"Ra" ucap Rayhan lagi sambil mengacak pelan rambut Tiara
"Eh.. anu..eh iya Ray.. Aku..aku..juga menyukaimu!" Kalimat sakti itu terlontar lancar dari bibir mungil Tiara. Entah darimana keberanian itu di dapatnya. Mungkin ini lah ungkapan terpendam perasaannya selama ini, hingga  tanpa sadar Tiara pun tak bisa lagi menahannya. Seketika Tiara langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Beneran Ra?" Ucap Rayhan sambil menatap Tiara.
Tiara mengangguk pelan.
Reflek, Rayhan memeluk Tiara. Tiara pun menikmati pelukan hangat lelaki yang telah mencuri hatinya itu. Â Beberapa detik kemudian Tiara melepaskan pelukan itu sambil mendorong lengan Rayhan
"Udah Ray, nanti ada yang lihat?" ucap Tiara sambil tersipu malu
Rayhan melepaskan pelukan itu. Ia mendongakkan kepalanya ke atas sambil mengusap kedua tangannya ke wajah seperti orang mengucap syukur.
"Aku bahagia banget Ra, sangat bahagia. Setidaknya aku bisa tenang melanjutkan studi di luar. Aku harap kamu mau menunggu ku hingga lulus nanti. Makasih Ra, makasih" ucap Rayhan tak percaya sambil menatap dan menggenggam kedua tangan Tiara dengan erat. Tiara pun membalas genggaman tangan Rayhan dengan senyum manisnya.
"Hey..kamu nangis" ujar Rayhan sambil mengusap air mata Tiara dengan jarinya.
"Nggak kok, aku terharu aja. Aku gak boleh egois. Selagi itu baik menurut mu, aku akan mendukungmu. Aku akan berdoa untukmu Ray" Suara serak Tiara pada Ray.
"Kita masih bisa video call an, dan aku akan pulang bila kampus libur"Â balas Rayhan sambil kembali mengusap pipi mulus Tiara dengan kedua tangannya.