Mohon tunggu...
Yulia Marza
Yulia Marza Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, Employee

Saya ibu 2 orang anak, suka nulis, suka masakan berkuah, kadang suka mager.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namaku Tiara Part 3

16 Desember 2022   12:32 Diperbarui: 20 Desember 2022   10:10 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiara membiarkan Rayhan mengenggam tangan kirinya dan mengikuti langkah Rayhan menuju taman yang di maksud. Apa yang akan dibicarakan Rayhan? Apa segitu pentingnya hingga sampai mengajakku ke taman? Batin Tiara

Sebelumnya : Namaku Tiara Part 2

Taman sekolah itu bernama Salqin. Nama itu diambil dari Bahasa Uzbek yang artinya sejuk. Ya, Taman itu memang sejuk karena banyak aneka bunga dengan warna-warna indah, tumbuh di dalamnya. Ditambah lagi pohon eliana di sekeliling taman, yang semakin menambah ke asrian tamannya.. Taman Salqin sengaja dirancang khusus, agar para siswa nyaman berada di sana. Selain nyaman, taman itu juga dekat dengan perpustakaan. Murid yang sedang membaca pun bisa menyegarkan mata mereka dengan pemandangan indah taman tersebut.

Rahyan mengajak Tiara duduk di bangku taman. Sekilas, Rayhan tampak menghela nafas panjang. Tatapan matanya lurus ke depan seolah ada beban di hatinya. Setelah hening beberapa saat. Rayhan pun menatap ke arah Tiara.

"Ra, besok aku gak bisa nemenin kamu lagi. Papa menyuruhku mengurus usaha keluarga yang ada di KL. Sekalian aku juga studi di sana. Sekarang, aku mau kamu jawab jujur pertanyaan aku. Apa perasaan kamu udah ada buat aku Ra? Kamu tau kan Ra, aku sayang banget sama kamu? Apa perasaan sayang ku belum bisa kamu balas? Setidaknya untuk kali ini saja"  tanya Rayhan dengan lembut.

Tiara tak bergeming. Apa maksud Rayhan, besok, KL? Itu artinya Ray akan meninggalkan kota ini? Tiara masih mencerna kata-kata yang diucapkan Rayhan.

"Aku akan stay di Kuala Lumpur selama beberapa tahun. Papa menyuruhku membantu usaha di sana sambil kuliah" ucap Rayhan dengan tatapan sangat dalam pada Tiara.

Deg! Tiara terkejut. Bola matanya menatap Rayhan seakan meminta penjelasan lebih dari maksud ucapannya itu. Jantung Tiara berdegup kencang. Tatapan teduh Rayhan yang biasa menghipnotis dan, membuatnya gugup, kali ini malah membuat Tiara kehilangan akal sehatnya.

Untuk beberapa saat Tiara masih tak bergeming dengan mata yang masih mengarah ke dalam mata teduh milik Rayhan.

"Ra..Ra.. Hey..kamu masih di sini kan" ucap Rayhan sambil menggerakan tangannya ke depan wajah Tiara.

Tiara masih menahan degub jantungnya yang tidak bisa dikondisikan. Bukan sekali dua kali ia seperti ini bila berada dekat Rayhan. Tapi mengapa kali ini terasa berbeda?

"Ra" ucap Rayhan lagi sambil mengacak pelan rambut Tiara

"Eh.. anu..eh iya Ray.. Aku..aku..juga menyukaimu!" Kalimat sakti itu terlontar lancar dari bibir mungil Tiara. Entah darimana keberanian itu di dapatnya. Mungkin ini lah ungkapan terpendam perasaannya selama ini, hingga  tanpa sadar Tiara pun tak bisa lagi menahannya. Seketika Tiara langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Beneran Ra?" Ucap Rayhan sambil menatap Tiara.

Tiara mengangguk pelan.

Reflek, Rayhan memeluk Tiara. Tiara pun menikmati pelukan hangat lelaki yang telah mencuri hatinya itu.  Beberapa detik kemudian Tiara melepaskan pelukan itu sambil mendorong lengan Rayhan

"Udah Ray, nanti ada yang lihat?" ucap Tiara sambil tersipu malu

Rayhan melepaskan pelukan itu. Ia mendongakkan kepalanya ke atas sambil mengusap kedua tangannya ke wajah seperti orang mengucap syukur.

"Aku bahagia banget Ra, sangat bahagia. Setidaknya aku bisa tenang melanjutkan studi di luar. Aku harap kamu mau menunggu ku hingga lulus nanti. Makasih Ra, makasih" ucap Rayhan tak percaya sambil menatap dan menggenggam kedua tangan Tiara dengan erat. Tiara pun membalas genggaman tangan Rayhan dengan senyum manisnya.

"Hey..kamu nangis" ujar Rayhan sambil mengusap air mata Tiara dengan jarinya.

"Nggak kok, aku terharu aja. Aku gak boleh egois. Selagi itu baik menurut mu, aku akan mendukungmu. Aku akan berdoa untukmu Ray" Suara serak Tiara pada Ray.

"Kita masih bisa video call an, dan aku akan pulang bila kampus libur" balas Rayhan sambil kembali mengusap pipi mulus Tiara dengan kedua tangannya.

"Kamu tenang ya, percaya sama aku" ucap Rayhan lagi

Tiba-tiba telpon Rayhan berbunyi. Ia mengangkatnya di depan Tiara. Sepertinya dari mama Rayhan.

"Ra, aku gak bisa lama-lama nemenin kamu, hari ini aku janji mau ngantar mama ke rumah Tante Bianca. Nanti malam aku jemput. Ayo, aku antar pulang", Ujar Ray sambil menggamit tangan Tiara sambil berjalan menuju parkiran.

"Gak usah Ray, aku udah janji sama sahabatku, siang ini kami mau ke kafe Angkasa" jawab Tiara lagi.

"Ya udah kalo gitu, jangan terlalu lama, nanti malam kita keluar" ucap Ray balik.

Rayhan dan Tiara berjalan melewati lorong kelas, kerumunan teman pun tak seramai ketika Rayhan mengajak Tiara ke taman belakang. Sebelumnya Tiara sudah menghubungi Amel untuk menunggu di parkiran.

Saat di parkiran, ketiga sahabatnya itu sudah menunggu kedatangan mereka.

"Sori, agak lama aku pinjam teman kalian" ucap Rayhan
"Santai aja kali Ray" ucap Siska sambil menatap gentian Rayhan dan Tiara yang tersenyum.

"Ya udah, aku duluan ya, Ra, jangan lupa ntar malam, tunggu aku" Ucap Rayhan sambil menyalakan motor ninja kesayangannya.
Tiara hanya mengangguk. Sebelum berlalu, Rayhan mengusap pelan rambut atas Tiara sambil membisikan kata "hati-hati" dan Rayhan pun berlalu meninggalkan Tiara dan ketiga temannya di parkiran.


Ketiga temannya menatap Tiara sambil tersenyum.

"Ada yang udah jadian nih sepertinya" ucap Amel dan Siska berbarengan. Sementara Farel hanya tersenyum melihat Siska dan Amel yang menggoda Tiara.

"Apaan, udahan yuk, jadi kan ke kafe Angkasa"
suara Tiara mengalihkan godaan temannya.
"Jadi dong" balas Amel dan Siska serentak.

"Buruan, ntar keburu rame, dah jadwal makan siang nih soalnya" Ucap Farel lagi sambil meng off kan alarm mobilnya.
Ketiganya beranjak dari sekolah ketika jam sudah menunjukan pukul 11.30 siang. Sebenarnya pengambilan ijazah dilakukan pukul 9 pagi. Karena ada tambahan sepatah dua patah kata dari Kepala Sekolah dan beberapa guru di lapangan, jadilah molor hingga pukul 10.00 WIB.

Perlahan, mobil Honda Jazz biru itupun berlalu meninggalkan sekolah tercinta. Mereka langsung menuju kafe angkasa saja, tanpa singgah ke mie babe kesukaannya. Jalanan yang tidak terlalu ramai, akhirnya mereka sampai di kafe 15 menit kemudian. Keempatnya pun duduk di tempat biasa setiap kali datang ke kafe itu. Di pojok yang ada sofa dan meja bundar. Kafe pun belum terlalu ramai. Hanya terisi 7 meja yang berjarak agak jauh dari mereka.

2 jam tak terasa mereka habiskan untuk bercengkrama. Kadang cekikikan, kadang saling mengejek, adakalanya berpelukan layaknya anak kecil. Dan tetap Farel yang jadi bodyguard gadis-gadis cantik itu dari cowok usil bermata nakal.

Puas di kafe, mereka pun segera pulang diantar oleh Farel ke rumah masing-masing, karena ketiga gadis cantik itu diantar ke sekolah. Tiara diantar duluan, karena rumahnya berlawanan arah dari rumah mereka bertiga.

Bersambung Part 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun