Mohon tunggu...
Fransisca Yuliyani
Fransisca Yuliyani Mohon Tunggu... Guru - Seorang pecinta bunga matahari | Gratitude Practitioner

Menaruh perhatian pada Law of Attraction dan manifestasi..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulang

30 Januari 2023   11:53 Diperbarui: 30 Januari 2023   12:47 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(gambar rumah dari artikelrumah123.com)

Tino mengulas senyum simpul. "Ah, aku nggak kayak kamu yang kuliah, Rum. Aku sibuk di sawah, kotor-kotoran di lumpur."

Arum menggeleng. Dasar Tino. Nggak berubah dari dulu. Selalu merendah. Nggak mau mengakui kalau dia punya bisnis peternakan sapi yang lumayan besar hingga bisa memberi pekerjaan buat orang lain. Dalam kondisi begini, info dari Ibu sangat bermanfaat.

"Rum, aku senang bisa lihat kamu lagi. Udah berapa tahun kamu nggak kelihatan," lanjut Tino.

Arum mengulas senyum tipis. Ah, Tino. Apa itu yang disebut rindu? Mungkinkah kamu juga masih punya perasaan yang sama denganku? Kalau iya, aku nggak akan keberatan tinggal di sini setelah lulus nanti.

"Aku baru sempat sekarang. Banyak tugas yang mesti aku selesaikan," jawab Arum sambil sepasang matanya menatap wajah nan teduh itu.

"Ah, ya. Aku doakan kamu bisa meraih mimpimu, ya," balas Tino dengan senyum lebar. Senyum yang membuat hati Arum berdebar penuh kehangatan. Persis seperti Tino menyatakan cinta dulu.  Apa mungkin hubungan yang lama itu masih bisa terjalin?

Arum membuka mulut hendak menjawab, tapi seorang wanita lain menghampiri mereka. Arum lekat menatapnya saat wanita itu menggenggam tangan Tino.

"Eh, maksudnya apa nih?" batin Arum.

"Mas, aku sudah selesai. Kita pulang sekarang?"                 

Pandangan Arum tertuju pada  wanita dengan gaun selutut itu. Perutnya membuncit di bagian bawah. Dari gelagatnya, Arum tahu dia sedang hamil. Terus apa hubungannya dengan Tino?

"Iya. Dek. Oh, ini teman lama Mas. Rum, ini Tari, istriku," ujar Tino dengan santai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun