Hari sudah pagi, tapi Yuli masih meringkuk di tempat tidur sambil memeluk guling. Pikirannya tertuju pada saat Surya memutus hubungan yang lagi terjalin. Lewat pesan WhatsApp.Â
Hari sebelumnya, hubungan keduanya memang dingin alias saling mendiamkan. Ketika Yuli kembali menghubungi, eh malah langsung diputusin. Tiba-tiba, tanpa pemberitahuan.
Otomatis si Yuli nggak terima dan mempertanyakan apa salahnya sampai dia harus menerima hal yang menyakitkan ini.
Surya menjelaskan panjang lebar sementara Yuli harus merasakan sakit yang membuahkan luka. Surya tetap teguh dengan pilihannya dan meminta Yuli merelakan. Surya bilang, "Jangan terus hubungi aku. Nanti kamu jadi makin susah move on."
Yuli menutup matanya, menahan butiran air yang siap tumpah.Â
"Semudah itu ya, Sur. Kamu emang udah nggak sayang aku lagi, "ucap Yuli lirih.
Ketika tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan, bahu Yuli berguncang dan matanya basah seiring buliran air yang meluncur melewati pipi.Â
Semalaman Yuli menangis, nggak bisa tidur nyenyak. Pikirannya penuh oleh si lelaki dengan kacamatanya itu. Paginya mata Yuli sembap sementara hatinya ah, jangan kau tanya bagaimana bentuknya. Dari yang merekah seperti bunga musim semi ke tanaman yang layu hingga akhirnya mengering.Â
**
Cerita di atas benar terjadi. Lima tahun lalu tapi pasti masih relevan terutama buat yang pernah diputusin pacar. Gimana tuh rasanya? Ditinggal pas lagi sayang sayangnya. Duh, pasti sakit, kan?Tapi, kali ini saya mau bagi tips tentang gimana caranya untuk bangkit dan memulai lembaran baru.
Para pemintas patah hati udah siap baca caranya, kan?
1.BersedihlahÂ
Sepertinya bukan solusi, ya? Tapi dengan bersedih, kita sudah memberi ruang buat diri kita untuk pelan-pelan menerima keadaan yang menyesakkan hati. Memang pada awalnya saya juga merasa sangat berantakan. Sulit buat bangun, rasanya sedih terus dan saat lagi beraktivitas, bisa-bisanya menangis. Tapi itu nggak papa.Â
Justru saat-saat inilah masa krisisnya. Biarkan dirimu menangis sampai puas. Waktunya berbeda ya, buat tiap orang. Saya bisa menghabiskan hampir tiga bulan buat bersedih. Hm, cukup lama ya? HeheÂ
Pas saya melihat lagi ke belakang tentang apa yang terjadi, ya ampun. Betapa konyolnya saya pernah hancur karena masalah cinta, haha.
2. Lakukan hal menyenangkan
Puas menangis, lakukan hal yang membuatmu senang, seperti main games, pergi ke taman atau lainnya. Pokoknya segala yang bisa membuat kadar serotonin naik. Kamu bisa juga mengajak teman buat melakukan hal ini. Lakukan setiap hal tadi sampai kamu merasa nyaman. Saran saya, jangan dulu cerita ke teman. Kamu malah jadi makin mengingat si doi.Â
Jadinya, fokus saja melakukan hobimu. Yakinlah kamu bisa melewati masa yang paling miris ini, ok?
3. Pakai baju yang berwarna cerah
Riset mengatakan kalau kita mengenakan pakaian yang cerah, perasaan kita akan jadi positif. Nah, kalau kamu lagi ada di fase patah hati, coba pilih baju atau aksesoris yang cerah. Bereksperimenlah dengan memadukan warna pada setiap pakaian yang kamu kenakan. Misalnya kamu pakai dress warna magenta atau merah muda. Cari sepatu flat lucu dengan warna senada.Â
Untuk tas, kamu bisa pilih sling bag warna pastel yang lembut. Jangan lupa pakai parfum dengan aroma yang menenangkan hati, ya. Dijamin kamu bisa menjalani hari dengan senyuman karena mood mu baik.
4. Stop stalking
Nah, ini godaan yang paling sulit. Ada saja pas lagi buka media sosial, tangan kita malah menulis nama si doi di kolom pencarian. Terus mencari tahu dia post apa atau kapan terakhir dilihat dia di WhatsApp. Kita jadi rajin banget update hal baru tentang doi.Â
Kalau kamu memang niat move on, please stop stalking media sosialnya. Hal ini akan memicu otak untuk kembali mengingat tiap momen. Nggak mau kan, udah capek move on, eh cuma gara-gara status dia, kamu jadi merana lagi? Ayo, kamu bisa move on dari dia dengan elegan. Saran saya, nggak perlu block dia juga. Nantinya kamu malah nyesel terus minta orang lain buat cari tahu tentang dia. Jadi makin rumit, kan? Makannya batasi dulu aktivitasmu di media sosial sampai kamu yakin udah cukup siap buat menjalani hari tanpa bayangan si doi.
5. Lepaskan dan relakan
Kalau kamu sudah melakukan langkah di atas, saatnya kamu melepaskan semua kenangan bersama si doi. Relakan setiap masa indah juga yang menyesakkan dada. Biarkan pikiran negatif yang menguasai berganti ke hal yang positif.
Tentu kamu nggak mau galau sepanjang hari, kan? Jadi, terimalah keputusan si doi dengan lapang dada. Ada hal yang tidak bisa kamu ubah jadi relakanlah. Lepaskan dan teruslah berjalan tanpa harus ada si doi di sisi.
6. Fokus pada dirimu dan raih bahagiamu
Yang terakhir, tapi paling manjur. Fokus pada mimpi terbesarmu dan lakukan langkah kecil untuk memulainya. Kalau kamu terbiasa untuk melakukan ini, pelan-pelan kamu akan melupakan dia dan menarik cinta baru yang lebih baik.
**
Meski kita pernah jatuh dan ditinggalkan, bukan berarti kita  malah menyalahkan semesta atas pertemuan dengan seseorang.
Ada kalanya mereka yang datang ke hidup kita itu mau memberi pelajaran berharga. Seperti kata Bernice Johnson Reagon ini:
'Life's challenges are not supposed to paralyze you. They're supposed to help you discover who you are.'
Dalam kasus Yuli, dia jadi belajar buat mengasah kemampuan diri. Ikut banyak kursus, menulis dan belajar memaafkan. Yuli sadar, kalau hubungan yang dipaksakan akan membuahkan luka lain. Jadi lebih baik putus, maafkan dan lupakan. Luka memang ada tapi kedamaian hati melingkupi setiap langkah.
Selamat berproses..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H