan budaya - budaya kita yang tak pernah menggunjing antara budaya yang satu dengan lainnya , terlihat budaya kita sangat diminati oleh mancanegara . Juga banyak juga kasus dimana budaya - budaya yang berasal dari negara ini diklaim oleh negara negara lain . Hal ini jugalah yang dapat dikatakan Indonesia merupakan negara yang bersatu . 

Buktinya saja ketika negara  tersebut mengakui bahwa kebudayaan itu berasal dari daerahnya . Tak banyak warga yang ikut serta dalam penyelesaian kebudayaan Indonesia yang diklaim negara lain . Kita memang dituntut untuk menempatkan persatuan , kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi maupun golongan . 

Di sekolah juga tampak perbedaan - perbedaan budaya yang terjadi , namun hal seperti inilah yang menjadi suasana sekolah lebih tampak ramai dikarenakan peserta didik yang mempunyai ragam agama,  bahasa dan budaya .

Pada sila keempat "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat  kebijaksanaan permusyawaratan / perwakilan ". Tiap - tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban serta kedudukan yang sama . Lagi - lagi perbedaan agama tidak menjadikan lunturnya pelaksanaan sila keempat ini . 

Kita jangan memaksakan kehendak sendiri tanpa memikirkan  orang lain , misalnya ada kegiatan keagamaan di sekolah dipikirkan dahulu matang - matang , mengganggu agama lain atau tidak . Misal hari yang bertabrakan , ataupun jam maupun tempat lokasi untuk mengadakan kegiatan agama di sekolah berbentrokkan atau tidak , menganggu atau tidak , hal - hal seperti itulah yang harusnya dimusyawarahkan . Ketika terdapat perbedaan , kita wajib mengutamakan aspek dengan bermusyawarah .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun