Mohon tunggu...
Yulia Ayu Utami Tarigan
Yulia Ayu Utami Tarigan Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa digital

haus akan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa yang Merasuki dan Siapa yang Resah Jika Terjadi Perbedaan Toleransi dalam Perspektif Pancasila?

28 Oktober 2019   11:43 Diperbarui: 28 Oktober 2019   12:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama lah yang mengatur semua  tata cara kehidupan . Mulai dari kita bangun tidur sampai kita tidur lagi , semuanya telah diatur oleh agama secara rinci , apa saja yang boleh dikerjakan setiap makhluk dan apa saja yang tidak boleh dikerjakan setiap makhluk, juga hukuman apa yang didapatkan jika seorang makhluk jika makhluk tersebut melanggar kewajiban - kewajibannya sebagai seorang makhluk   , agama juga memberi jawaban yang tidak bisa dijawab oleh manusia itu sendiri sampai - sampai agama juga mengajarkan pergaulan manusia dengan manusia lainnya , sebegitu rincinya ajaran yang dibuat oleh agama .

Pada faktanya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya pegangan hidup  atau pedoman hidup  yang menjadi acuan dalam kehidupan dan penghidupan . Oleh sebab itu setiap orang akan  cenderung berusaha mengisi kehidupannya  dengan cara dan jenis pedoman hidup apapun itu , meski pedoman ini mengandung  nilai-nilai yang bisa membuat keliru dan menyesatkan. Pada saat itu, kehidupan intelektualnya tidak diisi dengan keyakinan yang masuk akal dan ajaran yang sehat. 

Dalam keadaan demikian, agama dapat menjadi pegangan hidup dan intelektual dengan ajaran yang sehat dan mampu menyelamatkan seseorang dari dorongan kecenderungan ke arah kesia-siaan dalam menjalani kehidupan.Sebegitu penting pengaruh agama bagi kehidupan seseorang . Semua agama memiliki aturan masing - masing . Dan tentu pandangan agama yang satu berbeda dengan pandangan agama lainnya . 

Karena takut jika kesatuan dan persatuan Indonesia tidak terjaga dengan aman serta baik dan benar akan terjadi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia yang pada nantinya akan menyebabkan konflik di tengah - tengah masyarakat .

Sebagai Mahkluk sosial sangat diperlukan toleransi antar umat beragama . Dimana arti toleransi sendiri adalah rasa tenggang rasa kepada sesamanya , artinya menghargai paham yang berbeda antara paham yang dianutnya sendiri dengan paham yang dianut oleh orang lain . 

Sejak negara Indonesia ini merdeka sikap toleransi sudah tumbuh dan berkembang nan sangat subur di negeri ini  , semua didasari karena adanya rasa senasib sepenanggungan para tokoh- tokoh perjuangan demi merebut kemerdekaan Indonesia . 

Karena rasa senasib sepenanggungan itulah menjadikan perbedaan bukan menjadi penghalang untuk kita terpecah belah , malah karena perbedaan tersebutlah para pejuang bisa mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI) yang bisa kita rasakan saat ini tanpa merasakan perihnya penjajahan ini .

Namun terlihat sekarang , persatuan dan kesatuan Indonesia sedang diguncang diakibatkan oleh perbedaan perbedaan tanggapan politik masing -masing warga . Sehingga kita sebagai rakyat Indonesia yang mencintai Indonesia sepenuh hati ,  hendaknya mengingatkan kembali pentingnya bagaimana menjaga dan merawat kerukunan dan persatuan serta kesatuan Indonesia ini dengan cara meningkatkan rasa toleransi yang tinggi .

Terdapat sebuah hadits dari Ibnu Abbas,  dimana ia berkata: Ditanyakan kepada Rasulullah SAW.  Seperti ini "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus maupun toleran)." Makna As-Samhah dalam hal ini mengandung afinitas linguistik dan dengan tasamuh atau samaha, sebuah terminologi arab modern untuk merujuk pada  lata toleransi. 

Hadits ini seringkali dipakai sebagai rujukan islam untuk mendukung toleransi atas agama-agama lain. di mana beliau diutus Allah SWT, untuk menyebarkan ajaran toleransi tersebut.

Lalu sebagai makhluk sosial yang membutuhkan pendidikan , bagaimana interaksi atau keberanekaragaman agama di sekolah ? . Selama penulis bersekolah 12 tahun lamanya tidak terlihat  perpecahan pendidikan yang diakibatkan oleh latar belakang agama . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun